Pembacaan pemenang sudah dilakukan, kali ini tinggal pemberian trophy kepada pemenang.'Pemenang sudah di tentukan, keputusan juri tidak bisa diganggu gugat, pemenang sudah mutlak dan dimohon para peserta maupun penonton untuk menghormati keputusan juri yang menilai'
Ujar bapak panitia mengingatkan.
"Piagam penghargaan dan uang tunai, akan kami berikan kepada Stone International Art School.." Timpal panitia kembali.
"Lu masih yakin buat menang?" Vella cemas.
"Bentaran mungkin bakal iya, tapi kemungkinan menang prediksi gue tinggal 30% an." Jimin mulain tidak yakin.
"Piagam kedua dan uang tunai, kami berikan kepada perwakilan SM International High School"
"Ugh.. tuh kan.. udah gue duga.." Vella mengernyitkan dahinya.
Jimin membuang nafas berat dan mengelus dadanya sambil berkata
"Yang penting kita kan udah usaha."
"Pemberian Trophy, piagam penghargaan, dan uang tunai sebesar 50 juta rupiah diberikan kepada perwakilan Berth International of Music School"
"Yayyy." Teriak Vella kegirangan.
Tanpa sengaja mereka berdua berpelukan melepas penat di belakang panggung.
"Sorry, gue ga sengaja." Vella merasa bersalah.
Usaha Vella dan Jimin terbalas kemenangan yang mengharukan tersebut.
"Vellllll..... congrats!!!" Teriak Rose dan Milla barengan.
"Thanks." Balas Vella
..
"Jimin.. makasih." Vella berterima kasih kepada Jimin.
"Gue juga berterimakasih sama lo, dan maaf yang waktu itu." Ujar Jimin dengan muka memelas.
"Oh kalo itu, gue belom maafin lu, dan jangan lo kira kalo kita menang kompetisi berarti gue maafin lo." Balas Vella santai sambil meninggalkan Jimin.
"Belom dimaafin ya?" Tae tiba tiba nongol.
"Ternyata dia ga kayak orang lain ya?" Jimin malah balik nanya.
"Maksud lo?" Tae masih nggak ngerti.
"Ya, dia nggak bakalan maafin gue." Jimin menghela nafas.
..
"Vell.. lo kan udah menang, sekarang makan makan yuk.. lu yang traktir." Ujar Milla.
"Setuju tuh." Rose kegirangan.
"Lah kenapa gua? Harusnya kan kalian yang traktir gua." Vella tidak setuju.
"Kita ga punya duit, lo kan baru aja dapet limapulu juta, masa ngga mau traktir sih???" Rose yang pintar beralasan dan mengambil kesempatan emas.
Vella memutar bola matanya dan berbalik arah menuju warung langganan nongkrong Vella dan geng nya.
"Budhe.. mie instan tiga." Ujar Vella sambil mengacungkan ketiga jarinya.
Memang selera Vella dan geng nya itu sederhana, mereka bahkan lebih suka makan di warung langganannya ketimbang di restoran mewah.
Padahal orang tua mereka bisa dibilang cukup sukses dan mempunyai banyak uang.
"Vella yang bayar budhe.. dia abis menang kompetisi loh." Ucap Rose sambil menaikkan kedua alisnya.
"Wahhhh... selamat nih, neng Vella.. budhe ga bisa kasih apa apa malahan, oh gini aja.. neng Vella, Milla, dan neng Rose bisa makan sepuasnya tanpa bayar." Ujar budhe Lestari penjaga warung.
"Waaahhhhh.. boleh juga tuh." Ucap Vella, Milla, dan Rose bersamaan.
"Tapi jangan banyak banyak ya neng, nanti budhe rugi lagi." Budhe Lestari khawatir.
"Iya tenang aja." Ujar mereka bertiga kompak sambil mengacungkan jempolnya.
tbc,
Next >>
