Lakasyila - Part 8

520 39 3
                                    

Hari ini hari Minggu yang berarti Asyila bisa bermalas-malasan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Asyila terus tidur, sampai suara notif membuatnya terganggu. Ia menggeliat dan mengucek matanya yang masih lengket.

"Siapa sih pagi-pagi gini? Kurang kerjaan amat," ucap Asyila menjelajah ranjangnya mencari ponsel dengan mata yang tidak ingin terbuka.

Asyila melihat siapa yang mengechat nya pagi-pagi sekali. Dan seketika ia tergelonjak kaget. Apa? Kak Lakas?

Asyila membuka matanya lebar-lebar merasa tidak percaya. "Idih sue. Nyebelin bat sih ni orang." Asyila menggerutu merasa tidak suka.

Org gila👻
Jam 8 harus udah ada di rmh w.

Asyila hanya membaca pesan dari orang aneh itu. Bagaimana tidak? Ia menyuruh Asyila untuk datang ke rumahnya pagi-pagi?

Ah sial! Males banget gueee.

Asyila ogah-ogahan untuk bangun. Ia sangat nyaman dengan posisinya sekarang. "Gimana ini?" Asyila bingung. Sebab jika ia sudah males untuk beranjak. Ia tidak akan beranjak.

Cewek berambut sepunggung itu melihat jam. Dan matanya seketika membulat. Jam menunjukkan pukul 07.45. Gila!

Dengan cepat Asyila turun dari ranjang dan lari terbirit-birit ke kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu 10 menit baginya untuk selesai. Asyila mengambil asal pakaian dilemari nya, ia mengambil dress biru kesukaannya karna hanya itu pakaian yang perlu diambil tanpa ribet.

Gak lama. Asyila sudah siap dengan dress berwarna biru muda, rambutnya di gerai ddisertai pita dipasang dengan warna senada. Tak lupa, ia memoleskan lip Ace ke bibir nya. Dengan begitu, Bi Iyem mengira Asyila akan ke rumah temannya.

Asyila melihat arloji di pergelangan tangannya. "Udah jam 8." Ia sangat santai menuruni anak tangga. "Bodo amat ngaret!"

Setelah menyalimi tangan Bi Iyem dan meminta ijin. Asyila pergi dari sana dengan naik Ojek online yang ia pesan. Akan ketahuan jika ia ke rumah Lakas dengan Mang Dudung.

Asyila nyelonong masuk setelah membayar Ojek dan dibukakan pintu gerbang oleh Pak Satpam penjaga rumah Lakas. Ia masuk dengan riang dan senyuman mengembang dengan lebar.

"Selamat pagi Cekgu," ucap Asyila dengan suara keras. Ia masuk saja, tanpa peduli tuan rumah akan mengijinkan terlebih dahulu atau tidak.

Lakas yang baru saja turun dari lantai atas berdecak kesal. Asyila hanya cengengesan, namun tidak lama. Cewek itu keselek ludahnya sendiri melihat Lakas menggendong anak kecil laki-laki.

Asyila langsung menyambar cowok itu dan menyubiti pipi anak kecil yang ada di gendongannya. "Iii, lucu banget siii kamuuu. Kok mau sii digendong sama Kakak judes ini?" tanya Asyila menatap anak itu lekat, dan kemudian beralih menatap tajam Lakas.

Bintang semakin mengeratkan genggaman tangannya ke baju Lakas. Tentu saja ia tidak mengenali siapa Asyila, jadi ia merasa takut.

"Liat kan? Dia nunjukin kalau dia takut sama cewek gila kaya lo," ucap Lakas ketus dan membawa Bintang ke ruang tamu dan duduk di sofa.

"Ish. Dia gak takut. Cuma belum kenal aja. Iya gak nyu?" Ucap Asyila mengikuti Lakas dan duduk di sampingnya.

"Nama adik gue Bintang. Bukan Banyu," ucap Lakas datar.

LakasyilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang