Chapter 20

3.6K 444 13
                                    

Happy Reading

.

.

.

Mingyu masih tak bergumam. Diamnya Mingyu membuat Wonwoo begitu khawatir. Apalagi ia menjelaskan yang sebenarnya pada waktu tidak tepat. Seharusnya ia sadar diri jika Mingyu baru saja memdapatkan kepanikan karena dirinya. Dan sekarang Mingyu harus kembali mendapatkannya dengan hal yang mungkin menurutnya tidak masuk akal.

Wonwoo meraih tangan Mingyu dan menggenggamnya erat. Ia takut Mingyu berubah pikiran dan mengusirnya dengan segera. Tetapi ia tidak bisa menyembunyikan kenyataan pahit ini darinya. Bukankah sudah terlihat jelas bahwa tadi ia begitu kesakitan tepat dihadapan Mingyu dan Nyonya Kim. Tak bisa dipungkiri kedua manusia normal itu akan ketakutan dan sekaligus khawatir secara bersamaan melihatnya. Dan tadi saat ia kembali sadar Nyonya Kim terus menemaninya dengan raut wajah khawatir.

"Aku tahu kau tidak percaya dengan perkataanku ini, Mingyu-ya. Tapi kumohon jangan membenciku barang sedikitpun." kembali Wonwoo berkata lirih dengan wajah pucat pasinya.

Mingyu tidak tahu dengan perasaan yang semakin gundah. Entah apa yang harus ia lakukan setelah mendengar kejujuran dari seorang Choi Wonwoo orang yang sangat dikaguminya. Baik ia memang menghargai perkataan jujur Wonwoo, tetapi---kenapa sangat menakutkan seperti ini. Benarkah bahwa dirinya masih bisa merasakan indahnya dunia dan juga bernapas karena bantuan dari Wonwoo ? Tidak masuk akal memang.

Mingyu melepaskan sebelah tangannya yang digenggam oleh sang pujaan hati dan ia mengangkat tangannya menyentuh pipi tirus sang kekasih dengan tatapan lembutnya. Ia mengelusnya dengan perlahan hingga---membuat Wonwoo merasa sangat tenang. Elusan Mingyu memang sangat berarti baginya. Dan tanpa sadar membuatnya sulit untuk melepaskan Mingyu yang sudah seperti bagian dalam nyawanya. Tentunya karena manik rubah yang bersarang ditubuh Mingyu.

Mingyu masih menatap Wonwoo hangat dengan senyum yang terpatri diwajah tampannya. Wonwoo yang melihatnya tahu bahwa Mingyu tengah mencoba menenangkannya. Namun---sikap tenangnya justru membuatnya takut. Ia takut bahwa Mingyu tengah merencanakan untuk mengusirnya dengan cara yang sebaik mungkin dan tidak menyakitinya. Mungkinkah ?

"Memang jika manik rubah yang berada dalam tubuhku kau ambil. Benarkah aku akan mati ? Aku masih belum percaya bahwa selama ini hidupku bergantung pada manik rubahmu. Aku hanya berpikir seperti cerita dongeng yang sering diceritakan oleh orang diluar sana." ucap Mingyu angkat bicara. Walaupun Mingyu berkata dengan santai, tetapi---tetap saja membuat Wonwoo tidak tenang.

Wonwoo masih memandang Mingyu tanpa bisa mengalihkan pandangannya dari pria tampan ciptaan tuhan itu, "Maaf aku terpaksa melakukannya karena---tidak ingin melihatmu mati dengan cepat. Aku hanya merasa bahwa kau adalah orang yang akan menolongku dalam kesengsaraan ini. Kau boleh membenciku dan hidup seperti biasa, tetapi---aku hanya ingin kau menjaga manik rubahku dengan baik. Mungkin aku akan mengakhiri hidupku dengan____"

Cup.

Dan Mingyu menghentikan perkataan Wonwoo dengan sebuah ciuman. Wonwoo terdiam cukup lama atas perlakuan Mingyu yang tengah memberikan ciuman hangat. Akankah dirinya bahagia dengan ini ? Jika memang bahagia, tetapi---ia merasa begitu sesak. Sesak karena Mingyu menghentikan perktaaan yang selama ini ia ingin ucapkan. Sejujurnya perkataan itu adalah sebuah kalimat yang mungkin sebagai tanda dirinya menyerah dalam hidupnya.

Are You Human? [SVT / END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang