DIMULAI

6.7K 496 12
                                    

Sudah lebih dari seminggu Liary tinggal di pack. Dan tentu saja hanya bermalas-malasan, Gaelich tak mengizinkan gadis itu untuk melakukan apapun kecuali bersenang-senang bersamanya.
Alpha yang egois bukan?

Hari ini liary tengah duduk santai di bangku taman pack. Menikmati bunga-bunga Indah yang sengaja di tanam untuk memperindah pack.
Angin semilir membelai lembut rambut Liary. Saat ini Gaelich tak bersamanya, pria itu ada kesibukan dengan para tetua. Entahlah, liary sendiri tak mengetahuinya.

Liary menutup matanya, tampak sangat menikmati kegiatannya. Dia tak menyangka hidupnya bisa sebegitu berubah hanya karena dia bertemu dengan Gaelich. Semua terasa seperti mimpi yang terlalu Indah.
Bagaimana jika suatu saat nanti dia terbangun dan semua yang dia alami terlupakan begitu saja? Sungguh sangat disayangkan dan Liary tidak ingin hal tersebut terjadi.

"Apa yang kau pikirkan sayang?" Liary tersentak kaget. Benar-benar ya, Galeich hobi sekali mengagetkannya.

"HEH! Dari mana kau muncul?! kau selalu membuatku kaget, Lich!" Gaelich terseyum, masih dengan memeluk Liary dari belakang. Menghirup dalam-dalam aroma matenya yang saat ini menjadi candunya.

"Aku lelah sweet...kepalaku terasa berat."

"Kau sakit? Kamari, duduk disampingku." kata Liary, tanganya membelai pipi kiri Gaelich.

Pria itu terdiam, memilih untuk memejamkan matanya menikmati sentuhan matenya tersebut. Rapat tadi cukup membuatnya pusing.

"Alpha, kondisi mata anda semakin memburuk. ini juga akan berpengaruh terhadap wolf anda bahkan nyawa anda" Gaelich mengembuskan nafas panjang. Masalah ini tak pernah bisa selesai. Tentu saja karena dia memang cacat bukan?. Sudah beratus tahun kondisinya ini tak pernah menemukan titik temu.

"Apa yang harus aku lakukan?Mengurangi efek samping pada kerusakan mataku dan nyawaku sekarang ini adalah hal terbaik yang bisa aku lakukan." para tetua termasuk Elas hanya bisa diam. Jujur meraka sendiri juga tak mempunyai ide untuk masalah ini. Dan dia tidak ingin cepat mati, saat dia sudah mulai membangun Cinta bersama matenya. Bercanda ya?

"Ampuni kami yang tak bisa berbuat banyak untuk anda alpha" ucap Elas tulus. Beta Gaelich itu memang patut di puji akan kesetiannya. Susah tak perlu diragukan lagi.

"ini sudah takdirku " jawab Gaelich dingin.

Hening...........

"Aku tak ingin lunaku tau tentang hal ini" 

Salah satu tetua mengangkat tanganya. "Bukankah sebaiknya
Luna tau kondisi anda Alpha? "

ALPHAKU TUNANETRA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang