Dua ruangan pada kantor Markas Besar Militer Korea saat ini jelas terlihat perbedaan yang mencolok. Ruangan pertama dimana Yoora dan Baekhyun berada yang sebelumnya terasa dingin dan kaku kini lebih menghangat karena dua orang disana masih terlibat percakapan yang begitu asyik, tak hanya suasana yang menghangat terlihat disana. Mereka berdua bahkan terlihat saling berbagi suara tawa dan terdengar hingga di luar ruangan.
“… Victoria Mama memukulnya dengan cukup keras, tapi Chanyeol bisa lari kabur setelah pukulan yang kedua.” Baekhyun tersenyum lebar sementara Yoora berusaha menahan rasa sakit pada perut dan kedua pipinya yang sedari tadi berkontraksi karena gelak tawa yang tidak bisa ia tahan.
“Aku bahkan tidak tahu Chanyeol mau memelihara tikus dirumah—anak itu benar – benar..”
“Victoria Mama tidak mau ada hewan – hewan yang akan dibawa Chanyeol untuk dipelihara, setelah larangan itu, Chanyeol membawa semua hewan yang ia temui dan merawatnya di rumah pohon. Ayah membuatkan rumah itu untuk Baekhyun.”Senyuman yang menandakkan kebanggaan dari apa yang Baekhyun ucapkan terulas di wajahnya.
Yoora menahan senyumnya, ia memberanikan diri menggenggam tangan Baekhyun sebagai artian dari kepedulian hatinya mengingat keduanya tengah mengalami hal yang sama. Kedua orang tua mereka meninggal karena ulah seseorang.“Kau merindukan mereka?” Yoora menyudahi moment bahagia mereka dan kembali mencoba mengambil sedikit keterangan yang Baekhyun ketahui mengenai pembunuhan Chanyeol dan juga pembunuhan kedua orang tuanya.
Wajah anak itu mulai menunduk dan melepaskan genggaman tangan Yoora, “Aku tidak membunuh mereka semua.. aku tidak melakukannya..”
“Hey..” Yoora beranjak bangun dan segera berpindah posisi untuk berada disebelah Baekhyun. “Aku yakin kau tidak melakukannya.. dan aku tahu Sunyoung sudah menceritakan padamu mengenai rencananya bukan? Bagaimana dia membunuh Chanyeol? Atau dia membunuh—
“Aku tidak ingat.” Baekhyun mengangkat wajahnya, memperlihatkan wajah penuh tangis kepada Yoora. “Aku tidak ingat jelas bagaimana ia membunuh Mama, maupun Papa.. tapi dia menceritakan padaku ketika orang –orang yang bekerja dengannya mengirimkan bom tepat dimana Chanyeol berada saat itu. Mereka bukan hanya membunuh Chanyeol.. semua orang yang berada ditempat itu pasti terbunh di waktu yang bersamaan bukan?”
Yoora mengusap air mata Baekhyun dan menenangkannya. “Mereka terbunuh, tidak ada satu pun yang selamat saat itu—
“Sebenarnya Chanyeol pergi kemana? Kenapa ia harus pergi? Seharusnya Chanyeol menemaniku! Victoria Mama bahkan mengatakan tidak akan memisahkan kami sampai kapanpun!” Baekhyun berteriak namun matanya terpejam karena tangisanya tak kunjung berhenti.
“Baekhyun..” Baekhyun semakin terisak dan Yoora membawa anak itu masuk dalam dekapan pelukannya berharap ia bisa tenang dan tidak lagi mengingat kejadian – kejadian yang bukan disebabkan olehnya.
“.. kalau aku menolak ikut untuk menemui Ahjussi saat itu, mungkin Ahjussi tidak akan terbunuh—
“Bukan karena dirimu Ayah-ku terbunuh Baekhyun, semua itu adalah ulah dari wanita itu yang memang sudah berniat menghancurkan keluarga kita. Jadi jangan pernah menyalahkan dirimu tentang apa yang terjadi belakangan ini.”
Baekhyun tampak lebih tenang dibandingkan sebelumnya meskipun airmatanya masih mengalir pelan membasahi pipi wajahnya.
“Kau masih selamat dan tak lagi berada dibawah penjagaannya, itu adalah hal yang patut kita syukuri. Kau setuju denganku?” Yoora melontarkan pertanyaan dengan tetap memandangi Baekhyun untuk memberikan sedikit keyakinan dan keberanian dari anak itu.
“Aku tidak mau kembali kerumah itu.. a-aku tidak mau bertemu dengan wanita itu.. Eonnie jangan kembalikan aku pada mereka—
Belum selesai Baekhyun merengek pada Yoora, Chanyeol telah masuk kembali dalam ruangan, hanya berdiri di depan pintu dengan salah satu tangannya terangkat membawa kertas putih disana.
“Baek.. beristirahatlah dulu ya, kita akan bertemu saat makan siang nanti. Okey?” Yoora membawa Baekhyun duduk kembali dan memberikan kode pada dua anak buah dari Red yang bersama dengannnya. Luhan dan Kyungsoo—untuk menemani Baekhyun.
Yoora masih menutup rapat mulutnya meskipun Chanyeol tengah membawa dirinya masuk kedalam ruangan lain untuk bergabung dengan Kris dan Jenderal Kim.
“Ada apa? Apa anda sudah menemukan data milik Baekhyun?”
“Duduklah,” Yoora menurut apa yang dikatakan oleh Chanyeol. “Dan mungkin kau harus membaca apa yang tertulis disini.” Dokumen yang sebelumnya Chanyeol pahami kini tengah berpindah ke tangan Yoora dan ia langsung mengamati rentetan kata – kata yang tertulis disana.
“Aku ingin kita melakukan sesuatu menyangkut apa yang tertulis disana—
“Baekhyun kandidat Red?” Yoora tidak mendengarkan apa yang dikatakan Chanyeol padanya, ia lebih dulu memandang Junmyeon sebagai satu – satunya orang yang bisa memberikan penjelasan lebih detail mengenai keterangan yang tertulis di kertas itu.
“Aku sudah memeriksa track record pendaftaran kandidat anggota Red dan nama Baekhyun berada disana, usianya saat ini tepat 17 tahun dan dia harus mengikuti pelatihan untuk menjadi anggota Red. Sama seperti Chanyeol yang masuk pelatihan Militer di usianya 17 tahun, maka apapun keputusan yang kau inginkan, anak itu akan dilatih menjadi anggota Red.”
Yoora berpikir mendengar semua yang dikatakan Junmyeon padanya, memasukkan Baekhyun pada program Red memang akan memastikan jaminan perlindungan untuknya, namun yang ia takutkan adalah lemahnya fisik dan jiwa yang dimiliki Baekhyun saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR
RandomMafia dan Anti-Mafia. Revenge is everything, but how about Love. FOUR?