<Bab 10> ¦Janji Persahabatan¦

47 10 0
                                    

KEANA membuka pintu rumahnya. Dan yah, di dalam rumah ini disuguhkan suasana yang amat sangat sepi.

"Bi Rin kemana yah?" batin Keana.
Keana berjalan mencari keseluruh penjuru rumah, di dapur tidak ada, di berbagai kamar tidak ada, di gudang tidak ada, dan hanya salah satunya tempat yang belum Keana telusuri, yaitu taman belakang.

Dan langsung saja, Keana berjalan menuju ke taman belakang.

Keana membuka pintu belakang, namun Keana memberhentikan langkahnya saat melihat Bi Rin bersama seorang wanita memakai gaun berwarna merah, dan rambut bergelombang berwarna kecoklatan.

Dan tentunya Keana tidak mengenali wanita itu. Wanita itu tampak seumuran seperti Mamanya.

Keana bersembunyi di balik tembok lalu menguping pembicaraan Bi Rin, dengan wanita asing yang tak dikenali Keana.

"Dengar, Arin. Kamu menjadi pembantu di rumah ini, hanya karena untuk menjalani misi kita. Jadi, kamu jangan sampai lupa untuk hal itu."

"Siap nyonya, saya pasti akan menjalani misi itu dengan baik. Asalkan ada anggarannya."

"Hahaha... tanpa kamu minta pun saya akan memgasihnya, asalkan misi itu berjalan dengan lancar."

"Pasti, nyonya. Baiklah nyonya, nyonya pulang saja dulu. Takutnya nanti ada yang lihat."

Wanita bergaun merah itu pun mengangguk lalu berjalan kearah luar rumah ini lewat belakang, dengan menyusup pastinya.

Keana cepat-cepat meninggalkan tempat persembunyian nya, agar tidak ketahuan oleh Bi Rin. Lalu ia berjalan menuju kamarnya.

*~•~*

Di kamar Keana,

Keana menutup pintu kamarnya, lalu ia berjalan kearah sisi kasurnya.

"Apa yang dimaksud misi itu sih?" monolog Keana.

"Apa jangan-jangan, ada hubungannya sama kertas misterius kemarin?"

"Hhh... gue bingung deh. Akhir-akhir ini kenapa banyak kejadian aneh yang menimpa gue sih?"

"Ah tauklah. Kalo dipikirin malah bikin gue pusing tujuh keliling."

Tok... tok... tok...

"Non Keana... makan dulu. Makanannya udah siap nih," teriak Bi Rin dari luar.

"Iya, Bi! Sebentar!" ujar Keana lalu ia membuka pintu kamarnya.

"Biar Kak Kayra aja yang duluan makan, Bi Rin."

"Tadi sudah Bibi ketok-ketok pintu kamarnya, tapi gak ada sahutan. Mungkin ga ada orangnya, Non."

Keana menghela nafas sebentar, "Yaudah deh."

*~•~*

Keana menyalakan handphone-nya, pertama yang akan Keana cek adalah, pesan-pesan WA yang masuk di handphone-nya. Bisa dipastikan, notifikasi pesan yang ia peroleh sangat banyak.

Givan (3)

Daripada, Keana membuka pesan ter-receh dan ter-gesrek dan unfaedah dari anak kelasnya, lebih baik ia membuka notifikasi pesan dari Givan. Cieee jadi sekarang ceritanya Keana lebih milih Givan yak?😐.

Keana || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang