••• 1 •••

58 7 0
                                    


Apa!!! Perempuan??!!"

Plakk...

------------------------------------------

Bugh.. Bugh..

"Axel!!!"

Lelaki bertubuh tinggi dan tegap berdiri didepan dua korban yg tengah terluka. Lelaki tersebut sudah sangat hafal apa yang akan dilakukan si penghajar jika ia tidak langsung memaksa untuk membawanya pergi.

Lelaki itu pun menarik tangan kecil dan indah dengan paksa, membawanya pada sebuah lorong sempit dan kumuh.

Brakk...

Lelaki tersebut tidak ragu untuk membanting tubuh ramping itu ke sebuah tembok.

"Hentikan!"

Plakk...

Pukulan keras jatuh di pipi yang semula putih nan lembut berubah menjadi merah dan kasar, tanpa adanya perlawanan dari orang yang ada dihadapannya sekarang.

"Pulanglah sekarang, jangan buat keributan."

Lelaki tersebut mengikatkan seutas kain putih di telapak tangan milik seseorang yang terlihat kecil dan lembut.

"Jika kau tersulut emosi, genggamlah dengan kuat kain ini."

.........

"Axel, kau sudah pulang! Duduklah mari kita makan bersama. Ayah sedang tidak ada pekerjaan, jadi kita akan menghabiskan waktu bersama malam ini."

Axel yang terlihat jalan dengan badan terhuyung sedikit memaksakan untuk berjalan tegap seperti tidak terjadi apa - apa.

"Bagaimana kalau malam ini kita ke gym seperti biasa?" tanya Ayah dengan nada bersemangat.

"Terserah Ayah" Jawab Axel dengan nada pasrah sembari menghembuskan nafas dengan kasar.

.........

"Lihatlah, kemampuanmu sekarang semakin meningkat Axel!" Ayahnya terlihat sangat bangga karena melihat Axel yang mampu mengangkat dua barbel yang masing - masing memiliki berat 5 kg.

"Ayah, aku lelah, aku mau pulang." -Axel

"Hmm.. Tapi sekarang kau mudah lelah ya. Baiklah." -Ayah

Mereka pun pergi meninggalkan tempat gym. Selama perjalanan Axel berpikir bahwa ia akan segera merebahkan tubuhnya ke kasur, menyantap berbagai macam camilan. Tetapi sebelumnya ia harus membersihkan lukanya dulu. Lalu setelah itu ia akan melanjutkan menonton film kesukaannya sampai tengah malam. Atau jika tidak, ia akan membaca novel sampai matanya mengantung. Namun,

"Kita kemana Ayah?" -Axel

"Heii tidak seru sekali langsung kembali ke rumah, kita akan menghabiskan waktu sampai tengah malam dengan bermain video game! Video game tidak akan membuatmu lelah Axel" -Ayah

'Hmm... Selalu seperti ini' keluh Axel yang hanya berani ia simpan dalam hati.

Ia berdo'a dalam hati semoga tempat ini kebakaran pada saat itu juga agar dia bisa melarikan diri kemanapun dia mau.

.........

Angan - angan indah Axel selalu lenyap! Semuanya gara - gara sang ayah! Ia melakukan semua ini dengan terpaksa, ia merasa terkurung, terpenjara, terisolasi oleh situasi yang dihadapinya saat ini. Setiap malam tidak pernah ia tidak meneteskan air mata di bantalnya. Ia memang sengaja melakukan kebiasaan ini tiap malam, karena dengan begini hatinya akan terasa sangat tenang.

-WW 💖🙏

Accept Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang