Chapter 28

3.7K 399 24
                                    

Happy Reading

.

.

.

Ini adalah hari libur. Dimana semua orang tengah menikmati hari libur mereka dengan berjalan-jalan atau sekedar beristirahat dari aktifitas yang sangat melelahkan. Seorang remaja nampak tidak melakukan apa yang orang lain tengah lakukan. Di hari libur untuk pertama kalinya ia sejak tadi pagi menjaga seseorang yang tak dikenalnya terbaring lemah diatas kasur kecilnya. Nampak raut tak sabar tercetak jelas diwajahnya. Jujur saja ia tidak sabar menunggu pria itu membuka kedua matanya dan menyapanya.

Mentari sudah berada tepat diatas kepala dan cukup terik. Ini sudah lewat dari dua belas jam pria yang penuh luka lebam itu enggan untuk membuka kedua matanya. Remaja itu Chan memahaminya, mungkin---pria asing ini masih membutuhkan banyak istirahat setelah apa yang dilaluinya kemarin malam. Ia benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa mereka menculik pria manis seperti ini dan melakukan sesuatu yang sangat dibenci orang-orang. Ya mereka seolah memperbudak dan menyalurkan nafsu mereka ketubuh Wonwoo.

Pria yang masih enggan membuka kedua matanya itu memang Wonwoo. Wonwoo yang berhasil ia tolong setelah insiden tabrakan kemarin malam. Chan memang saat itu hendak masuk kesalah satu pintu dengan pencahayaan temaram. Namun---siapa sangka saat dikoridor ia bertabrakan dengan seorang pria dengan tubuh penuh luka lebam, walaupun memakai baju. Tapi---tetap saja masih terlihat jelas, kenyataannya baju itu tidak bisa dikatakan sebagai baju layak.

Chan masih setia menatap wajah Wonwoo yang begitu pucat dan jangan lupakan juga beberapa luka yang menghiasi wajah manisnya. Ia merinding dengan banyaknya luka yang Wonwoo dapat dari penculikan itu. Dan lebih merindingnya lagi saat dokter yang memeriksa keadaannya berkata jika Wonwoo besar kemungkinan akan mengalami trauma. Itulah kenapa Chan begitu ingin pria manis itu membuka kedua matanya dan melihat bagaimana keadaannya. Chan berharap jika perkataan dokter itu salah.

"Kapan kau akan membuka kedua matamu, Wonwoo-ssi ?" gumam Chan dengan mengganti handuk yang berada dikening Wonwoo. Wonwoo demam dan sejak malam tadi demamnya masih sama tidak menurun. Bahkan Wonwoo harus diinfus karena ia tidak mendapat asupan makan sejak kemarin.

Chan tidak keberatan jika harus mengeluarkan beberapa uangnya untuk mengobati Wonwoo. Justru ia senang karena bisa menemukan Wonwoo begitu cepat tanpa harus berurusan dengan si penculik itu. Mungkin---jika dirinya terlambat sedikit saja, yakin jika ia tak akan bisa menemukan Wonwoo. Tidak hanya itu Chan bahkan langsung melaporkan mereka kepada polisi, beruntung polisi langsung datang dan menangkap ketiga orang itu. Dan sebenarnya hari ini ia akan pergi ke kantor polisi untuk menanyakan alasan mereka menculik Wonwoo, tetapi---menunggu kesadaran Wonwoo jauh lebih penting daripada pergi kesana.

Tuan Park datang dengan jam pasir yang berada dikedua tangannya. Ia mendekati cucu kesayangannya yang masih setia menunggu Wonwoo sadar. Tanpa bicara pria tua itu mendudukkan tubuhnya tepat disamping Wonwoo terbaring lemah tak berdaya. Kedua tangannya menyimpan jam pasir itu dengan perlahan kenakas samping tempat Wonwoo terbaring.

Chan mengalihkan pandangannya dari Wonwoo kepada jam pasir yang melaju pelan. Ia merasa aneh dengan jam pasir itu, kemarin malam kakeknya mengatakan jika jam pasirnya melaju cepat. Tapi---sekarang jam pasir itu melaju normal seperti biasanya. Mungkinkah karena sekarang manusia setengah rubah itu telah aman bersamanya ? Chan berharap setelah ini semuanya akan baik-baik saja. Ia berjanji setelah pria itu siuman akan mengantarkannya ke keluarganya. Meskipun kakeknya pernah mengatakan jika hidup pria itu sangat menderita, tapi---ia yakin ada beberapa orang yang tengah mengkhawatirkannya.

Are You Human? [SVT / END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang