<Bab 3>

81 21 3
                                    

PAGI ini Keana bangun dengan perasaaan yang ceria, entah mengapa. Ia menyibakkan selimut berwarna biru mudanya itu, lalu ia berjalan menuju kamar mandi.

*~•~*

Ia sudah memakai seragam khusus sekolahnya. Ia mengucir kuda rambutnya, tidak lupa ia memoleskan bedak yang tipis serta ia mengoleskan lip-balm ke bibir merah mudanya.

Ia mengunci pintu kamarnya, setelah itu ia menuruni tangga. Seperti keadaan biasanya, rumahnya sepi dan meja makan tidak seramai dulu.

Mungkin orang tuanya sudah berangkat kerja terlebih dahulu, dan mungkin kakaknya masih ada di kamar atau entahlah. Yang Keana ingat jelas, mamanya baru saja keluar kota tadi pagi dini hari, sedangkan papanya sedang mengurus perusahaannya yang ada diluar negeri, dan sepertinya juga sama, take off saat pagi dini hari tadi.

Ia melihat kearah meja makan, hanya ada roti tawar beserta selai stoberi dan selai cokelat kacang.

Keana mengambil satu lembar roti tawar lalu ia mengoleskan roti tawar itu dengan selai cokelat kacang. Ia memakan roti itu hingga mulutnya penuh. Setelah itu ia meminum air putihnya.

Keana memakai sepatunya terlebih dahulu, dan ia berjalan menuju luar rumahnya.

Saat sudah di luar, ia melihat ada motor ninja berwarna putih susu, sudah pasti itu Givan.

Ia menyandar pada jok motor sambil memainkan handphone-nya.

"Van!" panggil Keana.

"Eh tuan putri lama banget dah. Pangeran cape menunggu." ujar Givan mendramastisir keadaan.

Keana melihat penampilan Givan dari atas sampai bawah. Baju seragam putih dengan tiga kancing atas yang sengaja di buka, baju yang tidak di masukkan, dan tidak memakai sabuk.

Penampilan itu sudah mirip bad boy realita. Keana heran, masih ada aja... orang seperti itu. Padahal berbuat seperti itu tak ada manfaatnya, bukan manfaat yang di dapat tetapi masalah yang ada.

"Serius amat lo liatnya, gue tau kok kalau gue itu ganteng. Tapi jangan gitu juga liatnya, gue jadi ambigu nih." ujar Givan sambil menampilkan senyum smirk nya.

"Ih! Siapa juga yang mau bilang lo ganteng! Penampilan lo kayak preman pasar tau." ujar Keana dengan wajah kesalnya.

"Penampilan kayak preman pasar, gini-gini banyak yang suka tau," ujar Givan dengan membusungkan dadanya.

"Ish! Udah lah buruan!"

"Iya tuan putri jangan ngambek dong!" Givan menaiki motornya dan kembali memasang helm-nya.

Jujur, sebenarnya Keana agak sedikit susah atau ke-walahan. Soalnya ia belum terbiasa menaiki motor ninja seperti ini.

Ia menaiki motor pelan-pelan, dengan tangan yang memegang pundak Givan. Dan, yah akhirnya bisa.

"Ngendarain motornya jangan kenceng-kenceng ya! Awas lo kalo kenceng-kenceng!" Keana memperingatkan Givan.

"Iya, tenang aja tuan putri..." Givan tersenyum di balik helm full-face nya.

Givan langsung mengendarai motornya dengan kecepatan sedang untuk menuju sekolah.

*~•~*

SMA Mutiara Bangsa, 06.45 WIB

Di antara satu objek yang ada, membuat para murid-murid perempuan yang sedang lewat di tempat itu, melihat satu objek itu dengan tatapan elang, lebih tepatnya tatapan itu diberikan kearah Keana.

Keana || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang