Chapter 9
Kegelapan menyambut Jin ketika ia melangkahkan kakinya masuk di apartemen tempat tinggalnya.Tangan kirinya meraih saklar lampu selagi tangan kanannya melepas sepatu yang ia pakai.Ia melakukan semua itu secara tidak sadar dan mengandalkan sisa energi terakhir yang ada di dalam tubuhnya,ia bahkan harus berusaha keras tidak menutup matanya saat itu juga.
Pundaknya terasa begitu kaku dan berat,kaki dan tangannya terasa seperti baru saja mengangkat berton-ton karung beras.Dirinya sudah tak kuasa lagi untuk membopong tas ranselnya sehingga ia hanya menyeretnya masuk.
Semenjak mengikuti kelas spesial Sung Sikyung jam istirahatnya semakin porak poranda.Ia harus pulang tengah malam setiap hari setelah mengantar Ahreum ke rumahnya namun ia juga harus bangun pagi esok harinya.Sedikit demi sedikit penyesalan tentang keputusannya menyanggupi permintaan Ahreum mulai menyerangnya.
“Sung Sikyung menelfonku tadi.”ujar sebuah suara.
Jin memicingkan matanya untuk melihat ayahnya berdiri di depan kamar tidurnya,lengkap dengan piyama tidur.Pria itu kelihatan mengerutkan keningnya,sedikit kebingungan dengan penampilan anaknya yang terlihat begitu kepayahan.Bahkan anaknya itu tidak memiliki sorot mata terganggu seperti yang selama ini selalu diterimanya setiap kali berusaha untuk menciptakan percakapan.
“Kenapa kau mau melakukannya?Apa hanya karena Ahreum?”tanya Kai.
“Bukan urusanmu.”kata Jin sambil melewati ayahnya.
“Kau tidak lelah?” perkataan Kai membuat Jin berhenti berjalan,”jadwal trainee di SM sudah padat,haruskah kau melakukan kelas itu juga?”
“Aku akan melakukan apapun yang ingin kulakukan.Berapa kali harus kubilang kau tidak perlu ikut campur?”kata Jin sambil menatap ayahnya kesal.
Saat Jin kembali berjalan ke kamarnya lagi-lagi suara Kai menghentikannya,”Kau tidak perlu melakukan ini semua kalau kau mau mendengarku.” Kai menyandarkan punggungnya pada kusen pintu,”sudah 4 tahun berlalu,bukankah sudah saatnya kau menyerah?Aku bisa menghubungi kenalanku dan membuatmu debut lebih cepat.”
Tanpa sadar kepalan tangan Jin menguat seiring dengan batas kesabarannya yang semakin pendek.Sampai kapanpun ia tidak akan sudi untuk debut hanya karena pengaruh yang dimiliki oleh orang tuanya,terlebih ayahnya.Ia yang memulai semua ini,maka ia yang harus mengakhirinya sendiri juga.
“Untuk apa?Agar aku merasa berterima kasih padamu?”kata Jin ketus.
Kai mengedikkan bahunya,”Aku hanya mengingatkanmu saja.Kau sudah cukup tua untuk hanya berdiam diri di rumah tanpa penghasilan.”
Kata-kata itu sanggup membuat Jin meloncat dari tempatnya berdiri dan menyerang Kai,namun ayahnya itu sudah lebih dulu masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.Akhirnya Jin melampiaskan kekesalannya pada pintu kamarnya dengan membantingnya sekeras mungkin,membuat Kai terlonjak kaget di dalam kamarnya.
~~~
“Leo-ya!Leo-ya!Bangun!”kata Sinwoo sambil mengguncang-guncangkan badan Leo berulang-ulang.
Perlahan arwah Leo mulai terkumpul dan matanya terbuka untuk melihat managernya yang terlihat panik.Leo ingin memprotes cara pria itu membangunkannya namun ketika melihat ekspresi wajah yang tidak biasanya ada itu Leo hanya bisa menghela nafas panjang.
“Wae?” tanya Leo malas sambil mengatur rambutnya yang acak-acakan.
“Hwang daepyonim mau bertemu denganmu secepatnya.”ujar pria itu.
Leo mengerutkan keningnya,untuk apa pemilik Jellyfish Entertainment itu ingin bertemu dengannya?Selama ini CEO itu tidak pernah meminta mereka untuk bertemu kecuali untuk hal-hal yang sangat penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretive Etoile
FanfictionIni adalah sekuel dari Love Jinx,namun jika kalian ingin membaca cerita ini tanpa lebih dahulu membaca Love Jinx kalian tetap bisa membaca ceritanya karena cerita ini pada dasarnya memiliki fokus karakter yang berbeda.tetapi sebagai pengarang tentu...