TERJEBAK

4.9K 425 12
                                    

Untaian rantai sihir mengikat tubuh Gaelich yang masih terpejam. Tubuh Alpha itu terlihat sangat buruk, darah dari lukanya masih mengalir. Yakinlah jika dia manusia mungkin sudah mati. Sosok itu sudah tak berdaya, tanpa kekuatan tanpa kekuasan.
Gaelich masih sadar tapi tubuhnya sama sekali tidak bisa dia gerakan. Dalam hati dia mengumpat pada orang-orang yang berani berhianat padanya itu.  Gaelich ingin sekali membunuh orang brengsek yang sudah mengkhianatinya, rasa marahnya benar-benar berada di puncaknya.

Terlepas dari semua itu dia berharap Elas berhasil membawa lari matenya. Gaelich terlalu lemah bahkan untuk menghubungi batin Elas dia tidak bisa. Hanya ada dua cara untuk melarikan diri dari rantai sihir buatan Rofftos, pertama membangkitkan blood demonnya dan menunggu seseorang menyelamatkan Gaelich. Kedua pilihan itu sama-sama sulit. Jika dia membangkitkan blood demon dia akan menjadi iblis dan jika dia menunggu seseorang menyelamatkannya, memangnya siapa yang bisa menyelamatkannya saat ini? Dan Gaelich tidak mau matenya mempertaruhkan nyawanya demi menolongnya. Semoga tidak ada pikiran seperti itu pada Liary dan semoga Elas bisa menjegah metenya untuk berbuat yang tidak-tidak.

Seseorang membuka pintu penjara, Gaelich tidak bisa mengetahui siapa itu. Sampai sebuah suara membuatnya tahu siapa dia.

"Ah ayah.. Kenapa kondisi Gaelichku buruk sekali? Kasar sekali kalian." itu Gilea. Putri Rofftos. Gadis itu mendekati Gaelich membelai wajah tampan Alpha itu.
"Tidak buruk juga sih.. Setidaknya mukanya tidak rusak." lanjutnya.

Rofftos menyeringai "Akan kau apakan Alpha bodoh ini sayang?" Gilea tampak menimbang-nimbang tapi senyum licik ikut terukir dibibirnya. "Tentu saja hal yang menarik ayah, sesuatu hal untuk membalas perbuatannya karena telah menolakku."

"Ngomong-ngomong dimana gadis manusia itu ayah? Apakah sudah mati?" Jantung Gaelich berdetak cepat saat matenya disinggung. Rasa marah menguasainya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

'Kubunuh kalian semua jika berani menyentuh mateku, Bajingan!!'

Raja Cesier melotot "Benar dimana mate anjing ini? Mungkinkah dia sudah menyelamatkan diri?" Rofftos diam "aku yakin kita sudah membantai seluruh penghuni pack."

"Lalu apa kau punya bukti dia sudah mati?!" Rofftos terdiam, diingat-ingat dia tidak melihat Beta.

"Sialan! Gadis itu sudah dibawa lari oleh Beta sialan itu!" Gaelich mendengar itu lega luar biasa karena Elas berhasil menyelamatkan matenya. Raja Cesier menggeram marah. Kecerobohan yang mereka lakukan bisa berakibat apa saja.

"Bodoh sekali kau! Cepat cari gadis dan Beta itu! mereka harus mati!" titah Raja Cesier lalu pergi meninggalkan penjara. Rofftos mengumpat
"Gadis sialan! Merepotkan saja!"

"Tenanglah ayah, memangnya hal apa yang bisa dilakukan gadis lemah itu? Kesini menyelamatkan pria tersayangnya? Hahaha.. Itu konyol. Aku akan mengoyak tubuhnya sebelum itu terjadi hahaha..." apa yang dikatakan Gilea masuk akal. Rofftos menjadi sedikit tenang karena ucapan putrinya itu. "Kau benar sayang, ayo keluar kita rayakan kemenangan ini"

"Tentu ayah." ayah dan anak itu keluar meninggalkan sang Alpha dalam kegelapan yang menyakitkan. Sebenarnya tidak ada bedanya bagi Gaelich di tempat terang atau gelap. Semua sama saja.

' sweet sukurlah... Jaga dirimu sampai aku bisa lepas dari sini. Kumohon tunggu aku dan jangan pernah berfikir untuk menyelamatkanku disini, biarkan aku yang menjemputmu. Aku janji '
Janji memang mudah diucapkan. Tapi apa Gaelich akan bertahan untuk besok, lusa dan seterusnya?

' Evon! Ev.. Kumohon jika kau mendengarku jawablah! Temani aku merasakan sakit ini serigala sialan! Kita harus membalas mereka Ev. Kumohon jawablah ' hening sama sekali tidak ada balasan dari Evon. Racun itu sudah benar-benar membelenggu dan memberikan jarak untuk mereka.

' moon goddess aku tidak akan mati disini! Aku tidak terima mati disini, berilah aku kesempatan untuk membalas mereka. Bantu aku moon. Kurasa tidak ada yang bisa kulakukan selain memohon padamu '

........

Elas sedang membuat api unggun, sedangkan Liary menatap kosong langit malam. Matanya kosong tapi air matanya tak berhenti mengalir. Gareon yang berada disebalahnya juga tak bisa berbuat banyak selain menggengam tangan gadis itu.

Disini Elaslah yang bersikap profesional dia sama sekali tidak menunjukan kesedihannya ataupun kemarahannya. Bukannya dia tidak sedih dan marah tapi akan jauh lebih baik jika dia tetap tenang sambil memikirkan cara menyelamatkan Alphanya.

' Xin hubungan batinku dengan Alpha sudah benar-benar terputus. Apa dia masih hidup Xin? ' mindlink Elas pada Wolfnya, yaitu Xin.

' aku tidak tahu El. aku juga tidak bisa mengubungi Evon,tapi aku masih bisa merasakan auranya meski sangat tipis. sepertinya ada sihir yang memisahkan Alpha dan Evon ' jawab Xin.

' lalu apa yang harus kita lakukan saat ini Xin?, sungguh aku merasa malu dengan Luna. Aku tidak bisa berbuat apa-apa "

' jangan begitu, aku punya sedikit solusi. Mintalah bantuan kaum witch dan kaum iblis kuno'

' kaum iblis kuno!!? Kau gila?! Sebelum aku menyampaikan permohonanku darahku akan dihisap duluan oleh mereka! ' protes Elas.

' kau lupa? kaum iblis kuno Setia dengan Gaelich ya meski mereka mengerikan, tapi aku yakin mereka akan membantu kita '

Elas tidak membalas ucapan Xin. Tapi apa yang disarankan wolfnya itu masuk akal disaat seperti ini. Kaum iblis kuno berbeda dengan Demon. Kaum iblis kuno memiliki darah murni iblis, berbeda dengan Demon. Mereka campuran vampir dan Demon. Kaum iblis kuno sudah lama mengasingkan diri dari kerajaan saat Gaelich memilih menjadi Alpha. Tapi mereka masih begitu Setia dengan Gaelich.
Saat ini kaum Demon dan Vampir sudah dikuasai Rofftos dan Raja Cesier. Tapi mereka tidak akan bisa menyerang kaum iblis kuno. Lalu ada kaum witch juga, kaum yang Setia dengan Gaelich hanya saja mereka sedikit pembangkang.

' apa lagi yang kau pikirkan El?, semakin cepat kau bertindak semakin baik! ' Nasihat Xin.

' kau benar. Aku tidak boleh membuang waktu lagi, seperti kata luna kematian tidak bisa menunggu '

Elas berdiri mendekati Liary, hatinya sakit melihat Lunanya sesedih itu. "Luna aku punya rencana." ucap Elas. Spontan Liary menatapnya.
"benarkan!?"

"Benar Luna, kita harus meminta bantuan kaum witch dan kaum iblis kuno. Mereka adalah kaum yang Setia dengan Alpha." jawab Elas. Sedikit binar terlihat dimata Liary.
"Apakah mereka akan membantu kita?"

"Saya sangat-sangat yakin mereka bersedia membantu kita." kata Elas yakin.

"kalau begitu jangan membuang waktu, ayo kita berangkat!" Liary bangkit menghapus air matanya, sedikit harapan tumbuh dalam hatinya.

"Baik Luna, tempat kaum witch tak jauh dari hutan ini. Sebentar Luna" Elas membungkuk, perlahan tubuhnya berubah menjadi sosok serigala, Xin. Serigala besar abu-abu dengan mata sebiru langit. Xin sedikit mirip dengan Evon hanya sedikit lebih kecil.
"Naiklah ke punggung saya Luna, nama saya Xin, wolf Elas." kata Xin. Tampa banyak bicara Liary dan Gaeron menaiki punggung Xin. "Mohon bantuannya, Xin."

"Baik Luna, berpeganglah yang kuat." Xin pun berlari dengan kecepatan luar biasa. Bahkan seperti kilat. Memang keahlian serigala itu terlatak pada kecepatannya yang diatas rata-rata wolf lain.

' tunggulah Lich. Aku pasti datang menyelamatkanmu!, tunggu aku menjemputmu ya, tunggulah sebentar. Tuhan lindungi dia yang kusayang, lindungi dia tuhan. ' Di bawah bulan merah Liary berdoa dengan penuh harap dan tekad.

"Jangan bersedih Luna, Alpha tidak akan mati semudah ini yakinlah." hibur Xin.

"Aku tahu,dia pria yang kuat. Terimakasih Xin."

🐺🐺🐺🐺🐺🐺

Jangan lupa vote dan commentnya...

Juga follow akun author yaa..

Terimakasih...

See you next chap...

ALPHAKU TUNANETRA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang