<Bab 2> ¦Tragedi di taman¦

93 25 2
                                    

"Happy birthday, Keana,"

SEPERTINYA Keana mengenali suara itu. Keana menjauhkan kuenya terlebih dahulu, lalu ia menoleh kebelakangnya, karena suara itu berasal dari belakang. Tadinya Keana berfikir, bahwa hantu tetapi sepertinya itu bukan.

"Givan?!" ucap Keana kaget.

"Iya gue Givan! Bukan setan kok!" ia mengenakan hoodie hitam yang biasa ia pakai ke sekolah.

Givan adalah, anak paling jahil sekaligus seorang bad boy dan paling humoris legendaris di sekolahnya. Dia adalah anak dari kelas XI-IPS-3. Dia adalah anak most wanted kedua di sekolah, setelah kakak kelas yang katanya pindahan dari Bandung itu. Langsung bisa menggeser posisi Givan.

"Lo ngapain malem-malem di sini sih, Van?" tanya Keana.

Givan berjalan kearah gazebo taman itu, lalu duduk di sebelah Keana.

"Gue lagi mau cari belut di sini." celetuk Givan asal.

"Hah? Emangnya disini ada apa tempat pencarian belut?"

"Ada!"

"Dimana?"

"Di... hatimu!" canda Givan.

Keana melihat Givan dengan tampang sebal.

"Lo lucu kalau lagi sebel gitu! Pengen cium eh cubit rasanya!" Givan mendekatkan tangannya ke pipi Keana, lalu dengan sigap Keana menepis kasar tangan Givan.

"Oh iya, lo ngapain sih ke taman ini?" tanya Keana lagi.

"lagi cari angin," jawab Givan.

"Lo sendiri ngapain kesini?"

"Yahh ga apa-apa sih..." jawab Keana.

"Masa? Lah itu ngapain bawa, kue, lilin, sama... korek api?"  tanya Givan lagi.

"Givan lo cerewet deh! Banyak tanya! Kan lo tau kalo gue lagi ngapain!" padahal Keana sendiri yang cerewet:)

"Emang ngapa sih?"

"Bosen gue jawabnya!"

"Ooh... ini udah malem, lo gak pulang?" tanya Givan.

"Gak tau. Gue lagi bingung." jawab Keana.

"Na," panggil Givan.

"Hm?" Keana menoleh kearah Givan.

"Mulai hari ini, detik ini, dan tepat pada hari ulang tahun lo, gue minta lo wajib jadi sahabat gue!" pinta Givan seenak jidat.

"Hah?! Darimana lo tau sekarang ulang tahun gue?!"

"Tau lah. Itu buktinya lo bawa kue, lilin, sama korek api,"

"Pokoknya, gue nggak mau jadi sahabat lo!" ujar Keana sarkas.

"Udah pokoknya lo harus mau, kalau nggak mau gue bakal minta yang lebih dari itu!" ujar Givan dengan senyum smirk nya.

"Iya-iya! Gue mau deh jadi temen lo!"

"Sahabat bukan temen!"

"Iya-iya sahabat!"

"Udah sana lo balik deh!" usir Keana.

"Oh jadi lo ngusir?"

"Kalau, iya emang kenapa?"

"Oke... ayo pulang!" pinta Givan.

"Ish! Gue kan nyuruhnya lo, bukan gue sendiri!"

"Kalau gue pulang lo tetap harus pulang! Gue kan sahabat lo, jadi gue harus ngejalanin kewajiban gue sebagai seorang sahabat."

Keana || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang