<Bab 21> ¦Dia Kembali¦

17 3 0
                                    

ORANG itu tersenyum puas, ketika melihat preman itu telah pergi meninggalkan halte bus.

Sementara Keana? Ia masih terus menutup wajahnya, dengan keringat dingin.

Orang itu tersenyum miring menatap Keana, lalu ia menari paksa, sambil membekap mulut Keana. Lalu dibawalah Keana kearah belakang.

Mendapat perlakuan secara tiba-tiba yang seperti itu, ia berteriak-teriak dengan nyaring.

"Aaaaaaa! Tolongin gueeeee!"

Sementara orang itu tersenyum puas kembali, lalu membuka bekapan nya.

Akhirnya, Keana bisa bernafas dengan lega setelah bekapan dari mulutnya itu terbuka.

"Ish! Lo itu! Nge-bekap mulut gue, aja! Tangan lo bau tau!" ujar Keana dengan pandangan yang masih ter-fokus kearah mulutnya, tanpa melihat siapa orang yang membekap nya itu.

Orang itu tersenyum miring, lalu angkat bicara, "Hai, tuan putriku!"

Keana tersentak kaget dengan suara yang sangat dikenali nya itu, ditambah, ia sangat merindukan suara itu, sontak saja Keana langsung menatap keatas untuk mengenali, apa benar, itu orang yang sangat-sangat di rindukan nya.

"Gi-van? Ini... Lo? Ini... beneran lo, kan?" ujar Keana dengan pandangan yang berkaca-kaca, pasalnya ia sangat merindukan wajahnya dan suaranya.

"Iya, ini beneran gue, tuan putri!" sahut Givan.

Sontak saja, dekapan yang erat memeluk tubuh Givan, yah itu Keana.

"Gue kangen banget sama lo, Van!" ujar Keana dengan memeluk Givan, karena menurutnya ini adalah posisi yang ternyaman.

"Iya... gue juga, tuan putri." Givan membalas dekapan Keana itu, lalu di elusnya punggung Keana itu.

Keana masih terus mendekap Givan tanpa berniat untuk melepaskan nya, ia sangat nyaman dengan posisi ini.

Karena suasana yang semakin senja ini, membuat mereka melepas pelukannya yang ber-durasi lama sekali.

"Gue masih kangen sama lo, Van." jujur Keana.

"Tuan putri masih kangen? Ini, ada gue disini kok. Tenang aja," ujar Givan lembut.

"Ini udah mau malem, dan kita berdua masih disini? Ayo pulang. Gue anterin." ujar Givan, lalu ia menggandeng Keana menuju tempat dimana ia mem-parkirkan motornya.

*~•~*

Setelah sampai di depan motor Givan, Givan mengambilkan helm yang ia belikan khusus untuk Keana.

Givan mengambil helm tersebut lalu memasangkan nya pada Keana.

Karena untuk mengaitkan helm tersebut sangat susah, Givan memajukan tubuhnya lalu ia menyesuaikan tingginya dengan tinggi Keana.

Lalu wajah Givan tepat berada di depan wajah Keana. Keana menahan nafasnya, lalu ia meneguk saliva nya.

Pasalnya, posisinya dengan Givan sangatlah dekat, hal itu membuat jantung Keana berdetak lebih cepat.

"Sudah!" seru Givan, lalu ia membantu Keana untuk menaiki motor ninja nya.

Dengan cepat Keana memegang tangan Givan laly menaiki motor Givan.

Givan menancap gas motornya, lalu motor tersebut melaju dengan kencang.

Di jalanan raya, mereka menikmati semilir langir yang mulai ber-angsur-angsur malam.

Keana || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang