Sontak, Vella dan teman temannya kaget dan langsung berlari kencang keluar dari kediaman Vella.
"Huh.. huh.. untung ngga ketauan satpam." Ujar Vella yang masih ngos ngosan.
"Lah? Kirain lu udah kerjasama sama satpam." Balas Milla yang juga masih ngos ngosan.
"Enggak bisaa.. semua orang rumah uda tau kalo gue mau tunangan, apalagi satpam, beuh dia mah udah ngejaga ketat biar gua kaga kabur." Jawab Vella panjang lebar.
"Oo.."
"Tapi kok, satpam nggak ngegembok gerbang belakang?" Timpal Rose.
"Tadi, mama sama papa baru aja keluar, katanya mau beli apa gitu.. tapi mobilnya diparkir di belakang.. ya mungkin aja satpamnya lupa ngegembog." Jelas Vella kembali.
"Oo, yaudah sekarang kita mau kemana?" Tanya Rose sambil mengemut permennya.
"Gatau dah, kita jalan aja dulu." Balas Vella santai.
"Kita uda berkorban bolos nih buat lo, masa iya masih disuruh jalan." Milla protes.
"Halah, lagian kalian toh juga seneng mbolos." Pekik Vella.
"Tapi kita susah payah ijin sama satpam, tadinya mau manjat, eh malah ada satpam baru, liat kita. Mampus dah." Jelas Rose.
"Trus gimana?" Vella masih penasaran.
"Ya untungnya gue masih ngantongin surat ijin keluar yg buat fotocopy waktu itu, yg soalnya fotocopy di sekolah itu rusak." Timpal Milla.
"Yeuu.. kalo nggak, kelar dah kalian sama satpam baru itu, gosipnya juga dia killer banget." Pekik Vella disambung dengan tawanya yang terbahak bahak.
..
Akhirnya mereka bertiga sampai di taman yang sudah cukup jauh dari rumah.
Dan akhirnya mereka duduk dan ngudud bersama:v (ga lah)
Hingga akhirnya hari mulai petang, dan mereka pulang kerumah masing masing.
..
"Vella, habis dari mana kamu?" Ujar Ivan dengan tatapan sinisnya.
"Maafin Vella pah, papa bisa kok marahin Vella, tapi tadi Vella ada kerja kelompok yg harus banget diurus." Vella ngelak.
"Apa dari dulu papa sama mama nggak ngajarin kedisiplinan?! Kamu udah SMA Vell.. seharusnya kamu paham lah sama situasi dan kondisi!" Ivan membentak Vella.
"Emangnya papa pernah ngajarin apa sama Vella? Bukannya papa terus aja fokus sama perusahaan ya? Sampe sampe Vella dititipin sama simbok. Segitu sibuknya ya pah?" Vella tidak terima.
"Papa nggak mau debat sama kamu, kamu udah banyak malu maluin papa di depan orang orang penting, kalo kamu kaya gini terus, mau jadi apa kamu besok." Ucap Ivan dengan nada cukup halus.
"Vella bisa kok, nentuin karir Vella kedepannya, dan Vella juga bisa milih jodoh yang tepat buat Vella." Vella masih protes pada papanya itu.
"Kenapa ini?" Ujar Lita yang melihat mereka berdua berdebat lagi.
"Vell, masuk kamar sekarang, biar mama yang bicara sama papamu." Ujar Lita dengan nada berbisik.
..
tbc,
Next part>>