Setelah menyalimi tangan Yuli dan mengucapkan salam, Asyila keluar dari dalam rumah dan diikuti oleh Hendra, Nanda, Putri, dan Sasa. Mereka berempat mengajak Asyila untuk belajar bersama di rumah Putri. Asylan gak ikut karena ia ingin bermain play station di dalam kamar. Katanya mumet belajar mulu. Butuh refreshing.
Cewek itu numpang di mobil milik Putri, Nanda yang menyetir. Sedangkan Sasa dan Hendra satu motor.
Nanda sudah menancap gas. Asyila membuka aplikasi wattpad untuk membaca cerita disana. Namun fokusnya buyar karna mendengar Nanda dan Putri mengobrol.
"Yang, kamu nanti mau makan bakso gak?" tanya Nanda menatap Putri sekilas. Setelahnya dialihkan ke jalanan di depannya.
"Gak ah Nan. Bosen gue makan bakso mulu," jawab Putri, "entar aja dirumah ku masak nasi goreng, Asyila yang masak," sambungnya.
Asyila memelotot tak percaya. Ia tidak salah dengar kan? "Lo barusan bilang apa? Gue masak?" tanya Asyila.
Putri mengangguk anggukan kepalanya. "Iye, lo nanti masak. Tenang, gue sama Sasa bantuin."
Asyila menghela nafas pasrah. Nanda dan Putri melanjutkan perbincangan. Asyila menyesal tidak memilih untuk berangkat sendiri saja. Ia jadi nyamuk disini.
"Woy, jangan kacangin gue kek," ucap Asyila merasa bosan.
"Resiko lah Syil." Putri tertawa ngakak melihat temannya yang sangat ngenes. Tidak ada yang bisa diajak ngobrol, Nanda dan Putri sibuk sendiri.
Ketika sudah sampai di rumah Putri. Asyila tanpa menunggu lama, langsung keluar dari mobil dan menyelonong masuk ke dalam rumah, tapi sebelumnya Asyila mengucapkan salam. Rumah Putri di hari biasa seperti sekarang, selalu sepi. Karna orangtuanya sibuk bekerja. Paling sesekali mereka ada dirumah.
"Hello Bi," sapa Asyila kepada Bibi yang menjadi pembantu rumah tangga keluarga Putri.
"Oh iya Non. Non mau minum apa? Teh atau jus?" tanya Bibi.
"Aku ngambil cemilan di kulkas ya Bi?" tanya Asyila meminta ijin. Bibi mengangguk saja.
Asyila kembali ke ruang tamu dengan banyak makanan di tangannya. Putri hanya menggeleng melihat tingkah temannya.
"Gak tau diri ya tamu," ucap Putri dengan nada menyindir. Asyila hanya nyengir kuda.
"Ya maapin. Gue lapar," ucap Asyila menyantap makanan yang ia bawa.
Asyila duduk di sofa ruang tamu dan menyalakan televisi. Ia memilih FTV yang ditayangkan di siang hari.
"Ni anak sapa si? Kita kesini buat belajar, bukan buat nonton tv," ucap Sasa dengan suara keras.
"Bentaran napah," kata Asyila. Ia masih asyik menguyah makanan ringan ditangannya.
"SYILAA! BELAJAR!" teriak Putri dan menghampiri Asyila yang menampilkan wajah tak berdosanya.
"Muka lo minta di tabok tau gak Syil?" tanya Putri.
"Asiap Pak Bos." Asyila mengeluarkan buku yang ia bawa dari dalam tas. Asyila hanya memegang buku itu tanpa membacanya. Fokusnya masih mengarah pada televisi yang masih menayangkan FTV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakasyila
Fiksi RemajaPinter? Iya. Ganteng? Wo ,ya, jelas. Tapi kenapa lo gak suka sama gue? - J. Lakas Perdana Pinter? Lah iya itu otak lo. Ganteng? Iya Ganteng, kata orang itu juga. Menurut gue, muka lo itu bad. Gak ada manis-manisnya. Tambah lagi, katanya lo Bintang s...