"HAHAHAHAHA... Nimatlah Gaelich.. Nikmati saat-saat terakhirmu! Nikmatilah!" ujar seorang pria yang sedang memandang cermin mistis hadapannya. Cermin itu memperlihatkan Gaelich yang tengah duduk bermesraan bersama Liary."Kau yakin rencanamu ini berhasil penasihat Reftos?" tanya pria lain yang duduk di belakang Reftos.
Rofftos menyeringai, menuang alkohol pada gelasnya. "Yang mulia Raja Cesier, kau hanya perlu percaya padaku. Alpha itu terlalu bodoh! Dia selalu meminum racun yang kami kirim padanya tanpa curiga. Benar-benar bodohkah? Hahaha... Sekarang pun dia sudah dalam keadaan lemah, kita bisa menyerangnya kapan saja. Bagaimana menurut pendapatmu yang mulia?" ujarnya sembari meminum alkohol.
Raja Casier, raja dari kerajaan Govion.
Ia memainkan pion catur sambil menyeringai. "Jangan gegabah Rofftos, aku masih ingin melihat dia menderita. Aku tidak rela dia mati begitu saja, terlalu baik untuknya." perlu diketahui bahwa kerjaan Govion sangat membenci Galeich karena dulu mereka pernah dikalahkan olehnya.Refftos meneguk alkoholnya "Putriku menginginkan pria itu yang mulia, dia tidak setuju kita membunuhnya"
"Menjadikan Gaelich mainan putrimu? Itu sepertinya lebih menyenangkan, dia bisa mati dengan busuk! Dan matenya? Bisa menjadi tumbalku" seringaian licik Raja Casier membayangkan rencananya berjalan sangat mulus.
"Keinginanmu akan terkabul yang mulia." Balas Rofftos ikut menyeringai.
Rofftos sangat berambisi untuk mengambil kerajaan Demon dan Silvermoon pack milik Galeich. Dulu saat masa pemerintahan ayah Galeich, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan keuntungan baginya Galeich mudah di tipu. Rofftos akan mengambil semua milik Gaelich. Dia akan menjadi penguasa di dunia immortal.
********
Gareon sudah tampak lebih baik saat ini, pagi ini Gareon dan Liary tampak tertawa bersama di taman pack. Mereka sedang melukis bersama. Liary lah yang mengajaknya tadi. Agar Gareon tidak canggung lagi padanya ataupun Gaelich. Jadi dirinya harus melakukan pendekatan.
Liary meletakan kuasnya, memandang hasil lukisan putranya.
"Kau pintar melukis ya.." pujinya melihat lukisan phoenix milik Reon yang baru setengah jadi.Wajah tampan bocah tersebut merona malu."Ehh..i-ini hanya seekor phoenix, Mom."jawabnya sedikit gugup.
Liary mengacak-acak rambut pirang keputihan milik Gareon "Jangan gugup begitu, kita ini sudah jadi keluarga. Jadi jangan canggung lagi ya..." Gareon mengangguk pelan.
"Rupanya kalian berada disini." Liary dan Gareon menoleh, ternyata Gaelich dan Elas. Liary tersenyum tipis pada beta itu dan di balas bungkukan hormat dirinya.
"Apa yang dilakukan gadisku di sini hmm?" Tanya Gaelich duduk bersila di samping Liary.
"Melukis. kau tidak cemburu lagi bukan?" sindir Liary.
Gaelich mengerucut, dia menyandarkan kepalanya di bahu Liary. "Rasa cemburu itu tidak bisa hilang dariku, Sweet. Apalagi menyangkut dirimu, tapi aku akan memaklumi jika kau bersama bocah ini"
Tangan mungil halus itu membelai manja pipi Gaelich. "Baguslah... "
Mereka berempat menghabiskan waktu ditaman pack hingga
langit mulai berubah oranye, Liary meminta para omega untuk membereskan alat melukisnya dan Reon."Garong, kemarilah." panggil Gaelich. Nampaknya Galeich mendapat hobi baru, yaitu membully putra angkatnya tersebut.
"Bukankah namaku Gareon dad? Kenapa jadi Garong?" tanya Gareon polos. Liary yang berada di samping Gaelich hanya bisa menggelengkan kepala.
"Dipikir-pikir nama Garong lebih cocok untukmu...aku menyukainya." jawabnya santai.
"Sudah cukup, Lich. Jangan membullynya. Reon, kamarilah. Dad mungkin ada yang ingin dia sampaikan padamu" dengan patuh Gareon duduk di hadapan Liary dan Gaelich. Mata merah polosnya sangat menggemaskan.
"Cih!" Alpha itu berdecih tidak suka.
Liary menarik pipinya. "Cepatlah jika ada yang ingin kau katakan!"
"Haiss...hei Garong. Kau mau sekolah?"
Gareon mengerucut lucu "Kamarin kau bilang nama baruku Gareon Moralio, kenapa sekarang kau malah memanggilku Garong tanpa ada alasan yang jelas?" protesnya.
Gaelich mengangkat alisnya "kau tak suka? Berani melawanku?" tanyanya dengan sinis.
Gareon menggeleng tegas "Maaf"
"Jadi Kau mau sekolah?" ulang Gaelich.
"Memangnya kenapa aku harus sekolah? Pentingkah?" tanyanya polos.
Liary menggenggam tangan mungil Gareon "Tentu saja penting, sayang. Supaya Reon tau tatakrama kehidupan, banyak hal yang bisa di pelajari didunia ini, mom yakin kau akan suka, bagaimana?"
Gareon menggeleng "Aku tidak mau pergi keluar untuk bersekolah, aku mau disini saja."
Gaelich mencentil kening putranya itu "Dasar manja! Bersekolah atau kau akan aku sunat! Aku sudah menyiapkan buaya untuk mengigit burung kecilmu itu!" refleks Liary mencubit perut Gaelich.
Sementara Gareon menegang ketakutan, "Tidak mau di sunat!""Baik, tapi kau harus mau bersekolah! Aku tidak mau punya anak bodoh."
"Tapi ak-aku tidak mau sekolah di luar!"
Liary dengan sabar berkata"Kalau begitu homeschooling saja bagimana?atau mom sendiri yang akan mengajarimu?"
"Tidak! Kau homeschooling saja! tidak ada ceritanya Lunaku mengajarimu! Kau menolak, akan kusunat sekarang juga!!" ucap Gaelich dengan Alpha thonenya. "lihat saja! Akan ku carikan guru yang galak untukmu!" Gareon lemas seketika, bocah itu hanya bisa membuang nafas pasrah. Berharap gurunya nanti tidak akan galak.
Setelah itu, Gaelich, Gareon dan Liary kembali masuk kedalam pack house, karena hari sudah gelap.
Esoknya, sesuai perkataan Gaelich, Gareon mendapat guru homeschooling. Meski bocah itu sempat merengek meminta Liary yang mengajarinya, namun dengan tegas Gaelich menolaknya.
Sementara Liary sibuk dengan Gareon, Gaelich memutuskan untuk bermeditasi sebentar, karena merasa tubuhnya semakin lemah. Pengangkatan resmi Liary menjadi luna masih belum ditentukan, karena gadis itu pun masih belum siap tampaknya. Entahlah, Gaelich belum membicarakannya. Gaelich merasa aneh pada penyakitnya, dulu tidak separah ini sampai menimbulkan rasa sakit. Bahkan setelah dia memakan lotus hitam rasa sakitnya justru semakin menjadi. Alpha itu juga sudah mulai merasakan kekuatannya berkurang. Evon juga sering tidur. Dan dirinya semakin lemah.Liary sedang menemani Gareon belajar dengan guru barunya, yaitu Estelle. Shewolf cantik itu adalah guru yang ramah, Gaelich tidak benar-benar mencarikan guru yang galak untuk putra angkatnya. Liary melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 2 siang, dia belum melihat Gaelich dari dia bangun tidur. Biasanya pria itu akan menyapanya. Bahkan Liary tidak melihatnya saat sarapan tadi. Tumben sekali alpha itu tidak cemburu. Tiba-tiba Elas melintas di depan kamar Gareon. Liary pun memanggilnya.
"Elas!"Elas menunduk hormat "Ya luna? Butuh sesuatu?" tanyanya sopan. Tapi dia sudah dapat menduga juga lunanya itu akan bertanya tentang Alphanya, dan Elas terpaksa harus berbohong.
"Tidak Elas, aku hanya ingin bertanya, kemana Gaelich? Seharian aku tidak melihatnya" benar dugaan Elas, Liary akan menanyakan di mana Gaelich.
"Alpha sedang ada pertemuan dengan para tetua luna, mungkin beliau lupa dan sangat terburu-buru, sehingga tidak sempat memberi tahu anda" Liary tersenyum tipis. Dia pamit untuk kembali menemani Gareon.
'dia memang sengaja tidak memberitahuku, bahkan Elas kini ikut berbohong, sebenarnya apa kau sembunyikan dariku Lich? '
-------------------------------
----------------Follow, Vote, Comment pliss :)
Thanks udah baca..
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHAKU TUNANETRA(END)
WerewolfCerita lengkap pindah ke Dream! Silahkan baca kelanjutannya full cerita di DREAM!! SUDAH TERBIT (EBOOK) BEBERAPA PART SUDAH DI HAPUS! SILAHKAN BELI DI PLAYSTORE DENGAN HARGA TERJANGKAU. Note: READERS YANG BUDIMAN, FOLLOW DULU DONG SEBELUM BACA:)...