Semua mata melihat kearah drama dibalik pertemuan pertama kali antara Chanyeol dan Baekhyun, seharusnya tidak perlu seharu dan sedrama ini jikalau sejak awal Chanyeol sudah mengenalkan sosok sebenarnya dari jati dirinya kepada Baekhyun sebagai Chanyeol, bukan sebagai Four yang memiliki sosok dingin dan angkuh. Seluruh penghuni Safety House disana terus senantiasa menonton dan juga mendengarkan setiap curahan yang dilontarkan sosok Baekhyun dalam isakan tangisnya. Chanyeol bahkan tidak berniat untuk menyudahi, pria itu masih memeluk tubuh yang lebih mungil dalam dekapannya, setia mendengarkan dan juga terkadang ia mengusap punggung Baekhyun dengan begitu lembut.
Umpatan dan segala hal yang Baekhyun katakan rasanya sudah semuanya ia curahkan hingga tak ada lagi kata yang bisa ia ucapkan. Tersisa keterdiaman dalam waktu yang tak singkat di sela – sela segukan isakan yang masih terdengar dari dirinya.
Sedari tadi Chanyeol masih terdiam disana, tidak ada satu kata pun yang diucapkan pria itu selama Baekhyun mengeluh kesah dan itu membuat suasana menjadi canggung untuknya.
"Sudah menangisnya?" akhirnya Chanyeol bersuara, melontarkan pertanyaan saat Baekhyun membawa badannya terlepas dari pelukan pria itu. Suaranya masih sama lembut seperti sebelumnya, tidak lagi terdengar dingin dan cuek seperti ketika pria itu menjadi sosok Four dihadapan Baekhyun.
Baekhyun mengangguk, menghapus sisa – sisa aliran air matanya, Chanyeol membantu mengusap pelan meskipun diawalnya ia sedikit ragu untuk menyentuh pipi Baekhyun.
"Pipi mochi sudah hilang.." gurauan singkat itu nyatanya bisa membuat keduanya terkikik bersama. Baekhyun ikut terkikik tapi ia kembali menangis diakhirnya, entah ia terlalu bahagia atau ada kesedihan dibaliknya.
"Kemarilah.. aku masih merindukanmu.." ada yang mengajak meluapkan rindu kembali dan berbagi peukan dan itu bukanlah Baekhyun. Chanyeol-lah yang kembali menarik tangan Baekhyun hingga membuat badannya tertarik untuk masuk kedalam dekapan hangat pria itu, Keduanya kembali berbagi pelukan satu sama lain, dengan kedua mata terpejam untuk lebih menikmati aroma wangi tubuh yang sudah lama mereka rindukan satu sama lain.
"Chanyeol.." ada suara lirih yang memanggil dengan nada ragu.
"Hm?"
Baekhyun menggeleng, "A-aku hanya ingin memanggil namamu.."
Chanyeol tertawa kecil mendengarnya. "Kau tidak berpikir akan memeluk seorang hantu bukan?" Kini giliran Baekhyun yang tertawa dibuatnya.
"Maaf. Maaf karena aku tidak memberi tahumu langsung mengenai semuanya." Chanyeol memulai memberikan penjelasan yang seharusnya ia katakan sejak awal pertemuan mereka. "Maafkan aku. karena meninggalkanmu begitu lama, membiarkanmu mengalami semua hal buruk.."
Baekhyun memberikan gelengan kepala di dada bidang Chanyeol dan semakin memeluk erat badan pria itu, "Four sudah membalaskan semuanya.."
Mereka berdua tertawa bersama dan kembali dalam pikiran masing – masing masih dengan posisi saling berpelukan. Chanyeol perlahan – lahan melepaskan pelukan, membawa Baekhyun untuk melihat kearah wajahnya agar ia bisa melihat secara jelas bagaimana wajah gadis itu. Bagaimana wajah polos dengan kedua pipi yang selalu merona bila didekatnya, bagaimana gerak mata yang berkedip seirama ketika membalas tatapan terpusat dari Chanyeol.
Ada sepatah kalimat yang mungkin ingin diucapkan dari salah satu diantara keduanya tapi nyatanya hanyalah sebuah keterdiaman yang ada diantara mereka hingga akhirnta momen di antara mereka berdua harus terhenti karena suara teriakkan dari para penonton drama antara Chanyeol dan Baekhyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
عشوائيMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?