Asyila turun dari motor ninja merah milik Asylan. Ia dan Asylan berangkat bersama hari ini. Baru saja ingin membuka helm yang masih terpasang di kepalanya tapi urung ketika mata Asyila tertuju kepada seseorang yang dikenalinya sedang berbincang dengan Melly. Orang itu adalah Sasa. Ada urusan apa sahabatnya berbincang dengan Melly yang notabenenya adalah orang yang sering menyakiti Asyila.
Asyila yang penasaran memilih untuk tetap diam pada posisinya dan menyuruh Asylan untuk pergi terlebih dahulu ke dalam kelas. Asyila membuka telinga lebar-lebar agar terdengar perbincangan antara sahabatnya dengan pacar Lakas yang posisinya tidak jauh dari posisi Asyila sekarang. Cewek tersebut memilih untuk duduk di atas motor milik Asylan agar tidak pegar karena terus berdiri.
"Jadi, sekarang gue harus apa?" tanya Sasa dengan raut datar yang terpampang di wajahnya.
"Tugas lo sekarang itu bilang ke Asyila, kalau dia di undang ke pesta ulang tahun Lakas yang bakal gue adain nanti. Awas aja sampe gak bilang," ucap Melly dengan senyum miring tercetak di bibirnya.
Asyila mendengar perbincangan mereka. Tanpa sadar matanya berkaca-kaca menahan tangis. Jadi, Sasa bersetongkol dengan Melly dan menjadi orang suruhannya.
Sasa menatap Melly dengan tatapan sinis. Cewek itu pasti akan melakukan hal aneh lagi kepada Asyila dan mengerjai sahabatnya. "Lo mau ngerjain dia lagi?" tanya Sasa. Asyila meneteskan air matanya mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut sahabatnya. Sungguh, Asyila tidak percaya ini, tetapi apa yang ia dengar keluar langsung dari mulut Sasa.
"Yaiyalah. Gak ngerjain dia itu berasa ada yang kurang tau gak?"
Sasa mendengus dan dadanya naik turun sebab kekesalannya tidak terbendung. "Mau sampai kapan lo ngerjain dia? Gue udah nuduh dia dengan ngepos foto dia dan Lakas di Instagram yang padahal sebenernya lo yang ngerebut Lakas dari Asyila. Gue juga udah ngelakuin apapun yang lo suruh buat ngerjain sahabat gue sendiri. Sampai kapan hah?"
Asyila berdecih mendengar ucapan Sasa yang mengatakan jika dirinya sahabat cewek tersebut. Ia menyeka air matanya yang tidak mau berhenti untuk mengalir. Sahabat? Cih. Sahabat mana yang menjadi mata-mata dan jadi orang suruhan untuk melukai sahabatnya sendiri. Stop! Asyila tidak ingin mendengarnya lagi. Cewek tersebut turun dari motor lalu berjalan menghampiri Sasa dan Putri dengan helm yang sengaja tidak ia lepas untuk menutupi wajahnya yang sudah berantakan sebab air mata yang membasahi wajahnya.
"Gue kecewa sama lo," ucap Asyila kepada Sasa dan beranjak dari sana menuju ke dalam gedung sekolah. Cewek tersebut tidak melepas helm yang masih melekat pada kepalanya sehingga menjadi pusat perhatian seluruh siswa siswi yang berlalu lalang dan berpas-pasan dengannya di koridor.
Di persimpangan, Asyila berpas-pasan dengan cowok yang ia sukai. Siapa lagi jika bukan Lakas. Asyila menghadang jalannya membuat Lakas terheran-heran sebab cowok tersebut tidak mengenalinya karena penampilan Asyila yang sangat berbeda. Cewek itu memakai jaket perpaduan antara biru muda dan kuning serta kepala yang tertutup oleh helm membuat wajah gadis itu tidak terlihat.
"Gue Asyila," ucap Asyila. Lakas mengernyit lalu membuka kaca helm Asyila hingga wajah cewek itu terlihat. Lakas membukakan helm tersebut kemudian memberikannya kepada sang pemilik. Tangannya mengusap sisa air mata di pipi Asyila.
"Apapun masalahnya. Cewek gue gak boleh lemah. Kalau dirasa gak sanggup, bisa nangis. Tapi gak boleh ada yang lihat, selain gue. Ya, kayak sekarang," ucap Lakas mengaitkan jarinya dan jari Asyila kemudian membawanya ke taman belakang sekolah.
Setelah sampai sana, Lakas menyuruh Asyila untuk duduk di bangku taman yang disusul cowok jangkung itu yang juga duduk tepat di sampingnya.
"Lo mau es krim?" tanya Lakas. Asyila menggeleng menolak tawaran dari Lakas.
"Kenapa?
"Maunya coklat," jawab Asyila dengan tatapan memohon. Lakas bangkit dari duduknya berniat ingin membelikan coklat untuk Asyila, tetapi tangannya di cekal oleh gadis tersebut yang disertai dengan tawa renyah Asyila.
"Bercanda elah, Kak. Lihat lo senyum, udah bikin mood gue kembali, kok," ujar Asyila. Lakas tersenyum sesuai yang diinginkan Asyila. Cowok itu mengacak-acak rambut Asyila agar cewek itu merasa kesal.
"Kurang lebar senyuman lo," ujar Asyila sembari menarik kedua sudut bibir Lakas agar tersenyum lebih lebar.
"Orang ganteng senyum dikit cewek langsung kicep. Cuma lo doang, kalau gue senyum, malah pengen dilebarin senyuman gue," ucap Lakas.
"Yaiya. Lo kan emang ganteng," ujar Asyila malas, "gue lebarin senyum lo biar gue seneng. Jangan datar Mulu kek aspal kalau sama gue. Entar gue kek orang bego, setiap gue ngomong sama lo, ekspresi lo datar terus gak nyaut apa yang gue omongin."
"Hm," balas Lakas hanya bergumam.
"Tuhkannnn. Baru juga diomongin." Asyila mengalihkan pandangannya berakting jika ia ngambek. Namun, Lakas tidak membujuknya melainkan malah mencubit pipi gadis itu dan tertawa melihat wajah Asyila yang sangat imut jika kedua pipinya ditarik.
🐰🐰🐰
Maaf guys... Telat ehehe. Besok Update lagi yaw. Tapinya sore atau malam.
Jangan lupa Voment + Kritsarnya😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakasyila
Teen FictionPinter? Iya. Ganteng? Wo ,ya, jelas. Tapi kenapa lo gak suka sama gue? - J. Lakas Perdana Pinter? Lah iya itu otak lo. Ganteng? Iya Ganteng, kata orang itu juga. Menurut gue, muka lo itu bad. Gak ada manis-manisnya. Tambah lagi, katanya lo Bintang s...