MIMPI BURUK

4.1K 398 54
                                    


Dalam sela-sela sinar bulan yang memancar dalam ruangan tersebut, terdapat kondisi yang sama. Tak ada perkembangan pada apapun yang membuat tubuh itu terlihat semakin membaik. Tubuhnya babak belur dengan luka yang terus mengeluarkan cairan kental berbau amis.

Sementara itu perempuan dengan seringaian tengah menabur sesuatu dalam tungku didepannya. Setelah itu dia mengambil beberapa tetes cairan dari tungku tersebut, lalu membaca mantra-mantra terlarang.

"Kemenangan mutlak sudah menjadi milik kami hahahahaha.... " ujarnya dengan tawa melengking. Tiba-tiba Rofftos dan Raja Casier masuk.

"Bagaimana?" tanya Raja Casier pada Gilea.

Gadis itu tersenyum sinis, menggoyang-goyangkan wadah kristal berisi ramuan yang baru saja dia buat.
"Kita hanya tinggal melakukan ritualnya saja."

"Kau yakin akan berhasil? Bagaimana jika anjing itu tidak bisa kita kendalikan?" mata Raja Cesier menyipit menatap Gilea.

Anak Rofftos itu diam, merengungkan ucapan Cesier. "Kita memang tidak bisa 100% mengendalikannya, tapi kita bisa buat dia tidak menyerang kita."

"Kau yakin?" tanya Rofftos memastikan ide Gilea.

"Kau cukup percaya padaku, ayah. Dengan mantra itu aku yakin ini akan berhasil." jawabnya."Lagi pula kondisi Galeich sedang lemah, itu semakin mempermudah kita bukan?"

Mantra yang dimaksud Gilea adalah manta terlarang untuk membangkitkan iblis sepenuhnya. Mantra itu sangat jahat dan akan menimbulkan kehancuran jika sampai digunakan. Namum mantra itu hanya bisa digunakan kepada mahluk yang memiliki darah murni iblis. Dan Gaelich adalah bangsawan terakhir dari bangsa iblis.

Jika sampai iblis dalam dirinya bangkit, maka yang ada hanya kehancuran karena tentu saja sisi werewolf akan kalah. Gaelich akan lupa segalanya dan yang ada dalam pikiranya hanyalah membunuh dan menghancurkan. Tidak pandang bulu dan tidak segan-segan, seperti iblis yang sesungguhnya.

Mantra itu beresiko tinggi jika digunakan, karena iblis tidak bisa dikendalikan. Tentu saja Gilea tahu hal itu, tapi mungkin gadis itu punya rencana sendiri. Rencana yang sangat jahat dan licik.

-----------
-----------------------

"Dimana aku? Kenapa semuanya abu-abu?" tempat itu terlihat seperti dimensi perbatasan kematian dan kehidupan.

Ditengah kebingungannya, Liary melihat dua sosok yang paling dia rindukan, yang paling dia sayangi.
Air matanya mengalir menyebut sebuah panggilan yang sudah lama tak terucap.

"Ayah.... Ibu.. AYAHHH.. IBUUUU!!" Liary berlari menghampiri mereka. Namun semakin dia berlari, semakin menjauh pula dua sosok itu.

"Ayahhh..... Ibuuu.. Kumohon... Kumohon jangan pergi dariku.. " teriak Liary. Sia-sia, hingga dia terjatuh karena kakinya sudah tak mampu berlari lagi. "Kenapa kalian lari dariku... Ibuu.. Ayah.."

Dua sosok itu berbalik dari kejauhan. Menatap sedih pada Liary.
"Kenapa kau mengejar kami, nak?" tanya sang ayah.

"Aku rindu kalian...aku ingin ikut kalian..ayah.. Ibu!" Liary kembali berdiri, berjalan menghampiri orangtuanya. Namun lagi-lagi semakin dia mendekat, semakin menjauh pula mereka.
"Ibu... " panggil Liary dipenuhi air mata.

Dan dia terjatuh lagi, kakinya terasa perih. Liary menatap kakinya yang dipenuhi duri, entah sejak kapan tanah yang awalnya dia pijak berubah menjadi jalan berduri.

ALPHAKU TUNANETRA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang