Setelah beberapa minggu dirawat dirumah sakit. Saat ini Jennie sudah berada di rumahnya, ia sudah diperbolehkan untuk pulang. Karena kondisinya yang sudah membaik, hanya saja tubuhnya masih lemas.
Sedangkan Lisa, sudah lama sekali ia di perbolehkan untuk pulang, tapi ia selalu menolaknya. Alasannya ia akan menemani Jennie.
Jennie yang tertidur dengan sangat pulas, tidak terasa bahwa matahari pagi sudah menusuk matanya dari sela-sela jendela. Matanya pun perlahan terbuka.
Saat Jennie sudah membuka matanya, tiba-tiba.
Cup..
Seseorang mencium pipi Jennie sekilas. "Selamat pagi Jennie Manoban, tunangannya Lalisa, calon istrinya Lisa"
Jennie hanya tersenyum lebar. "Kapan kamu kemari? Dan pagi lagi datengnya."
"Cukup lama aku disampingmu, dan menatapi wajahmu"
Jennie terdiam sejenak. "Lisa-ah?"
"Wae?"
Tidak ada jawaban dari Lisa, ia pun duduk disamping Jennie dan menatapi wajah Jennie. Semakin dekat wajahnya dengan wajah Jennie, jaraknya kini sudah sangat dekat.
Tepat dibagian telinga Jennie. "Kamu bau! Mandi sana."
Setelah mengucapkan itu, Lisa langsung berdiri dan menatapi wajah Jennie sambil tertawa.
Jennie mendengus kesal. "Aku bau, yaudah pergi sana!"
Jennie pun mengalihkan pandangannya, dengan cepat Lisa memeluk tubuh Jennie dari belakang. "Aku hanya bercanda"
Tidak ada jawaban dari Jennie. Lisa pun jahil, ia menciumi leher kanan Jennie dengan cara bergantian, Jennie pun merasa geli. "Aishh.. Lisa, berhentilah!"
Lisa pun segera berhenti dengan aksi jahilnya itu. "Mainhae"
Jennie memutar tubuhnya menghadap Lisa. "Baiklah, jika aku bau! Aku akan mandi"
"Anniya, aku hanya bercanda"
Jennie pun tidak menghiraukannya, ia berdiri dan berjalan dengan sangat pelan. "Kemana?" Tanya Lisa.
Jennie menoleh kearah Lisa."Mandi! Kenapa?, mau ikut?"
"Boleh" Dengan semangat Lisa menjawabnya.
"Mesum!" Jennie pun segera masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam kamarnya.
Lisa hanya terkekeh, sembari menunggu Jennie selesai mandi, Lisa pun mengelilingi kamar Jennie. Ia tersenyum saat mengingat awal-awal dia dan Jennie bertemu.
Saat beberapa menit kemudian, Jennie pun keluar dari kamar mandi. Dengan memakai handuk baju, dan rambut yang basah membuat dirinya menjadi sangat sexy. Lisa membulatkan matanya saat melihat Jennie.
"Ada bidadari"
Jennie pun mendekati Lisa, tepat sudah dihadapan Lisa. "Yahh!! Aku ingin memakai baju"
Lisa menggelengkan kepalanya. "Terus?" Dengan sangat polosnya ia menjawab.
"Kamu keluar, aku mau pakai baju"
"Wae?"
Jennie menarik nafasnya, dan berjalan menuju lemari bajunya.
Sedangkan Lisa yang menatapi Jennie tanpa mengedipkan matanya, ia masih memandangi tubuh indah Jennie. Dengan tidak sadar bahwa kini Jennie sudah kembali mendekat kearahnya.
"Jika kamu tidak ingin keluar, bantu aku mengaitkan ini"
Lisa pun membantu Jennie mengaitkan dalamannya, "Kamu sangat sexy, aku tidak sabar untuk menghalalkanmu"
Jennie memutar tubuhnya, ia mendekati Lisa. Dengan masih memakai baju handuk. Ia mengibaskan rambut basahnya itu, dengan tatapan yang sangat sexy, bibir bawah yang ia gigit. Semakin dekat pula jarak mereka.
Kini Lisa yang sudah tidak tahan dengan godaan Jennie, ia pun melangkahkan kakinya mundur, langkahannya terhenti karena tubuhnya sudah menempel di dinding. Sedangkan tubuh Jennie kini sudah sangat dekat, dengan jahil Jennie memainkan tali yang mengaitkan antara baju handuknya itu.
Kini Jennie sudah dihadapan Lisa, hanya beberapa inci saja. Jennie memainkan baju Lisa, Lisa yang sudah memejamkan matanya dan mengeluarkan keringat dingin.
"Tidak.. Aku sangat gugup. Aku belum siap!" Batin Lisa.
Saat Jennie sudah mendekati bibirnya dengan bibir Lisa. Tiba-tiba Lisa pun berteriak.
"Wooohhhh..."
Jennie pun kaget dengan apa yang Lisa perbuat, ia pun memundurkan tubuhnya itu.
Lisa membuka matanya dengan perlahan, setelah itu pun ia berlarian meninggalkan Jennie keluar.
Jennie hanya tertawa. "Kenapa keluar?"
"Kamu Mesummm!!!" Ucapnya yang sudah menutup pintu kamar Jennie.
Beberapa menit kemudian..
Kini Lisa sudah kembali menghampiri kamar Jennie, dengan sangat pelan ia membuka pintu kamar Jennie.
Ia melihat sosok Jennie sedang duduk di depan cermin, sambil melakukan ritual wanita umumnya, apa lagi jika bukan memakai make up.
"Kenapa? Aku tidak akan menggoda mu lagi" Teriak Jennie dari dalam.
"Aku tadi hanya kebelet, karena itu aku pergi." Ucap Lisa yang sudah berjalan menghampiri Jennie.
Jennie hanya tersenyum. Ia pun kembali menghadap cermin, sembari memakai make up yang natural.
Tiba-tiba Lisa teringat dengan laki-laki yang bersama Jennie kemarin. "Jennie-ah?"
Jennie hanya menoleh Lisa dari arah cermin. "Aku ingin bertanya kepadamu"
"Siapa laki-laki yang waktu itu?"
Jennie pun sudah selesai, ia berdiri mengadap Lisa. "Aku tidak ingin membahasnya"
"Aku hanya ingin tahu saja"
Jennie menundukan kepalanya. "Dia orang pertama yang aku cintai sebelum kamu"
"Kenapa kamu tidak jujur waktu aku bertanya kepadamu?"
"Aku ingin memberi tahumu, tapi dia--"
Belum selesai bicara, tiba-tiba Lisa langsung memeluk tubuh Jennie. "Aku tidak ingin mendengarnya, lupakanlah dia"
"Mianhae"
Lisa pun memeluk tubuh jennie, begitu pula Jennie memeluk tubuh Lisa.
-----
Saat ini Rose sudah bersiap-siap untuk pergi kerumah Jennie, karena ia dan Jisoo sudah sepakat untuk melihat Jennie.
Sekarang Rose sudah tidak memikirkan cintanya lagi kepada Jennie, karena menurutnya, cintanya itu hanya akan ia miliki sendiri. Ia pun sudah menerima Jisoo dengan sepenuhnya.
Jisoo pun sudah berada didalam mobil sembari menunggu Rose yang keluar dari rumahnya.
Beberapa menit kemudian, Rose pun sudah keluar dari rumahnya dan langsung masuk kedalam mobil milik Jisoo.
Di perjalanan menuju rumah Jennie, tidak banyak yang mereka bicarakan, Rose memilih untuk berdiam saja dan menatapi jalanan.
Jisoo yang merasa canggung dengan suasana saat ini, ia pun memilih untuk membuka suara. "Kenapa kamu hanya diam?"
"Mainhae" Ujar Rose menunduk.
"Untuk apa?" Tanya Jisoo heran.
"Tidak, hanya saja aku merasa bersalah kepadamu"
Jisoo hanya tersenyum, "Kamu tidak akan pernah salah dimataku"
Deg..
Kini Rose sudah semakin bersalah kepada Jisoo, Rose pun sudah berjanji tidak akan mencintai Jennie lagi.
-----
Tbc..
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Perjodohan . Jenlisa
FanfictionKenapa harus dijodohkan ? bahkan aku saja tidak pernah mengenalnya ! ~Lalisa Manoban [ GXG ] [ Selesai , 30 Chapter ] ✔