Chanyeol tak lagi membahas mengenai keinginannya untuk membawa Baekhyun keluar dari circle-nya saat ini. Ia bahkan tak membahas hasil pembicaraannya dengan Jenderal Kim meskipun Kris dan juga Irene sangat ingin tahu jawaban apa yang diberikan oleh Paman sekaligus Pejabat tertinggi di Militer itu. Chanyeol tetap bungkam dan mampu bersikap biasa saja dihadapan anak buahnya atau pun ketika melihat latihan – latihan yang tengah dilakukan oleh Anggotanya atau pun Red.
Sementar bagi Yoora yang tidak tahu mengenai , adiknya itu tetap bersikap menyebalkan dan bahkan lebih menyebalkan dibandingkan sebelumnya karena selalu membawa Baekhyun kabur disaat pelajaran 'Khusus Dewasa'. Larangan dan bahkan hukuman yang Yoora teriakkan berulang kali tidak mampu membuat adiknya takut, dan tetap membawa Baekhyun kabur dari kelasnya.
"Ini peringatan untukmu kesekian kalinya Park Chanyeol. Baekhyun harus ikut kelas itu." Yoora menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya, bertolak pinggang dihadapan adiknya dan juga dihadapan para Anggota Phoenix yang tengah berkumpul di ruangan kerja kelompok Mafia itu.
"Kalau kau ingin jadi pasangan uji coba untuk Baekhyun silahkan saja, jangan buat anggotaku kabur dari kewajibannya." Lanjut Yoora dan ucapannya itu dihadiahi gelak tawa kecil dari para anak buah adiknya.
"Dia masih 17 tahun.. belum dewasa." Chanyeol menjawab santai, perhatiannya bukan terarah pada kakaknya melainkan pada lembaran catatan yang ada ditangannya sedari tadi ia baca.
Terdengar dengusan kekesalan dari Yoora setelanya diikuti decakkan kesal. "Belum dewasa eoh? Lalu kenapa kau cumbui dia setiap malam?!"
Mendengar ucapan itu Chanyeol memejamkan matanya, entah karena merasa bersalah atau karena malu mendengar hal yang seharusnya menjadi privasi dirinya dan juga Baekhyun. Pandangan matanya kini baru berbalas tatap dengan Yoora, mengenyampingkan lembaran di tangannya lalu beranjak dari posisi duduknya, memberikan perintah pada seluruh anggota keluar dari ruangan kerjanya, meninggalkan dirinya dan Yoora untuk membahas permasalahan antara kakak dan adik itu.
"Ucapanku benar. Jangan membantah!" Yoora kembali mempertegas bahkan sebelum Chanyeol berucap.
"Aku tidak mencumbui Baekhyun tiap malam Park Yoora.."
"Tidak? Lalu kau sebut apa itu bercak merah di badannya."
"Hanya sesekali.. lagi pula kulit Baekhyun itu sensitive.."
Yoora mencibir lalu memukul badan adiknya dengan cukup keras hingga Chanyeol merintih kesakitan.
"Mesum." Decaknya kesal lalu kembali memberikan pukulan lainnya. "Kenapa Baekhyun tidak melawan sih.. kau buat dia mabuk setiap malam ya?" Yoora mengungkapkan pertanyaan yang selalu berada di dalam hatinya setelah melihat bagaimana kondisi badan Baekhyun setiap paginya.
Chanyeol menggelengkan kepala lalu terkikik seorang diri.
"Dia anggota Red Chanyeol, aku ingatkan—"
"Untuk Kesekian kalinya, Yes, I know Lady.." potong Chanyeol pada ucapan Yoora yang sudah sangat sering ia dengar setiap mereka membicarakan masalah dirinya dan juga Baekhyun.
"Sudah tahu tetapi terus dilanggar eoh? Apakah itu sudah menjadi sifat dasar seorang Father? Selalu melanggar peraturan yang ada?"
Chanyeol mengangguk, mengusap kedua lengan Yoora lalu memberikan senyuman lebarnya yang terkesan menjijikkan untuk dilihat oleh sang kakak.
"Ck." Lagi Yoora berdecak kesal. "Setidaknya patuhi peraturannya Chanyeol, kau yang membawa dia masuk, seharusnya kau bisa mematuhi peraturan itu."
Selang beberapa detik setelahnya Yoora bisa melihat perubahan raut wajah adiknya, setiap pembicaraan hal ini ia selalu mendapati raut murung penuh kesedihan dan penyesalan dari sang adik, meskipun Yoora masih tak begitu paham alasan apa yang membuat adiknya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
РазноеMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?