Disana,didalam sel paling dalam. Dimana sang Alpha berada dengan kondisi yang sama. Rambutnya yang awalnya putih bersih, sekarang berganti kecoklatan akibat darah yang mengering.
Diluar sana, para pelaku kejahatan tengah berpesta pora dengan bahagianya. Merayakan kemenangan mereka."Hei.. Apa yang akan kau lakukan dengan pria cacat itu?" Tanya Raja Cesier pada Putri Rofftos.
Gilea menuang anggur dalam gelasnya, sedikit berfikir apa yang akan dia lakukan pada Gaelich.
"Bagaimana jika kita jadikan dia iblis saja? Maka kita tak perlu susah-susah untuk memburu gadis dan Beta itu." usulnya."Apa kau lupa? Kita tidak bisa mengendalikannya saat dia berubah sepenuh menjadi iblis." Gilea terdiam, dia melupakan hal itu. Benar. Jika Gaelich menjadi iblis sepenuhnya maka tidak akan ada yang bisa mengendalikannya.
"Pasti ada caranya." Gunam Rofftos ikut berfikir. Tentu saja dia juga ingin mengubah Galeich menjadi iblis, itu akan mempermudah rencananya untuk mengusai dunia.
"Aku memiliki ide!" pekik Gilea senang. Bibirnya yang berlapis lipstik merah darah tersenyum miring.
"Apa itu?" tanya Rofftos. Gilea menggeleng,
dia meneguk anggurnya "Ini akan jadi kejutan, ayah."Raja Cesier dan Rofftos saling pandang,mereka tersenyum sinis. "Kami percaya padamu. Jangan mengecewakan." kata Raja Cesier pada Gilea.
Dan diangguki olehnya.***
Kembali pada Gaelich.
Uhuk...
Darah segar keluar dari mulut Gaelich.Tubuhnya semakin lemah, bagaimana dia telah berusaha menggunakan kekuatannya tapi selalu gagal. Segel yang dipasang Gilea padanya sangat kuat. Tak sekuat itu jika kondisi Gaelich vit. Sejak awal kondisinya sudah buruk. dan terus memburuk karena obat gadungan yang Rofftos berikan padanya.
Ditengah-tengah rasa sakitnya,
Gaelich teringat matenya. Suara Liary yang begitu merdu saat memanggil namanya membuatnya lupa akan rasa sakit walau hanya sesaat.
"Aku merindukanmu." bisik Gaelich. Ingin sekali saat ini Galeich mendengar suara merdu Liary, dengan begitu dia akan melupakan rasa sakitnya. Cukup dengan suara matenya yang ceria.Jemari Galeich mengepal. Dia tidak bisa kalah disini, dia masih memiliki cita-cita. Cita-cita untuk bisa melihat wajah Liary juga senyum gadis itu. Dia juga memiliki janji kepala Liary.
Gaelich teringat akan janjinya pada matenya. Janji untuk terus bersama, sekarang janjinya entah bisa dia tepati atau tidak."Bodohnya aku membuat janji yang bahkan aku sendiri yang mengingkarinya." rutuknya pada diri sendiri.
Uhuk..
Alpha itu kembali memuntahkan darah segar.
Dadanya sakit luar biasa, disaat seperti inilah Gaelich dirasuki rasa putus asa. Bagaimana caranya dia bisa keluar jika tubuhnya saja dalam kondisi sangat buruk.Apa yang harus aku lakukan?
***
Bulan Purnama dan suara-suara binatang malam menemani malam Liary. Gadis itu tengah berdiri dijendala sembari menunggu Elas kembali.
"Mom.. " Liary berbalik, Gareon berjalan kearahnya sambil membawa segelas teh hangat.
"Apa yang Mom lakukan?" tanya elf itu.Liary tersenyum tipis."Mom sedang menunggu paman Elas, kenapa kau belum tidur?"
Gareon menggeleng "Mom berapa umurmu?"kata Gareon balas bertanya.
"20 tahun, ada apa?" jawab Liary.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHAKU TUNANETRA(END)
WerewolfCerita lengkap pindah ke Dream! Silahkan baca kelanjutannya full cerita di DREAM!! SUDAH TERBIT (EBOOK) BEBERAPA PART SUDAH DI HAPUS! SILAHKAN BELI DI PLAYSTORE DENGAN HARGA TERJANGKAU. Note: READERS YANG BUDIMAN, FOLLOW DULU DONG SEBELUM BACA:)...