Chapter 27

3.4K 394 38
                                    

Happy Reading

.

.

.

Lee Chan---anak remaja yang tinggal bersama seorang kakek tua itu merenung didalam kamarnya seorang diri. Pikirannya kalut akan kejadian yang membuat dirinya tak bisa melupakannya begitu saja. Tadi---saat dirinya pulang sekolah, tepatnya di jalan yang menuju sebuah gedung tua melihat seseorang tak sadarkan diri dibawa oleh beberapa orang berpakaian serba hitam. Dan ia yakin bahwa tadi itu adalah penculikan. Tidak mungkin jika bukan penculikan, mereka membawa orang itu ke gedung tua ?

Helaan napas terdengar dikamar sempit itu. Chan tidak bisa memikirkan hal lain selain kejadian itu. Bahkan buku yang tadi keluarkannya untuk mengerjakan tugas masih belum dibukanya sama sekali. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam yang mungkin saja sebentar lagi ia akan tidur atau rasa kantuk akan menyerangnya. Tetapi---untuk malam ini sepertinya ia tidak akan bisa tidur, sebelum ia datang ketempat itu untuk memastikan.

Ia mengacak surai hitamnya dengan kepala yang sedikit berdenyut sakit. Sepulang sekolah tadi ia tidak bisa melupakannya dan ia juga tidak menemukan sang kakek yang selalu memberikan masukan dengan apa yang dipikirkannya. Hanya Tuan Park---pria tua yang ditolongnya dan sekaligus menjadikannya seorang kakek untuknya.

Chan kembali diam saat dipikirannya terlintas dengan pembicaraannya bersama sang kakek tempo hari. Remaja itu mengingat tentang ciri-ciri gumiho yang kakeknya ceritakan. Gumiho itu bermata sipit bak seekor rubah,  berkulit putih pucat, dan bertubuh kurus. Tapi---entah ini kebetulan atau tidak, ciri-ciri itu sama persis dengan orang yang tak sadarkan diri tadi. Mungkinkah benar bahwa pria itu adalah gumiho ? Dan mereka menculiknya karena ketahuan jika pria itu adalah gumiho.

Tidak. Itu tidak mungkin terjadi jika mereka mengetahui yang sebenarnya. Jika memang terjadi, berarti nyawa pria itu dalam bahaya. Chan bangkit dari duduknya dan bertekad untuk ke gedung itu untuk memastikan bahwa pria itu baik-baik saja. Tidak ingin menghilangkan banyak waktu, Chan mendekati lemari pakaiannya dan mengambil mantel tebalnya. Karena cuaca malam ini sangat dingin dan juga gerimis yang tak hentinya sejak sore tadi.

"Chan-ah kau akan kemana ?" Chan terperanjat kaget dengan suara seseorang yang sempat dipikirkannya tadi.

Chan membalikkan tubuhnya dan melihat Tuan Park menatapnya bingung di ambang pintu. Dengan tampang polosnya Chan menyunggingkan sebuah senyuman seperti biasanya, "Aku harus memastikan sesuatu, harabeoji." jawab Chan membuat pria tua itu masih dilingkupi rasa bingung.

"___sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu, harabeoji. Ini tentang saat aku pulang sekolah tadi."

Tuan Park masuk kedalam kamar Chan dan mendudukkan tubuhnya dipinggir kasur cucu angkatnya ini. Ia senang dengan kesederhanaan Chan yang lebih memilih tinggal dalam sebuah flat kecil ketimbang rumah mewahnya. Ia menepuk pelan kasur milik Chan untuk menyuruh cucunya duduk disampingnya dan lebih nyaman bercerita.

Chan menurut dan duduk disamping sang kakek dengan menatapnya serius, "Tadi aku melihat seseorang tak sadarkan diri dibawa masuk ke gedung tua didekat sekolahku, harabeoji. Kau tahu ? Pria itu sama persis dengan pria yang kau ceritakan tempo hari lalu. Aku yakin pria itu adalah gumiho, bahkan sekarang hujan tak berhenti. Padahal cuaca sangat cerah." jelas Chan dan membuat pria tua itu menatapnya serius.

Are You Human? [SVT / END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang