••• 6 •••

7 4 0
                                    

Meisie, kyra dan Aileen sedang berkumpul di koridor sekolah. Mereka melakukan rutinitas mereka, yaitu bergosip ria.

Mereka adalah 3 sahabat karib yang sama - sama dari keluarga terpandang dan kaya. Orangtua mereka mempunyai bisnis yang sama dan sukses.

Mereka sangat menyukai tantangan, salah  satunya adalah menggoda Axel si pemarah. Meskipun sudah babak belur beberapa kali, mereka masih tetap menganggap menggoda Axel adalah hal yang menyenangkan dalam hidup mereka.

Salah satu dari mereka yang bernama Aileen sangat geram dengan tingkah laku Axel selama ini. Kedua temannya yg lain cuek saja meskipun dihajar beberapa kali pun yang penting mereka puas telah berhasil menyulut emosi Axel.

Namun, Aileen satu satunya yang tidak mau kalah. Baru - baru ini ia minta didaftarkan beladiri di sebuah klub yang berkelas dan terkenal. Aileen bekerja keras sampai ia dapat menguasai banyak teknik agar dapat menantang Axel yang sok jago katanya.

Kabarnya Aileen menyukai Ezra. Tapi Aileen tidak berkeinginan sebesar itu untuk memiliki Ezra sampai - sampai melakukan hal yang diluar akal.

Bagi Aileen ia bahagia jika melihat Ezra bahagia. Dia juga bukan gadis murahan yang ingin melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Ezra.

.........

"Nak, kurasa kau harus memotong rambutmu"

"Maaf ayah aku tidak bisa"

Axel merasa akan ada hal yang paling menyakitkan sebentar lagi. Air matanya hampir menetes. Tapi Axel adalah gadis yang kuat, gadis yang ditakuti seluruh sekolah, gadis yang selalu mengutarakan emosinya dengan tenaga bukan dengan air mata.

'Tidak boleh!' bentak Axel dalam hatinya, ia tidak boleh menangis pada saat ini.

"Axel! Apa kau sekarang berani membantah ayah!"

"Tidak ayah kumohon. Hanya rambut ayah, Axel janji hanya rambut tidak apa - apa kan"

"Rambutmu yang panjang akan memengaruhi perilakumu! Kau pasti akan ribut menyisir, menguncir dan itu akan membuatmu terlihat seperti perempuan!"

Ayahnya menyeret paksa Axel ke kamar dan mengambil gunting. Axel bukan gadis yang bodoh, sebelumnya dia sudah membuang seluruh gunting dirumahnya begitu melihat rambutnya yang mulai panjang.

Saat ayahnya marah dan sibuk mencari gunting, Axel memberanikan diri untuk kabur dan berlari secepatnya mengeluari rumah. Melewati taman tempatnya menemukan lelaki gitar. Dan ia bersinggah di sebuah gang kecil.

Axel sudah tidak tahan lagi dengan air matanya, kini ia rasa sudah saaatnya untuk menumpahkan semuanya.

Axel duduk menekuk lutut sambil membenamkan muka pada lututnya. Ia menangis begitu hebat, namun jika ada orang yang melihatnya mungkin orang itu akan menganggap bahwa ada gadis yang tertidur lelap.

Walaupun sekencang apapun Axel menangis, dari gerakan tubuhnya sangat tidak terlihat jika ia sedang menangis. Ia sangat pandai mengatur isakan dan tubuhnya agar tidak bergetar saat menangis. Ia tidak mau terlihat lemah oleh orang lain.

Sebuah tangan menyentuh rambut gadis itu.

"Aku tahu bahwa kau sangat lemah"

-WW 💖🙏

Accept Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang