Asyila duduk di halte sekolah. Sudah 15 menit ia menunggu di sini. Cewek itu sedikit menggigil akibat siraman dari Melly tadi. Asyila menelpon Mang Dudung untuk cepat datang. Ia sudah tidak tahan disini sendiri, ditambah lagi suasana yang sangat sepi.
Namun, derung motor terdengar tepat di posisi Asyila. Asyila menatap ke depan. Ia mengernyit, karna merasa tidak mengenal dengan sosok di depannya. Tidak mau ambil pusing, Asyila tidak memperdulikan itu.
"Heh kampret. Lo siapa mau ngambil hp orang gitu aja? Apa jangan-jangan lo maling ya?" tanya Asyila terkejut dan ketakutan. Sebab tanpa aba-aba, orang yang tidak dikenalinya mengambil ponselnya begitu saja.
"Tolong, ada maling," teriak Asyila ketakutan. Sebab disini sangat sepi.
Sosok tadi langsung membekap mulut Asyila agar cewek itu diam. "Het dah. Diem ngapa," ucap sosok itu. Asyila berusaha untuk membebaskan diri. Karna kesal, sosok tadi langsung melepaskan Asyila.
"Ini gue." Sosok itu melepaskan helm yang tadi menutupi seluruh bagian wajahnya. Asyila menbelakak tidak percaya. Shock, bahagia, campur aduk dah. Asyila langsung memeluk sosok yang tadi ia tuduh sebagai maling.
"Busyet. Asylan. Seneng banget huaaaa," ucap Asyila memeluk Asylan sangat erat. Sampai-sampai cowok itu kehabisan napas.
Sekedar informasi, Asylan itu kakak plus kembaran Asyila. Cowok itu menampilkan ekspresi datar.
"Kenapa? Lo gak seneng ketemu gue?" tanya Asyila.
"Gue baru dateng, tapi lo udah teriakin gue maling," ucap Asylan tersinggung.
"Ya, maaf. Lo sih bukannya langsung dibuka itu helm. Kenapa juga ngambil hp gue mendadak. Kan jadinya gue ngira yang enggak-enggak," ucap Asyila terkekeh dan tidak ingin disalahkan.
"Gak jadi kangen sama lo," ucap Asylan dan langsung menaiki motornya.
"Lah kenapa? Gara-gara tadi gue tuduh maling? Ya maaf sih, Lan. Kan dedek mu yang cantik jelita ini tidak tau jika itu engkau," ucap Asyila naik ke atas motor ninja merah milik Asylan dan memeluknya agar Asylan tidak marah.
"Abang kuh tercintah. Udah ya, jangan marah," ucap Asyila dengan wajah yang memelas.
Asylan berbalik dan mengacak-acak rambut Asyila. "Enggak kok Dedek kuh tercintah. Abang mu yang paling tampan ini tidak marah," ucap Asylan dengan wajah percaya dirinya.
Asyila melepaskan pelukannya. "Idih. Percaya diri bat lo. Ya iya lah lo paling ganteng. Orang cuma lo Kakak laki-laki gue," ucap Asyila.
"Yaiya. Makannya kan tadi gue bilang Abangmu yang paling tampan. Gue salah gak?" tanya Asylan menarik turunkan alisnya.
Asyila menepuk pundak Asylan. "Udah ah, jalan. Hihaaaa," ucap Asyila dengan pandangan ke depan. Layaknya seperti seseorang yang sedang menunggang kuda.
"Dikira kuda kali gue kampret," ucap Asylan menyalakan mesin motornya dan melesat membelah jalan raya.
😗😗😗
Lakas memarkirkan motornya di garasi rumah. Cowok itu langsung masuk ke rumah setelah memarkirkan ninja hitamnya. Setelah diambang pintu, wajahnya pucat pasi. Ia terkejut. Untuk apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakasyila
Teen FictionPinter? Iya. Ganteng? Wo ,ya, jelas. Tapi kenapa lo gak suka sama gue? - J. Lakas Perdana Pinter? Lah iya itu otak lo. Ganteng? Iya Ganteng, kata orang itu juga. Menurut gue, muka lo itu bad. Gak ada manis-manisnya. Tambah lagi, katanya lo Bintang s...