Hari ini hari minggu, tanggal 22 September adalah hari ulang tahun Lakas. Tepat hari ini, Asyila akan datang ke pesta ulangtahunnya ditemani dengan Asylan. Asyila mengenakan gaun dengan warna kesukaannya yaitu biru muda. Sedangkan Asylan memakai kemeja warna putih yang lengannya digulung sampai siku dan bawahan celana katun berwarna hitam.Asyila ternganga melihat rumah mewah yang sepertinya ini milik Lakas. Rumah bercat putih dengan banyak lampu yang menyala di setiap sudut rumah membuat rumah itu terlihat lebih megah saja. Ini jelas rumah yang berbeda dengan rumah Lakas yang pernah Asyila kunjungi sebelumnya.
"Jangan lupa mingkem," ujar Asylan menutup mulut Asyila yang terbuka lebar. Asyila yang mendapat perlakuan seperti itu oleh Asylan menatap cowok tersebut dengan tatapan sebal lalu meninggalkannya masuk ke dalam lebih dulu. Asylan yang merasa ditinggal sendiri oleh adiknya itu, berlari mengejar Asyila kemudian menarik lengannya, menyuruh untuk berhenti.
"Jangan masuk dulu elah. Gandeng tangan gue kek. Biar gak kelihatan
banget ngenesnya," ujar Asylan menarik tangan Asyila agar menggandeng tangannya. Namun, dengan segera Asyila menarik tangannya kembali dan beranjak masuk kedalam. Asyila dibuat terpaku oleh isi dalam rumah megah tersebut. Tidak hanya dari luarnya saja, tetapi dalamnya juga bikin siapa saja yang melihatnya akan merasa 'wahhhhh'.Tepat di ruang tengah. Asyila memilih diam sebentar untuk melihat-lihat. Matanya terpaku pada balon besar berwarna pink. Melihat Asyila yang sedang diam memandangi balon besar itu, Asylan menghampiri kembarannya. Asyila meminta Asylan untuk memotretnya tepat di balon pink itu. Kemudian ia berpose ala-ala model.
"Gimana? Bagus ora?" tanya Asyila. Asylan menunjukkan hasilnya pada adik kembarnya itu.
"Bagus. Makasi Abang," ujar Asyila menarik tangan Asylan mengikuti salah satu pengunjung disana yang pasti akan mengarah ke tempat pesta diadakannya ulang tahun Lakas. Asyila tidak tau tempatnya dimana.
Asyila dan Asylan telah berada di dekat kolam renang. Disana sudah banyak orang. Yang berada disana pasti teman-teman sekelas Lakas. Di pinggir kolam, ada panggung kecil disana yang disampingnya berdiri Lakas yang sedang berbincang dengan Hendra dan Nanda.
Pesta akan dimulai pukul tujuh malam. Artinya tersisa waktu lima menit lagi sebelum pesta di mulai. Lakas terlihat biasa-biasa. Tidak ada raut senang di wajahnya. Yasudah lah.
Sudah pukul tujuh malam yang artinya pesta dimulai. Lakas naik ke atas panggung untuk meniup lilin serta teman-temannya juga berbaris untuk ikut naik ke atas dan mengucapkan selamat ulang tahun. Tidak ada lengkungan yang tercetak di bibirnya membuat Asyila lesu dan hal yang buat Asyila semakin lesu adalah ketika ia melihat Lakas berpelukan dengan Melly.
Asylan sudah menghilang entah kemana. Katanya mau nyari cewek cantik. Yaudah, iyain aja lah ya. Ketika sedang asyik memperhatikan Lakas, datang seorang wanita yang tiba-tiba menarik tangannya menuju pinggir kolam.
"Jangan merhatiin cowok orang!" ujar Melly dengan suara keras membuat pusat perhatian seluruh orang disana menuju ke mereka. Melihat Melly yang sudah seperti itu, Lakas berjalan mendekat ke arah Asyila dan Melly sebab pirasatnya mengatakan jika Asyila akan dikerjai lagi kali ini.
Asyila diam saja, tidak merespon. Itu membuat amarah Melly bergejolak dan ia mendorong Asyila ke kolam. Dengan refleks, Lakas berlari lalu menceburkan dirinya ke kolam demi menyelamatkan Asyila. Namun, dia melupakan satu hal yang membuat dirinya tenggelam.
Dari kejauhan, Hendra melihat semuanya. Tanpa menunggu lama, cowok tersebut turun ke kolam untuk menyelamatkan Asyila dan Lakas yang tidak bisa berenang. Sok-sokan si lu njir. Tenggelem kan.
Disisi lain, Asyila yang menerima perlakuan seperti itu merasa kesal dan tidak terima. Untung saja Asyila bisa berenang, minimal untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ia keluar dari kolam, gaunnya basah kuyup serta rambut yang sudah ia tata pun jadi berantakan akibat terkena air.
Asyila mendengus dan menghampiri Melly. Wajah cewek itu terlihat panik menatap kolam renang. Seluruh orang pun seperti itu. Asyila berbalik untuk melihat apa yang mereka semua lihat. Lakas tenggelam. Karena panik, Asyila menceburkan dirinya kembali ke kolam untuk menyelamatkan Lakas yang susah mendapatkan oksigen. Suasana menjadi tegang melihat apa yang terjadi.
Asyila merangkul dan membawa Lakas ke pinggir dengan susah payah. Dibantu dengan Hendra untuk menaikkan tubuh Lakas ke atas. Ini diluar dugaan. Lakas tidak mengira jika Melly akan mendorong Asyila ke kolam.
Dari dulu, Lakas memang tidak bisa berenang karena ada sesuatu hal yang membuatnya menjadi seperti ini. Namun, dulu tidak separah sekarang yang baru nyemplung ke kolam sudah tenggelam. Saat Ibunya masih ada, Ibunya pernah jatuh ke kolam karena sang Ayah yang mendorongnya secara sengaja. Bukan tanpa alasan Edgar seperti itu sebab Ibunya punya hubungan khusus dengan lelaki lain selain Edgar. Hal itu membuat sang Papa murka dan kehilangan akal. Saat itu, Lakas masih berumur tujuh tahun menangis tersedu melihat Ibunya yang engap- engapan di dalam kolam. Anak kecil itu menyeburkan diri ke dalam kolam untuk membawa Ibunya ke pinggir. Setelah sampai pinggir, Lakas meminta bantuan Ayahnya untuk membantu menaikkan tubuh Ibu untuk naik ke atas sebab Lakas tidak punya tenaga yang kuat saat itu karena tubuhnya yang mungil. Dan Ayah membantunya.
Sedikit cerita, Edgar itu sebenarnya Ayah tiri Lakas. Ayah kandungnya sudah meninggal sebelum ia lahir ke dunia karena kecelakaan pesawat. Dan, Ibunya menikah lagi dengan Edgar karena perjodohan setelah wanita itu melahirkan anak pertamanya. Ibunya yang masih terbilang sangat muda itu sempat menolak. Namun, akhirnya mereka menikah dan Ibu tidak punya alasan untuk menghindar dari perjodohan ini. Edgar sangat mencintai Allisya— ibu Lakas—. Maka dari itu, mendengar Allisya punya lelaki lain, Edgar sangat marah.
Post ulang:v
Akhiran bab ini flashback ke masa lalu Lakas dan alasan dia tidak bisa berenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakasyila
Teen FictionPinter? Iya. Ganteng? Wo ,ya, jelas. Tapi kenapa lo gak suka sama gue? - J. Lakas Perdana Pinter? Lah iya itu otak lo. Ganteng? Iya Ganteng, kata orang itu juga. Menurut gue, muka lo itu bad. Gak ada manis-manisnya. Tambah lagi, katanya lo Bintang s...