#CHAPTER 22

337 6 0
                                    


5 hari sebelumnya.

Sudah seperti keharusan bagi Ashley tinggal dengan kekasihnya di dua hari akhir pekan. Evan yang sibuk dengan segala hal menyangkut Ethan tentu membuat mereka jarang bertemu, dan Evan menyempatkan waktu di akhir pekan untuk bertemu dengan Ashley.

Mereka berdua jarang keluar, mereka lebih memilih melakukan segala hal di dalam penthouses Evan yang kemudian berakhir di atas tempat tidur. Evan sudah selesai membersihkan dirinya di pagi hari itu, dia tersenyum melihat kekasihnya sedang duduk di atas tempat tidur dengan rambut berantakannya tapi itu malah terlihat sexy dimatanya, belum lagi Ashley hanya menutupi tubuh polosnya itu dengan selimut.

"Good morning,"

Evan mengecup bibir merah muda milik Ashley lalu duduk di samping kekasihnya itu sambil memandangnya dengan seksama, memerhatikan raut wajah Ashley di pagi hari ini yang tampak tidak baik. "Kau baik-baik saja?"

"Uhh, aku merasa pusing."

Langsung Evan menyentuh kening Ashley dengan telapak tangannya, memastikan gadisnya itu baik-baik saja. "Kau sedikit hangat, lebih baik kau beristirahat saja." Ucapnya khawatir, "Tunggu, aku akan membawakan pakaianmu."

Ashley langsung membaringkan kembali tubuhnya, menaikan selimut tebal berwarna hitam tersebut sampai ke leher. Tubuhnya memang sedang tidak baik akhir-akhir ini, ia pikir mungkin karena terlalu lelah menemani Evan kesana-kemari dan sering melewatkan makan. Tapi, ada hal lain yang ditakutinya.

Bagaimana jika dirinya hamil?

Pemikiran itu terlintas saja di pikirannya. Tubuhnya mengalami reaksi seperti di awal kehamilan yang sering di baca atau di lihatnya di televisi atau sebuah novel. Belum lagi dirinya terlambat datang bulan sekarang membuatnya tentu berpikir ia tengah hamil sekarang.

Haruskah ia memberitahu Evan? Tapi, mereka belum siap untuk ini.

Bukannya ia tidak ingin memiliki anak, tapi tidak sekarang disaat dirinya masih kuliah dan Evan masih sibuk dengan Ethan lalu kuliahnya juga. Semua pemikiran itu membuat kepalanya terus berputar.

.

.

.

Di hari berikutnya Ashley pergi ke panti asuhan dengan Evan dan keluarga Evan untuk bertemu Ethan tentunya. Evan sudah hampir menyelesaikan semua pesyaratan untuk membawa Ethan. Evan dan Brenda juga sudah melakukan tes dna yang hasilnya Ethan memang anak mereka berdua. Brenda menyerahkan semua hak asuh pada Evan, berpikir bahwa Evan bisa lebih mencukupi kebutuhan Ethan dibandingkan dirinya yang juga harus berkerja hampir setiap hari jadi percuma saja jika Ethan tinggal bersamanya disaat dia harus menitipkannya di tempat penitipan dan meminta Evan untuk membiarkanya bertemu Ethan kapanpun.

Evan tentu akan membiarkan Brenda bertemu Ethan kapanpun dan membiarkan Ethan tinggal bersama Brenda yang tidak lain adalah Ibunya itu di akhir pekan saat Brenda tidak berkerja. Rencanya tetap sama yaitu membiarkan Ethan tinggal bersama orangtuanya, dirinya juga berniat tinggal disana demi kepentingan mereka.

"Evan!"

Ethan memanggil Evan dengan suara lantangnya, berlari padanya lalu memeluk Evan. Ethan mengetahui Evan adalah Ayah kandungnya begitupun dengan Brenda tapi dia masih membutuhkan waktu untuk memanggil Evan dengan sebutan Ayah karena semua ini terjadi begitu cepat bagi Ethan. Dia anak yang cerdas, cepat memahami situasi yang terjadi padanya.

Ini pertama kalinya dia bertemu dengan Eric yang terlihat senang bisa melihat cucu pertamanya tersebut. Sedangkan Elle sudah pernah bertemu Ethan di rumah sakit beberapa waktu lalu. Ethan tersenyum malu-malu lalu bersembunyi di belakang kaki Evan.

FAKE GIRLFRIEND [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang