<Bab 6> ¦Feel Moment❤¦

58 19 0
                                    

KEANA sudah siap dengan pakaian seragam khas SMA-nya. Ia mengucir kuda rambutnya, lalu ia memasang sebuah jepit pita yang dipasang di samping kanan poninya.

Setelah selesai, Keana memakai tasnya, kemudian ia berjalan menuju arah luar rumahnya.

"Van, lo udah lama nunggu?" tanya Keana saat sampai di depan motor, dengan posisi Givan menduduki jok motornya. Yah, akhir-akhir ini Givan yabg selalu meminta untuk mengabtar-jemputnya, padahal Keana bisa naik bus. Tapi... rejeki nggak boleh ditolak kan? :)

Givan menoleh ke sumber suara lalu ia melihat Keana yang sudah berada di depannya. Penampilannya kali ini beda sekali, kemarin-kemarin yang rambutnya sering diurai, kini di kucir dengan jepit pita yang mempermanis penampilannya.

"Hoi! Jangan ngeliatin gue mulu! Gue tahu, gue itu cantik, tapi ngelihatinnya gausah gitu juga kali." ujar Keana seraya menatap Givan risih.

Givan mengerjapkan matanya, "Gak. Siapa bilang kalau tuan putri cantik?" ujar Givan jaim.

"Lo aja manggil gue tuan putri, udah terbukti kalau gue itu cantik." ujar Keana.

"Iyain aja kasihan soalnya." gumam Givan mengambil sebuah helm berwarna putih lalu ia memakaikannya ke kepala Keana.

Ini baru pertama kalinya, Givan memasangkan helm kepadanya. Biasanya Keana sendiri yang memasang helm saat di antar jemput Givan. Namun saat sekarang, entah mengapa, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat Givan memasangkan helm itu kepadanya.

"A-ayo! Cep-cepetan, Giv!"

"Kenapa gugup gitu? Baper ya?" jahil Givan.

*~•~*

SMA MUTIARA BANGSA, 06.50

Yap, setelah berhasil menempuh jarak perjalanan selama 20 menit, akhirnya mereka sampai juga di sekolah dengan keadaan sehat wal afiat.

Akibatnya, dengan macet yang warbyasah sekali menurut Keana, waktu yang ditempuh harusnya 10 menit kini menjadi 20 menit, kalau untuk soal jalan pintas, mereka kelewatan. Tinggal di kota yang ber-ibu kota ya wajib menerima resiko macet yang warbyasah.

Kini tatapan para murid perempuan yang berada di parkiran menatap kearah Keana dan Givan. Beragam sekali tatapan yang diberikan, ada yang memberi senyuman tipis pada Keana dan Givan dan ada yang penuh amarah dan sinis.

"Ngapain sih, si sempak miper bareng si Givan terus! Gue kan jadi cemburu!"

"Tauk tuh. Sokcan banget sih!"

"Kak Keana cocok banget sama Kak Givan."

"Idih... disukain sama Givan aja belagu lo!"

"Jangan sama Keana, Givan. Itu berat. Biar aku aja yang sama kamu."

"Apa salah dan dosaku sayang, cinta suciku kau buang-buang."

"Cocok banget sih, Ceweknya cantik, cowoknya ganteng. Moga-moga langgeng yak,"

Dan berbagai macam ucapan-ucapan yang diungkapkan secara terang-terangan, yang senang maupun yang tidak mengenakkan.

"Udah, yuk. Tuan putri," ucap Givan lalu ia merangkul bahu Keana secara posesif layaknya seperti seorang kekasih.

Keana menatap tajam kearah Givan, "Van! Nanti orang ngiranya kita pacaran. Gue nggak mau ya sampai di bully sama fans-fans lo itu!"

"Tenang aja... selama ada gue, tuan putri pasti aman." Givan menaik turunkan alisnya, yang membuat Keana merasa ilfeel.

Padahal hubungan mereka tidak lebih, tetapi meangapa semua siswi itu salah paham?

Keana || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang