Liary membawa Gaelich ke taman kampus, gadis itu mengeluarkan sebungkus tisu yang dia bawa untuk membersihkan wajah Gaelich dari ludah menjijikan Mark.
"Maafkan aku, ini salahku." ujar Liary penuh rasa bersalah. Pasti Gaelich akan ikut menjauhinya seperti yang lainnya. Ah dia benar-benar membawa sial untuk orang-orang di sekitarnya.
Gaelich yang masih dikuasai Evon itu tersenyum "Tidak, itu memang mereka yang kurang ajar!! Ku pastikan setelah ini mereka akan mendapat balasannya!" desis Evon.
Liary menatap Gaelich "kau tak perlu berteman denganku, aku ini gadis yang dikucilkan, semua orang membenciku" ucap Liary sedih. Gadis bertubuh mungil itu berkaca-kaca. Dia mengingat sejak umur 15 tahun, dia mulai dikucilkan. Dan itu membuatnya sedih.
"Kenapa? Aku tak peduli dengan mereka semua, yang aku tau, kau adalah gadis yang sangat baik dan tabah. Kau bahkan mau berbicara pada orang buta sepertiku."
Liary menarik nafas panjang "Terimakasih Lich, kau pria yang baik"
Evon tersenyum "Kau tau, aku bisa merasakan jika kau gadis yang sangat cantik." perkataan Evon itu sontak membuat Liary merona sekaligus terkejut.
"A-aku ti-tidak begi-tu." kata Liary sambil menunduk malu.
Sungguh Evon dan Gaelich sangat ingin segera mengklaim Liary sebagai miliknya saat itu juga.
"Oh iya, maaf Lich... Sepertinya aku harus pergi bekerja sekarang" ucap Liary beranjak berdiri.
"Mau kemana?" tanya Evon.
"Pergi bekerja, aku bekerja di letto caffe, kau kan sudah kuberitahu tadi. Mampirlah jika kau tak sibuk" jawab Liary.
"Kenapa harus bekerja? Dimana orang tuamu?"
Liary kikuk mendengar pertanyaan Gaelich, "Aku su-sudah tak punya orang tua, tadi aku sudah memberitahumu bukan? Jadi aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariku, juga untuk membayar uang kuliah" jelas Liary.
'Apa!, jadi selama ini gadisku membayar uang untuk kuliahnya ,tidak bisa dibiarkan.' mindlink evon sebal.
'Aku juga baru tahu, mulai saat ini semua biaya kuliahnya akan aku tanggung, tak akan kubiarkan mate ku harus berkerja keras untuk itu.' melihat Liary harus bekerja, membuat Gaelich dan Evon kesal, karena mereka merasa tak berguna.
"Lich.. Aku pergi dulu ya.. Jika aku terlambat bosku akan marah, dia tipikal orang yang disiplin hehehe..." kekeh Liary. Gaelich hanya tersenyum Kecut.
"Baiklah, hati-hati" ucapnya singkat.
Liary mengangguk "Tentu saja.. Bye Lich." melambaikan tangan dan melangkah menjauh.
Gaelich diam, tak membalas lambaian tangan matenya itu. Dihati pria tersebut sangat ingin menahan mate untuk tetap berada disampingnya.
"Sebentar lagi sayang.. Sebentar lagi.. Aku akan membuatmu bahagia dan dihargai." gunam Alpha itu penuh tekad.
************
Malam itu sungguh mencekam, ditambah aura sang Alpha yang begitu menusuk hingga ke tulang-tulang, membuat siapa pun yang berada dekat denganya seolah terhisap.
Elas mengetuk pintu ruangan gaelich, 10 menit lalu, beta itu memberi tahu gaelich bahwa dia telah menyelesaikan tugas yang Alpha itu berikan.
"Masuk." ucapnya dengan alpha thonenya. Sesosok pria tampan masuk. Elas membungkuk memberi hormat.
"Manusia itu sudah ada diluar Alpha, sesuai permintaan anda, kami membawa mereka hidup-hidup." kata Elas.
Senyum miring tercetak diwajah tampan Gaelich. "Bagus, aku suka kerjamu, Beta." pujinya. Elas menunduk, memberi hormat pada Alphanya sebagai tanda terima Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHAKU TUNANETRA(END)
WerewolfCerita lengkap pindah ke Dream! Silahkan baca kelanjutannya full cerita di DREAM!! SUDAH TERBIT (EBOOK) BEBERAPA PART SUDAH DI HAPUS! SILAHKAN BELI DI PLAYSTORE DENGAN HARGA TERJANGKAU. Note: READERS YANG BUDIMAN, FOLLOW DULU DONG SEBELUM BACA:)...