"Ikut gue yuk, kafe nya udah mau tutup." Ucap Jimin menarik tangan Vella.
"Mau kemana?!" Vella protes.
"Emang lo mau kemana?" Jimin malah balik nanya.
"Ih.. gue lagi pengen sendiri." Ucap Vella dengan tatapan kosong.
"Lo lagi kesambet ya?" Jimin heran.
"Haaaaaaahhhhhh... gue lagi bete tauuu!!!!!! Malahan dibilang kesambet, lo tu cowok apaan sih?!" Vella kesal setengah mati.
"Woy.. ini tempat umum, lo nggak bisa sembarangan teriak teriak.." Ujar Jimin dengan nada berbisik.
...
Akhirnya mereka berdua masuk ke mobil Jimin.
Vella menangis histeris seperti telah mengalami bencana.
Jimin yang hendak mengendarai mobilnya tidak tega melihat Vella menangis seperti anak yang kehilangan keluarganya.
"Lo mau cerita nggak sama gue? Tentang masalah lo, mungkin gue bisa bantu, kalo nggak mau nggak papa sih." Tawar Jimin.
"Anter gue ke taman." Ujar Vella.
...
"Lo kenapa sih?" Jimin semakin heran.
"Gue nggak mau dijodohin." Vella kesal.
"Lo masih mikirin itu?" Tanya Jimin.
"Ya gimana enggak? Gua dijodohin sama sahabat gua sendiri tau!" Ujar Vella sambil menitikkan air matanya.
"Jadi ini yang bikin lo nggak mau nurutin kata papah lu?" Tanya Nathan yang tiba tiba nongol.
"Nat-nathan? Kenapa lu di sini?" Jimin tidak menyangka.
"Gua ngomong sama Vella, bukan sama lo!" Bentak Nathan.
"Jadi karna cowo ini lu nolak permintaan om Ivan sama tante Lita?" Nathan heran.
"Kalo iya emang kenapa?" Vella nyolot.
"Vel?! Lo gausah boong sama Nathan, gue bisa di gebukin lagi sama dia." Ujar Jimin dengan nada berbisik.
"Udah diem aja lu." Jawab Vella.
"Oke.. ga masalah." Ujar Nathan sembari meninggalkan dua sejoli tersebut.
.
"Vel?! Apaan sih lo." Jimin agak kesal.
"Lo gak ngerti sih.. gimana jadi gue, kalo lo diposisi gue kan juga berabe." Gerutu Vella.
"Lah, lebih berabe lagi kalo lu ada diposisi gue, lo bakalan nanggung amarah banyak orang lah." Balas Jimin.
"Siapa yang bakalan marahin lo?" Vella malah bertanya.
"Nathan lah, dia pasti gebukin gua lagi, sampe biru biru punggung gue." Balas Jimin.
"Lo tuh di bully min!!! Lo nggak bilang ke guru?" Vella agak khawatir.
"Mana bisa, gue diancem Nathan." Balas Jimin.
"Dih.. kalo gitu gue yang bilang ke guru." Ujar Vella
"Eh, lu gabole bilang apapun.. plis, ini demi gua, plis." Jimin memohon.
"Emang kenapa? Lo diancem apaan sama Nathan? Kayak lo takut banget dah." Vella nyerocos.
"Ada.. tapi lu jangan bilang ke siapapun, gue aja cuma bilang tentang ini ke elu aja." Balas Jimin.
"Kalo gitu gua bilang ke Nathan aja." Ucap Vella.
"Vel.. plis, gue bisa celaka ntar.. kalo tau gini gue nggak ngasih tau elu." Balas Jimin.
"Oke sip." Vella mengacungkan jempolnya.
"Maksudnya?" Jimin tidak mengerti maksud Vella.
tbc,
