BLUE FLAME

4.9K 411 17
                                    


Lautan cahaya keunguan mulai nampak dimata Liary. Sebuah hutan kabut dengan pohon-pohon berwarna keunguan. Itu adalah kerajaan Penyihir, mereka hampir sampai. Namun saat hendak memasuki hutan tiga penyihir menghadang mereka.

"Berhenti!"

Liary turun dari punggung Xin, serigala itu berubah kembali menjadi Elas. Tiga penyihir itu kaget dan sontak langsung membungkuk
"Salam, Beta Elas."

"Salam, biarkan kami masuk, ada yang harus aku sampaikan pada sang Necro." ucap Elas, ketiga Penyihir itu saling pandang "Maaf Beta, tapi beberapa saat lalu Necro memerintahkan kami untuk tidak membiarkan siapapun masuk " Elas mengangguk "Beritahu dia, aku datang untuk bertemu. Aku akan menunggu disini."

"Baik Beta, mohon tunggu sebentar" salah satu Penyihir itu pergi untuk melapor. Liary tetap berada dibelakang Elas sambil sesekali menatap dua penyihir itu yang juga terang-terangan menatapnya. Ini pertama kalinya Liary melihat penyihir, ada rasa takut juga sedikit kagum. Bukanah mereka itu mirip dukun di dunia manusia? Ah itu hanya anggapan Liary saja karena dia tiba-tiba teringat dengan dukun tukang sentet di dunia manusia.

"Siapa yang sedang bersamamu Beta? Manusia?" tanya salah satu dari mereka. Liary merengkuh Gareon, sejujurnya dia takut. Takut disantet!Ehe.

Elas mengangguk "Dia mate Alpha." kedua penyihir itu melotot kaget, mereka menunduk dan tak mengucapkan apapun lagi. Sampai salah satu penyihir yang melapor kembali bersama laki-laki berjubah putih keemasan.

"Astaga! Aku kira kau tidak selamat Beta." kata Laki-laki berjubah putih itu. Elas tersenyum tipis, tidak ada pengaruhnya dia selamat atau tidak. Karena keadaannya tetap sama, Gaelich tertangkap.
"kau sudah tau semuanya Zalo? kau tak datang membantu?" Elas balas bertanya.

"Maafkan aku, aku baru tahu kondisi pack kalian yang diserang Raja Cesier kemarin. Dimana Gaelich? Aku berusaha menghubungi batinya tapi tak bisa." jelas Zalo. Dia adalah pemimpin para penyihir, perawakannya tinggi, rambut putih panjang dengan mata biru langit.

Elas menggeleng "Alpha ditangkap Raja sialan itu! Saat ini beliau mungkin ada di kastil Demon." jawab Elas dengan muka merah menahan marah. Zalo dan tiga penyihir dibelakang terkejut "Ini benar-benar malapetaka bagi kita. Apakah semudah itu mereka melumpuhkan Gaelich?"

"Lalu siapa perempuan dan anak kecil yang bersamamu itu?" tanya Zalo menunjuk Liary dan Gareon.

"Dia sang Luna Necro" Jawab salah satu penyihir yang sudah tahu dari Elas. "Manusia? Sejak kapan?" tanya Zalo bingung.

Elas berdecak kesal "Cerewet! Biarkan kami masuk dan kita bicarakan semuanya "Zalo mengangguk. Membiarkan mereka masuk kedalam kastilnya.

------
-----------------

"Sekarang jelaskan semuanya Beta." ucap Zalo, mereka sudah sampai di dalam istana milik penyihir tersebut.

"Seperti yang sudah kau tau. Apa lagi yang ingin kau tahu?" Balas Elas.

"Tentu saja gadis dan anak yang bersamamu itu termasuk, bagimana Gaelich bisa dengan mudah dikalahkan?" Elas mengangguk paham.
"Dia Luna kami, Mate Alpha."

"Lalu Alphamu?"

Elas mendesah " Rofftos menipu kami semua, Teratai hitam yang dia bilang bisa menyembuhkan Alpha itu justru racun yang menyerap kekuatan Alpha. Rofftos bermaksud mengendalikan jiwa iblis Alpha. Saat ini dia dan wolfnya terpisah oleh sihir,aku tak tahu bagaimana kondisinya sekarang. Aku juga tidak bisa menghubungi batinnya. Aku pikir dia dalam kondisi yang sangat buruk." jelas Elas panjang lebar.

BRAK.

Zalo menggebrak meja "Rofftos Benar-benar keterlaluan! Aku sudah mencurigainya sejak awal! Lalu Gaelich memintamu lari untuk menyelamatkan matenya?"
Elas mengangguk. "Keputusan yang bagus, setidaknya kalian tidak terbantai disana dan kondisi semakin buruk."

ALPHAKU TUNANETRA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang