Four - 05

2.4K 305 5
                                    

Para Officer dan Executive Phoenix yang melaksanakan operasi penyelundupan atau lebih tepatnya Operasi yang dicanangkan oleh Four—rencana yang ia buat untuk menjadi mata – mata di pihak Sunyoung—saat ini masih berada di posisi mereka yang sejak semalam mereka singgah. Menunggu didalam mobil yang terparkir di salah satu bukit yang terletak cukup tinggi dan menjangkau guna mengamati keberadaan rumah Sunyoung berada. Irene, Kris, Kai dan juga Sehun masih menunggu didalam mobil dan dalam posisi tertidur lelap, sementara Four, pria itu belum kembali dari rumah Sunyoung sejak semalam.

Irene menjadi orang pertama yang terbangun, mengingat semalam ia tidur dalam posisi duduk di dalam mobil yang sempti menjadikan dirinya mengeluh pada otot – otot badannya yang terasa kaku. Ia membuka pintu dan beranjak keluar dari kursi penumpang depan mobil dan lekas melakukan peregangan untuk sesaat, dan beberapa menit kemudian, perhatiannya kembali disiagakan melihat keadaan sekitar dimana mobilnya berada dan juga mengambil teropong miliknya untuk memeriksakan keadaan rumah Sunyoung.

"Ahhhh—astaga badanku."

Irene sontak kaget mendengar suara yang terdengar dan itu adalah suara Willis, Sehun, orang kedua yang terbangun diantara mereka. Pria itu menguap lebar dan meregangkan badan bersamaan tanpa peduli pada Irene yang tengah sedikit jijik memperhatikannya.

"Dia belum kembali?" Sehun menanyakkan, matanya masih tertutup dan kedua tangannya bahkan mengusap matanya berulang kali.

Irene menggeleng tanpa ia sadari. "Belum ada kabar, dan hanya Tuhan yang tahu apa yang ia lakukan semalaman disana." Sinis, dan dingin adalah apa yang bisa disiratkan dari nada ucapan Irene. "Aku mulai memikirkan jawaban apa untuk diberikan pada Lady bila ia menanyakkan mengenai apa yang kita lakukan saat ini.

"O—oh." Sehun membeo.

"Kau tidak memikirkannya kan? Tentu saja." Irene merendahkan dirinya.

"Cih." Sahutan dari Sehun. "Ngomong – ngomong, bagaimana kita memberitahu Chanyeol untuk pulang?"

Irene tidak membalasnya langsung, wanita itu tengah memperhatikan keadaan sekitar rumah Sunyoung, mencari tanda – tanda kehadiran Chanyeol keluar dari kediaman itu. "Apa dia tidak menghubungi ponselmu? Sejak kemarin malam ia sudah mematikan sambungan komunikasi kita, satu – satunya cara adalah hanya dengan menelepon."

Sehun menggeleng, "Belum ada panggilan darinya." Tangannya membuka ponsel miliknya dan melihat daftar panggilan disana yang tidak menerterakan nama Chanyeol atau Four. "Tidak mungkin dia langsung kembali ke safety house kan—"

"Hoooaaaaamm!"

Irene menggelengkan kepala mendengar suara menguap yang berasal dari mulut Kai, Jongin. "Tak bisakah temanmu memiliki sopan santun sedikit?"

"..Ya—Chanyeol belum kembali?" Jongin sudah bergabung berdiri di sebelah Sehun, merangkul pria yang memiliki tinggi hampir sama dengannya dan masih mengusap salah satu matanya.

"Ya Kim Jongin! Tak bisakah kau terlihat lebih gentle sedikit, aku wanita disini, cobalah menunjukkan sisi tampan dan kerenmu—oh astaga! Muka bantalmu sungguh jelek!" Irene menunjuk kearah wajah Jongin, sedangkan Sehun tertawa kecil disana dan Jongin menjulurkan lidahnya pada Irene.

"Ya! Kau itu tidak dianggap wanita disini." Sahutannya sebagai balasan terhadap Irene dan pukulan telak diterima olehnya sebagai balasan dari Irene.

FOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang