Akhir-akhir ini Rose hanya berdiam saja dirumahnya, meski Jisoo sering mengajaknya untuk pergi maupun menjenguk Lisa, tapi ia selalu menolaknya. Sekarang didalam pikirannya adalah Jennie.
Terlihat ia hanya menatapi jendela luar, dengan tatapan yang kosong. Dengan mata yang sayup, pikiran yang kosong.
"Kenapa aku sesakit ini saat melihatmu menangisi orang yang tidak ingat padamu?. Aku heran pada diriku, kenapa aku hanya menahan diriku didalam sini?, seharusnya aku disampingmu dan menemanimu. Dengan keadaan seperti ini, kau pasti membutuhkan tempat bersandar. Aku siap Jennie-ah disamping mu meski kau hanya menganggap ku sebatas teman" Bicaranya dengan tatapan yang kosong.
Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu kamarnya, ia pun kaget saat mendengarnya. Dengan setegar mungkin ia melangkahkan kakinya menuju pintu, dan berusaha untuk tersenyum.
Cklek..
Pintu pun terbuka dengan sangat pelan, "Kamu? Kenapa kemari?"
"Seharusnya aku yang bertanya, kau kenapa? Dan ada apa? Kenapa akhir-akhir ini kau berubah?"
Rose menundukan kepalanya. "Jisoo-ah.."
"Wae? Apa ada yang kau sembunyikan dariku?"
"Ahh.. Tidak ada" Rose pun menjawabnya dengan sedikit gugup.
Jisoo menggenggam tangan Rose, dan ia pun mengajak Rose untuk duduk di ranjang kamarnya. "Apa ini karena kamu selalu memikirkan Lisa?"
Rose menatap wajah Jisoo. "Aku memikirkannya, karena itu aku tidak ingin melihatnya yang tidak kenal dengan diriku ini"
"Mianhae Jisoo" Batinnya.
Jisoo menghelus-helus lembut rambut Rose, "Kamu tidak perlu seperti ini, Apa kamu tidak merasa kasihan kepada Jennie? Seharusnya kamu harus disampingnya dan memberi semangat kepadanya. Saat ini ia pasti merasa kesepian"
"Jika kau tahu? Bahkan aku ingin terus-menerus berada disampingnya"
Rose menghela kan nafasnya. "Benar, sepertinya aku harus menemani Jennie"
"Baiklah, kau harus sarapan dulu. Ini aku sudah membawakan mu sesuatu"
Rose pun tersenyum dan mengambilnya, ia pun memakannya sesekali menyuapkannya ke Jisoo.
"Aku tidak bilang bahwa aku tidak mencintaimu Jisoo, tapi hanya saja hatiku masih menyimpan nama Jennie"
----
Hari ini Jennie membawa semua kenangannya bersama Lisa sebelum Lisa hilang ingatan, ia membawa foto, ataupun cincin tunanganya agar Lisa bisa mengingatnya kembali.
Dengan semangat ia pergi ke rumah sakit dimana Lisa sedang berjuang untuk mengingat segalanya.Setelah sampai ia pun menggenggam foto-fotonya, dan di tangannya pun ada dua cincin yang terpasang sangat indah dijarinya.
Seketika kakinya terhenti saat ia akan masuk kedalam, ia melihat Lisa sedang tertawa sangat bahagia bersama Sana. Jennie pun tidak sadar bahwa ia tersenyum dengan air mata yang mengalir secara perlahan membasahi pipinya.
"Apa saat ini kau sudah bahagia? Sampai saat ini pun kau tidak pernah menanyakan tentangku, siapa aku!. Apa kau sudah benar-benar melupakanku?" Ucapnya dengan suara tangisan yang sangat sesak.
Dari kejauhan seseorang sedang memperhatikannya, ia pun melangkahkan kakinya menghampiri Jennie. Ia memegang bahu Jennie, dan ia pun memutar tubuh Jennie untuk menghadapnya. Dengan cepat ia memeluk tubuh Jennie dengan sangat erat.
Suara tangisan yang saat ini sudah terdengar sangat jelas di telinganya, ia masih memeluk tubuh Jennie walau Jennie tidak membalasnya. Dengan perlahan ia melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Perjodohan . Jenlisa
FanfictionKenapa harus dijodohkan ? bahkan aku saja tidak pernah mengenalnya ! ~Lalisa Manoban [ GXG ] [ Selesai , 30 Chapter ] ✔