Baekhyun masih terdiam begitu Chanyeol mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar Chanyeol. Pria itu bahkan harus mempersilahkan dirinya untuk duduk di ranjang berukuran sedang, memintanya untuk menyamankan diri meskipun nyatanya Baekhyun masih merasakan canggung dan penuh tanya melihat keadaan kamar Chanyeol saat itu.
Segala isinya memang nampak berbeda seperti kamar Chanyeol kala itu, tapi masih tetap mencerminkan bagaimana sosok si empunya kamar. Pandangan mata Baekhyun sepenuhnya tertuju pada seisi keliling kamar hingga ia mendapati satu foto terpajang pada dinding kamar
Lantas Baekhyun beranjak bangun dari posisi duduknya, melangkah mendekat untuk melihat dengan jelas foto yang terpajang disana.
"I-ini.. ini fotoku.." ucapnya sementara atensinya masih pada foto yang terpajang disana, jemarinya ragu untuk menyentuh meskipun hatinya sangat ingin.
"Hm." Chanyeol menghampiri, memeluk Baekhyun dari belakang dan menyandarkan dagunya pada bahu Baekhyun dengan begitu nyaman.
"Itu fotomu, foto jelekmu." Chanyeol tersenyum, mencium pipi Baekhyun lalu melepaskan foto yang terpasang pada dindingnya untuk diperlihatkan pada Baekhyun.
"Satu – satunya foto yang Aku miliki, jadi jangan bertanya kenapa hanya foto jelek ini yang Aku pajang." Chanyeol lebih dulu memberikan alasannya meskipun Baekhyun tidak memperdulikan karena gadis itu masih tersenyum lebar nampak begitu senang melihat ada foto jati dirinya di kamar Chanyeol.
"K-kau menyimpannya?" tanya gadis itu masih dengan atensi pada lembaran foto di tangannya.
Ada yang tersenyum malu dan merasa gemas melihat tingkah laku dari sosok gadis dihadapannya dan hal itu semakin menguatkan tekad dalam dirinya yang masih tertahan enggan untuk diungkapkan.
"Tentu saja." Usakan lembut Chanyeol lakukan, lalu mengajak Baekhyun untuk kembali duduk di ranjangnya. "Hnaya dirimu alasan untuk aku kembali dari dunia Militer.. jadi hanya foto itu yang bisa menguatkan Aku untuk bisa menyelesaikan misi apapun yang diberikan padaku." Ucapnya menceritakan sedikit alasan mengapa dirinya menyimpan foto itu.
"Maafkan aku..."
Permintaan maaf yang dikatakan Chanyeol membuat raut wajah Baekhyun berubah penuh tanya.
"Karena meninggalkanmu, membuatmu menghadapi kesulitan seorang diri dan kini.. terjebak disini." Chanyeol melanjutkan, menggenggam tangan Baekhyun, mengusap dan mencium punggung tangan gadis itu. "Aku pastikan.. janjiku padamu kemarin akan aku tepati." Ucapnya meyakinkan membuat Baekhyun kembali memperlihatkan senyum manisnya lalu mengangguk.
Chanyeol membalas dengan senyuman, meregangkan kedua tangannya bertumpu pada ranjangnya dan tetap melihat ke arah Baekhyun.
"Apa yang Yoora lakukan padamu tadi?" tanyanya.
"Umm.. hanya berbicara mengenai pelatihanku nantinya."
Kembali Chanyeol merubah posisi duduknya, menghadap ke arah Baekhyun, bertatapan dengan gadis itu siap mendengarkan penjelasan lebih jelas mengenai pembicaraan antara Yoora dengan Baekhyun sebelumnya.
"A-aku tidak bisa berlatih denganmu lagi." Chanyeol bisa mendengar suara Baekhyun berubah menjadi lirih tak bersemangat ketika mengatakan kalimat itu. Gadis itu bahkan mulai menunduk, meremas jemarinya seorang diri.
"Yu—Yoora mengatakan aku tidak boleh jatuh cinta padamu.. kita tidak boleh.." Baekhyun menahan diri agar tak melanjutkan kalimat setelahnya karena takut akan menyinggung perasaan Chanyeol bila ia mengatakannya.
Seakan – akan Chanyeol mengerti bagaimana perasaannya, pria itu tersenyum lagi, mengusapkan tangannya pada pipi wajah Baekhyun untuk memberikan usapan lembut menghangatkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
RandomMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?