<Bab 4>

67 19 0
                                    

"TADI lo bolos ya, Van?" tanya Keana sambil menyodorkan helm yang di pakainya ke Givan.

"Kok lo tau sih kalau gue bolos?"

"Ya tau lah, biasanya kalau orang bolos tuh ke rooftop." ujar Keana.

"Yaudah, lo masuk gih. Udah mau maghrib nih," ujar Givan.

Keana mengangguk lalu ia berjalan menuju rumahnya.

Givan belum mengendarai motornya, setelah memastikan Keana masuk, ia meninggalkan rumah Keana itu. Sebenarnya rumah mereka dekat, hanya berbeda jalan saja.

*~•~*

Di kamar Keana,

Keana menduduki ujung kasur sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah, setelah selesai mengeringkan rambut, ia memainkan handphone-nya.

BRAK!

Keana tersentak kaget, itu adalah suara bantingan pintu yang berasal dari kamar sebelah, yang notabene-nya adalah kamar kakaknya, Kayra.

Mendengar suara bantingan pintu kamar Kayra itu, Keana mendadak cemas dengan perasaan tidak enaknya yang datang secara tiba-tiba.

Akhirnya Keana memutuskan untuk datang ke kamar Kayra, kemudian ia mengetuk pintu kamar Kayra dnegan sangat tidak sabar.

"Kakak... kakak... tolong buka pintunya! Kak... buka  kak..." Keana masih terus mengetuk pintu kamar Kayra.

Namun tak kunjung mendapat balasan, perasaan Keana semakin kalut. Ia takut kalau kakaknya itu sedang terjadi apa-apa.

Saat Keana ingin membuka pintu kamar kakaknya, tidak bisa, karena itu dikunci. Keana berfikir sebentar.

"Kunci cadangan! Nah iya itu!" ia mencari kunci cadangan di lemari yang ada di dekat dapur.

Keana membuka pintu lemari yang ada di dekat dapurnya.

Saat sudah menemukan barang yang ingin dicari, ia menaiki tangga kembali lalu ia menuju kamar kakaknya.

Ia mencari kunci yang pas untuk kamar kakaknya, dan yaps, akhirnya terbuka juga.

"Kakak!" ia menemukan Kayra yang sedang tergeletak lemas di karpet yang berada di kamarnya.

"Kak... kak bangun kak! Kak! Banguuunnn... !" Keana menepuk-nepuk pipi kakaknya namun Kayra tak kunjung sadar.

Keana mengambil handphone miliknya yang berada di kamar, lalu ia menelpon dokter keluarganya.

Klik!

Keana menutup sambungan telepon dengan dokter keluarganya.

Sambil menunggu dokter datang, Keana mengambil minyak kayu putih lalu ia mengoleskan sedikit minyak itu ke tangannya, lalu ia menyodorkan tangannya ke hidung kakaknya.

*~•~*

Di kamar Kayra,

"Jadi keadaan Kakak gimana dok?" tanya Keana cemas.

"Kayra tidak apa-apa, Keana. Hanya saja dia terlalu ke-capean."

"Jadi obat nya dok?"

"Nggak perlu obat kok, karena hanya kecapean biasa. Jadi, nanti pas sudah siuman Kayra di kasih air putih hangat ya," ucap Dokter Risna (dokter keluarga Keana) sambil tersenyum simpul kearah Keana.

Keana || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang