#CHAPTER 11

422 10 0
                                    



Evan memasuki sebuah club malam ternama di kota Los Angeles yang baru pertama kali ia kunjungi dan penjagaannya sangat ketat, setelah Cathy pergi ke London ia lebih membatasi dirinya dari dunia malam dan sangat jarang pergi ke tempat seperti ini jika tidak ada acara seperti yang diadakan temannya sekarang. Malam ini, ia dengan terpaksa pergi ke club tersebut karena teman dekatnya George akan menikah, jadi malam ini adalah pesta lajang bagi George.

"Akhirnya kau datang"

Ryan salah satu temannya menghampiri dirinya saat ia baru masuk kedalam club tersebut, Ryan dan teman-temannya yang berada di sini adalah teman satu sekolah. Mereka semua sudah berkerja dan hanya dirinya yang masih kuliah, dia terlambat dua tahun untuk masuk kuliah karena ia mengalami hal buruk.

Ryan membawanya ke suatu ruangan di lantai atas. Disana George menyambutnya, George berterima kasih karena sudah membantu mempersiapkan pernikahannya. Evan tidak merasa membantu banyak, ia hanya membantu menyiapkan hotel tempat diadakannya pesta pernikahan mengingat George dan pasangannya tidak ingin menikah di dalam Gereja.

George berkata jujur padanya dan yang lain jika calon istrinya tidak mengetahui hal ini, jika dia tau mungkin saja pernikahan ini akan batal. Dia ingin berpesta sebentar bersama teman-temannya dan kebetulan kakak perempuannya mempunyai akses untuk mereka masuk kedalam club ini. Tidak mungkin mereka mengadakan ini di dalam rumahnya.

"Nikmati malam ini, tapi jangan ada wanita!"

Semuanya mengeluh, buat apa juga mereka berada di club ini jika tidak ada wanita. Ini bahkan tidak mirip seperti pesta lajang karena mereka sering bertemu di club-club lain seperti ini, ini hanya pesta biasa. George akhirnya membebaskan mereka, di saat teman-temannya yang lain keluar untuk mencari wanita di bawah sana. Evan satu-satunya orang di dalam ruangan selain George.

"Aku tau kau berbeda Evan"

Evan menyungingkan senyumnya sambil meminum bir yang terdapat di atas meja. "Apa ini benar-benar pesta lajang?"

George menghela nafasnya kembali, dia juga tidak merasa ini pesta lajang untuknya. "Lupakan saja pesta lajang ini" Ia mengambil gelas lain untuk meminum minuman alkohol yang teradapat didalamnya dalam sekali teguk. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan kalian, dan kau tau bagaimana gugupnya aku sekarang?"

"Ya. Kau pasti sangat gugup, diantara kita kau yang menikah lebih dulu terlebih kau menikah dengan normal"

"Itu yang membuatku semakin gugup, aku sangat ingin menikahinya dan kenyataan aku dengannya akan menikah membuatku sangat senang tapi tiba-tiba saja pemikiran ini muncul. Kita masih muda dan bagaimana jika nanti dia akan bosan denganku. Aku takut, Evan"

Evan meletakan gelasnya, dia tidak tau harus memberikan nasehat apa karena dia belum pernah merasakan hal itu. George memandangnya, pria itu mengangguk seolah tau dia yang tidak bisa memberikannya nasehat.

"Aku tau kau sangat gugup menjelang pernikahanmu, kalian sudah bersama sejak kalian kecil dan kalian sudah sudah saling mengetahui kelebihan atau kekurangan masing-masing. Itu sudah menjadi dasar yang baik untuk kalian yang tidak banyak didapatkan pasangan lain. Daripada memikirkan bagaimana jika nanti dia bosan padamu, mengapa kau tidak pikirkan bagaimana cara agar dia selalu bahagia denganmu?"

"Dia berkata dia akan bahagia asalkan aku tetap mencintainya"

"Kalau begitu teruslah mencintainya"

George kembali menghela nafasnya yang terdengar berat. "Aku akan selalu mencintainya itulah mengapa aku menikahinya, tapi ketakutan itu tetap ada apalagi jika dia melihat pria lain nantinya. Itu buruk" Ia menuangkan kembali bir kedalam gelasnya.

FAKE GIRLFRIEND [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang