RACUN

5.2K 420 9
                                    

Hari sudah malam, Liary duduk termenung didalam kamarnya. Gaelich masih belum terlihat batang hidungnya, resah. Itulah yang Liary rasakan.
"Kenapa dia tidak mau jujur padaku sih..." gunam Liary sedikit kesal. Pikiranya mulai menerka-nerka, apa Gaelich masih belum percaya padanya, jika dipikir-pikir memang terlalu cepat. Tapi bukankah Liary sudah menutus segala hal dimasa lalunya dan kini memulai yang baru bersama Gaelich? Lalu masihkah ada alasan untuk tidak saling percaya? Liary manatap langit malam, bulan bersinar cerah, melancarkan cahayanya untuk memperindah gelapnya malam. Disaat seperti ini, Liary rindu bekerja, dia rindu kuliah, tapi apa daya jika dia sudah sepakat dengan Gaelich untuk berhenti kuliah. Liary tau Gaelich itu kaya raya, tapi yang kaya kan Gaelich bukan dirinya.

Angin berhembus semakin dingin, Liary beranjak dari jendela. Tapi tiba-tiba dadanya terasa sakit,seperti terbakar tapi juga seperti tertusuk jarum. Sakit dan pedih. Liary meringis kesakitan, tapi mulutnya enggan terbuka walau hanya sekedar mengaduh. Liary meremas apapun yang berada didekatnya, mencari pelampiasan.
"Apa yang terjadi padaku?" rintihnya. Rasa sakitnya semakin menjadi, lalu tiba-tiba Reon masuk mendobrak pintu kamar Liary.

"MOM!" teriak bocah itu.

"Mom! Ada apa denganmu? Mom baik-baik saja?" raut khawatir tercetak jelas diwajahnya. Matanya merahnya berkilat cemas.

Liary masih merintih, telinganya tidak menagkap ucapan-ucapan Gareon.
Rasanya seperti mau mati. Batin Liary.

******

"Alpha!"

"ARRGGGGHHHHH!!" Gaelich terus berteriak, sekujur tubuhnya berubah menjadi warna hitam.

"Ini salah!!" ucap salah satu tetua werewolf. "Bunga teratai itu racun bukan obat! Rofftos menipu kita!" Gaelich menatap tetua itu, mata memerah karena marah. "CEPAT SEGEL AKU!" teriak Gaelich.

Para tetua tak paham maksud Alphanya itu. Namun Elas segara menjelaskan "Cepat segel jiwa Alpha, jika tidak dia akan berubah menjadi iblis!" para tetua tersadar. Mereka segara melakukan penyegelan terhadap jiwa Gaelich, agar dia tidak dikendalikan menjadi iblis lalu menghancurkan segalanya. Para tetua itu membaca mantra kuno, lalu sebuah simbol rumit memutari tubub Gaelich dari atas sampai bawah. Cahaya keunguan menyeruak memenuhi simbol tersebut, sementara Gaelich berteriak kencang menahan sakit. Sedikit kesulitan untuk menyegel jiwa Gaelich, namun para tetua tetap berhasil menyegelnya. Elas bernafas lega saat jiwa Gaelich berhasil mereka segel. Alphanya itu kini tengah terkapar lemas dengan tubuh yang masih menghitam. "Ak-aku tidak bisa merasakan Evon." gunamnya.

"Darah werewolf dalam tubuh anda sudah sepenuhnya termutasi oleh racun teratai hitam itu Alpha, hingga hanya menyisakan sisi iblis anda. Itu sebabnya anda tak lagi bisa merasakan keberadaan wolf anda. Bisa jadi wolf anda musnah. " jelas Sargas, salah satu dari tetua werewolf. Gaelich menggeram marah. "Si brengsek itu mencoba bermain-main denganku!" desisnya.

"kita harus waspada Alpha, kurasa seluruh kerajaan Demon sudah berhasil dia kuasai" celutuk Elas. Dalam kondisi Gaelich saat ini, mustahil bisa mengalahkan rofftos.

Di sisi lain. Rasa sakit yang menyerang liary lenyap, peluh keringat membasahi wajahnya. Gadis itu terengah-engah dengan Reon disampingnya yang terus-menerus berteriak cemas.

"Mom... " Liary menggenggam tangan Gareon." kita harus menemui ayahmu"

BRAK!!

Raja Cesier menggebrak meja. "Bodoh! Bagaimana bisa alpha bodoh itu keluar dari jeratan mantramu?"
Rofftos diam, dia juga tak menyangka rencananya keluar jalur. "Sialan para tetua itu! Maaf aku yang mulia, tapi aku punya rencana cadangan"

"Apa!?"

"kita serang silvermoon pack saat ini juga " jawab Rofftos. Raja Cesier tampak menimbang "ini lebih sulit dari rencana kita"

ALPHAKU TUNANETRA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang