The LUCKIEST Bastard | 43

55K 2.7K 39
                                    

UPDATE!!

Ga terasa ternyata aku udah engga update seminggu

Anyway, seperti biasa

JANGAN LUPA VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!!

Happy Reading

Playlist: Scars To Your Beautiful - Alessia Cara

____________

"A-Aku harus pergi," ucap Ara gemetaran. Ia mendorong tubuh Liam sekuat mungkin dan berlari keluar dari ruangan Liam. Ia keluar menuju ke jalan raya untuk menenangkan pikirannya. Sementara itu, Liam mengacak rambutnya frustasi. Kenapa jadi seperti ini?!

Ara masuk ke dalam lift khusus karyawan dan memencet lantai paling bawah. Sesampainya di bawah, Ara langsung berjalan cepat keluar dari lift. Suara ketukan heels-nya yang cukup keras pun mengundang beberapa pasang mata, salah satunya Alan yang bertepatan ada disana.

Sementara itu, Liam mengacak rambutnya frustasi. Ia mengepelkan tangannya kemudian meninju meja kerjanya sangat keras, membuat tangannya terluka dan berdarah. Nafas Liam naik turun tidak teratur, emosi di dalam dirinya bergerjolak tidak beraturan.

Ia berjalan ke sofa kemudian merebahkan tubuhnya disana sembari memejamkan matanya dan memijat pangkal hidungnya. Liam mengusap wajahnya kasar dan kembali mengacak rambutnya.

"Apa yang telah aku katakan?!" Gumamnya frustasi.

Liam bangkit dari posisinya kemudian memanggil Dustin melalui interkom. Tak lama kemudian Dustin masuk ke dalam dan menghampiri Liam yang kini tengah meneguk segelas brandy kesukaannya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Tanya Dustin sopan.

"Cepat cari Ara," perintah Liam datar.

"Sepertinya dia baru saja keluar dari perusahaan, Tuan. Apakah kalian bertengkar?" Ucap Dustin dan sedikit memelankan nadanya ketika bertanya. Liam mengangkat wajahnya kemudian menatap Dustin.

"Apa yang kau tahu?" Jawab Liam sinis.

"Maafkan saya, Tuan," ucap Dustin sopan.

"Sekarang cari Ara," perintah Liam tanpa menatap Dustin.

"Apa sebaiknya anda memberinya waktu untuk menyendiri? Saya yakin Nona Jenner pasti akan kembali nanti," balas Dustin. Liam terdiam memikirkan perkataan Dustin.

"Apakah kau yakin?" Tanya Liam.

"Tentu saja, Tuan," jawab Dustin. Liam menganggukkan kepalanya pelan kemudian ia mengisyaratkan Dustin untuk keluar dari ruangannya. Diluar, Dustin terkekeh melihat bosnya yang sangat polos akan cinta.
_____

Matahari yang tadinya bersinar tepat diatas kepala kini sudah turun dan tergantikan oleh bulan. Ara semakin mengeratkan mantel yang ia kenakan karena dinginnya cuaca malam ini. Kurang lebih sudah hampir empat jam Ara berjalan tanpa tahu arah.

Saat ini ia berjalan di pinggiran danau. Ia berjalan sembari mengamati orang-orang yang juga berjalan disana. Daerah ini tidak ramai namun juga tidak terlalu sepi. Ara menghirup aroma ciri khas air yang begitu menenangkan.

Netra birunya mengedarkan pandangan ke seluruh tempat dan akhirnya terfokuskan ke satu titik. Ada sebuah club yang cukup elit dan sepertinya tidak terlalu ramai. Tanpa ia sadari, kakinya melangkah untuk masuk ke dalam club itu.

The LUCKIEST Bastard [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang