Chapter 8

3.6K 495 24
                                    

Happy Reading

.

.

.

Disalah satu rumah sakit nampak suasana terasa sangat tegang dengan seseorang yang terbaring diatas kasur pesakitan di ruang UGD. Nampak wajah seorang pria tampan masih terlihat tidak tenang dan menunggu dokter yang masih mencoba menolong orang terkasihnya. Dengan memakai baju tsirt yang dipadukan training hitam pria tampan itu tak memikirkan bagaimana dirinya sekarang, bahkan rambutnya tidak tertata rapi saking frustasinya. Ya bagaimana tidak frustasi saat adiknya berhasil melukai istrinya yang bahkan selama ini selalu berbaik hatinya. Ia sangat marah dan tidak bisa percaya akan kejadian nahas yang menimpa istrinya.

Mungkin---sekarang ia sudah tidak peduli lagi kepada Wonwoo. Bahkan tanpa sadar ia telah mengusir adiknya yang dulu selalu ingin lindungi, lalu kemana perginya janji yang selalu ia katakan kepada sang adik ? Bukankah janji hanyalah janji, dan ia tidak bisa menempati janjinya kepada sang adik yang sekarang entah pergi kemana. Apakah saat sadar nanti Seungcheol---pria itu akan mencari keberadaan Wonwoo jika Jeonghan yang menyuruhnya ? Atau mungkinkah Seungcheol akan membiarkan Wonwoo pergi dan tidak lagi peduli padanya ?

"Seungcheol-ssi apa kau baik-baik saja ?" Seungcheol tersadar dari lamunannya saat suara lembut dari seseorang berhasil membuyarkan lamunannya.

Seungcheol yang merasa dirinya sejak tadi melamun mengusap wajahnya dengan kasar. Terlihat jelas raut lelah diwajah tampannya. Sadar dirinya mendapat tatapan seolah untuk segera menjawab pertanyaan dari pemilik suara lembut yang berada tepat disampingnya, "Aku tak apa. Jisoo-ssi bisakah kau tidak mencari keberadaan Wonwoo ? Aku tahu sejak tadi kau mencoba mencari tahu keberadaan Wonwoo dengan menanyakan kepada warga sekitar."

Suara berat dengan penuh kekecewaan itu membuat hati Jisoo tak karuan. Jisoo memang merasa kasihan kepada pria muda bermata rubah yang pergi meninggalkan rumah atas perkataan Seungcheol, namun---ia juga merasa senang dan mungkin sebentar lagi dirinya akan menjadi seseorang yang penting bagi Seungcheol. Hatinya berkata yakin bahwa keinginannya ini akan segera terkabulkan melihat kondisi Jeonghan yang mengkhawatirkan. Ya sebelumnya memang dokter berkata bahwa luka yang dialami Jeonghan cukup parah akibat benturan itu, dan juga sahabatnya itu kehilangan anaknya yang entah kenapa Jeonghan bisa mengandung. Dan bahkan Jeonghan seorang pria.

Jisoo mengangkat sebelah lengannya dan meletakkannya tepat dipunggung Seungcheol. Jisoo mendiamkannya untuk beberapa detik dan pada akhirnya ia berhasil mengelus punggung kokoh yang sekarang terlihat rapuh, "Tenanglah Jeonghan akan segera pulih dan bisa bersamamu lagi. Aku yakin ini memang sangat berat untukmu. Tapi---kau tidak seharusnya melakukan itu pada adikmu. Walau bagaimanapun Wonwoo membutuhkan dirimu. Kejadian tadi bukanlah keinginannya melukai Jeonghan. Itu hanyalah kecelakaan." ungkap Jisoo dengan penuh percaya diri walau hatinya berteriak senang. Mungkin---jika ia tak pandai berakting sudah jelas Seungcheol akan membencinya karena kepura-puraannya.

"Tapi dia telah membunuh anakku ! Aku tidak akan pernah memaafkannya. Dia hampir saja membunuh dua nyawa sekaligus. Seharusnya sejak dulu aku meninggalkannya karena Wonwoo adalah seorang gumiho yang bisa melukai siapa saja." Ucap Seungcheol tanpa sadar ia telah membocorkan rahasia adiknya kepada Jisoo, membuat Jisoo begitu yakin dengan pikiran yang selama ini ia pikirkan. Ia cukup terkejut jika Wonwoo memang bukanlah manusia biasa.

Jisoo menarik kembali lengannya dengan menatap kedua mata tajam Seungcheol yang sekarang pemiliknya tengah menatapnya, "Apa maksudmu bahwa Wonwoo adalah Gumiho ? Jangan bercanda ini sungguh tidak lucu. Bagaimana mungkin di jaman modern ini masih ada cerita seperti itu. Aku tahu kau sangat khawatir dengan Jeonghan, tapi tolong jangan membuat lelucon yang tak masuk akal ini hanya untuk menghibur dirimu sendiri."

Are You Human? [SVT / END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang