Chapter 30

4.6K 426 39
                                    

Ps: Yang mau demo silahkan 😌
.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Masih dijalanan kota Seoul, terlihat banyak orang yang mengerumuni seseorang yang baru saja menjadi korban tabrak lari. Terlihat dipangkuan anak remaja sang korban menatapnya dengan tatapan sayunya. Korban itu tak lain adalah Wonwoo---pria rubah yang harus menjadi sasaran tabrak lari dari mobil yang melaju begitu kencang kearahnya. Tubuhnya terpental begitu jauh, hingga---tidak sempat ia menghindarinya.

Chan---anak remaja itu tak sanggup menahan kesedihannya. Air matanya mengalir deras dengan sendirinya saat melihat betapa parahnya luka yang dialami Wonwoo. Beberapa menit yang lalu Wonwoo masih bisa berjalan dengan bebas dan berbincang dengannya. Tapi---sekarang sosok pria rubah ini hanya bisa menatapnya dengan pandangan sayunya. Seluruh tubuhnya kaku dan tak bisa digerakkan sama sekali.

Wonwoo menatap dengan sedih kekasihnya yang berada dalam rengkuhan sang ibu. Kekasihnya yang tak lain adalah Mingyu tak sadarkan diri tepat dihadapannya. Wonwoo sadar jika dirinya masih berada ditengah jalan dengan banyak orang yang mengerumuninya, namun---karena takdir ia melihat dengan jelas kedua orang yang sangat disayanginya diatas trotoar itu.

Hatinya menjerit memanggil nama keduanya saat tenggorokannya tercekat seolah tak mengijinkannya untuk bicara. Ia hanya pasrah dengan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Bau anyir tercium oleh hidung bangirnya. Itu adalah bau darah miliknya. Tak bisa dipungkiri jika Wonwoo memang mendapat luka yang cukup parah.

Wonwoo pasrah saat tangan Chan menggenggam erat tangannya yang mulai dingin. Wonwoo mencoba mempertahankan kesadarannya yang mulai menghilang. Tubuhnya sangat sakit dan rasanya ingin sekali ia menangis. Tapi---rasanya air mata juga sulit untuk menetes. Wonwoo dengan segala kefrustasiannya hanya bisa memejamkan kedua mata sayu penuh harap. Ia berharap jika dirinya masih diberikan kesempatan untuk hidup. Ya iya hanya berharap kepada tuhan.

"Kau jangan menutup kedua matamu seperti ini, hyung. Kumohon bertahanlah." lirih Chan dengan mengguncang tubuh tak berdaya Wonwoo. Namun---Wonwoo seolah tuli dan lebih memilih bertahan dengan menutup kedua matanya yang semakin memberat. Ia tak bisa membuka kembali kedua matanya. Sebelum ia benar-benar menyerah dengan rasa sakit ini. Dengan sabar ia mendengar---

"WONWOO-YA."---suara seseorang yang tak begitu asing dipendengarannya. Itu suara seseorang yang teramat dirindukannya dan bahkan pernah menjadi korbannya. Siapa lagi jika Jeonghan---kakak iparnya.

Wonwoo merasa tubuhnya diambil alih oleh Jeonghan yang memeluknya begitu erat, sampai---ia mendengar jelas isakan yang selama ini tidak pernah didengarnya. Jeonghan menangisi dirinya yang tak berguna ini. Apakah hidupnya memang selalu ditakdirkan untuk membuat orang disekitarnya merasa sedih dan terus menangis ? Tidak bisakah ia berhenti untuk tidak membuat mereka terus meneteskan air matanya ? Ia begitu kecewa kepada dirinya.

Tidak hanya pelukan hangat yang Wonwoo rasakan. Tapi---juga sebuah genggaman erat pada tangannya yang tak begitu asing. Wonwoo yakin itu adalah tangan milik sang kakak---Choi Seungcheol--- dengan suara lirih yang memanggil namanya. Namun---ia bisa apa ? Ia bahkan lebih memilih untuk tetap menutup kedua matanya erat sampai kegelapan benar-benar mengambil kesadarannya. Setelahnya ia tak mengingat apapun.

Are You Human? [SVT / END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang