28

1.2K 48 11
                                    

Kurang baik aja gue kan jadi author:))

Baru beberapa hari up udah up lagi, ngebet kek mau kawin:V

Mangkannya karna gue baik, kalian juga baik dong.. Kasih vote

Happy Reading😽

*****

Saat Keysha hendak keluar, dirinya hampir bertabrakan dengan tubuh seorang lelaki yang sepertinya hendak masuk ruangan Iqbal.

Keysha lalu mendongakkan kepalanya. "Leo?"

Bryan tersenyum pada Keysha. "Halo" sapa Bryan.

Iqbal dan Gilang sama sama menatap Bryan sinis.

"Nggak ngundang lo" ucap Gilang datar.

"Ini emang bukan pesta. Jadi nggak perlu undangan kan?" Bryan kembali menatap Iqbal dan Gilang tajam.

"Kalo gitu nggak terima tamu kayak lo"

"Tamunya kok milih milih"

"Biarin aja. Masuk lo kalo mau" ucap Iqbal dingin.

"Yang sakit aja nggak papa. Lo kok ribet"

"Leo, kita pulang yuk" ajak Keysha.

"Kita?"

Keysha mengangguk. "Iya, Leo anterin Shasha pulang. Mau kan?" Keysha tersenyum tipis pada Bryan.

"Oke ayo" ajak Bryan lalu menarik lengan Keysha.

"Ash" desis Keysha. Ketiga lelaki tersebut menatap Keysha. Pergelangan tangannya berdarah. Why? Pintu tidak ada yang bisa membuat pergelangan Keysha berdarah. Lalu pergelangan tangan Keysha kena apa?.

"Eh maaf. Lupa masukin cutter ke tas. Kena lo ya? Hehe" kata Bryan tanpa rasa bersalah lalu memasukan cutter yang ntah sejak kapan ditangannya itu ke dalam tasnya.

"Perih"

"Sama kalo gitu. Udah imbang kan? Lo nampar gue tadi. Itu juga perih. Bahkan sampe bikin gue malu. Gue balik" Bryan lalu meninggalkan Keysha begitu saja.

Pergelangannya? Untung tidak terkena nadi. Cukup dalam, darah yang mengalir juga cukup banyak.

Gilang tidak tinggal diam, dia langsung menghampiri Keysha. "Gue aja" Iqbal lalu turun dari ranjangnya sambil membawa tiang infus menghampiri Keysha.

Gilang mengangguk. Iqbal lalu menghampiri Keysha dengan langkah agak susah.

"Masuk dulu. Biar gue obatin" ucap Iqbal sambil meraih pergelangan tangan Keysha yang berdarah.

Keysha hanya mengangguk menurutinya, mereka lalu duduk disofa. Gilang langsung memberikan obat merah serta perban pada Iqbal.

Iqbal langsung mengobati luka Keysha. "Ah perih" keluh Keysha.

"Tahan"

"Ash.. Perih kak"

"Tahan Keysha" mata Iqbal tetap fokus melihat luka Keysha. Melupakan infus ditangannya. Bahkan tidak mengerti Keysha yang sedang memperhatikannya.

Keysha✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang