The LUCKIEST Bastard | 25

67.9K 3.3K 16
                                    

UPDATE LAGI!!!

Maaf kalo banyak typo, hari ini aku benar-benar capek tapi pingin update hehe... tapi ya akhirnya jadi agak kurang fokus gitu

JANGAN LUPA VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA!!

Happy Reading

Playlist : Scared To Be Lonely - Martin Garrix & Dua Lipa
_________

Ara terbangun dari mimpi mengerikannya. Jantungnya berdetak cepat dan keringat dingin bercucuran. Benar-benar mimpi yang menegangkan, batin Ara.

"Anda sudah bangun, Nona Jenner," kata seorang perawat yang sedang mengatur selang infus Ara.

"Hah?" Ara terbengong. Ara menatap ruangan sekelilingnya yang mirip dengan kamar rumah sakit dan aroma obat yang sangat tajam. Kesadarannya mulai terkumpul dan baru sadar kalau sekarang ia berada di rumah sakit.

Mimpinya terasa begitu nyata, seakan-akan Ara mengalaminya. Membayangkan mimpi itu lagi membuat seluruh tubuhnya merinding.

"Sudah berapa lama aku tertidur?" Tanya Ara.

"Anda pingsan karena hampir saja ditabrak dan siuman sepuluh jam kemudian," jelas sang perawat. Kini Ara menganggukkan kepalanya mengerti dan itu bukan mimpi.

"Saya akan memanggilkan dokter untuk memeriksa keadaan anda, nona," izin sang perawat kemudian keluar dari ruang inap Ara.

Ara merebahkan tubuhnya kembali diatas ranjang pasien. Ia menghela nafasnya panjang sementara matanya menatap langit-langit ruangan.

Tak lama kemudian dokter yang dipanggil oleh perawat tadi masuk dan memeriksa keadaan Ara.

"Keadaan anda sudah stabil, nona. Hanya saja kejadian yang anda alami menimbulkan sedikit trauma. Tetapi anda sangat beruntung tidak mengalami luka fisik karena saat itu kau dilindungi kekasihmu," kata sang dokter sembari mencatat sesuatu di laporannya.

Kekasihnya? Liam?

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Ara pelan.

"Hm.... Dia mengalami patah tangan," jawab sang dokter, "Anda bisa keluar dari rumah sakit kalau dalam dua hari ke depan kondisi anda stabil. Saya permisi," usai mengucapkan permisi, dokter yang memeriksa Ara itu keluar diikuti oleh perawatnya.

Ara tertegun. Mendengar Liam menyelamatkannya sampai tangannya patah, membuat hati Ara terasa remuk. Dengan cepat Ara turun dari ranjangnya dan keluar dari ruangannya. 

"Permisi, dimana kamar pasien yang bernama William Maxwell?" Tanya Ara kepada salah satu dokter jaga.

Dokter jaga itu mencarikan melalui komputer di depannya kemudian menjawab, "Maaf, nona. Tidak ada pasien kami yang bernama William Maxwell."

Ara mengerutkan keningnya. Kalau bukan Liam, siapa yang menyelamatkannya?

Ara mengucapkan terima kasih kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya dnn terkejut melihat Liam yang sudah duduk manis di sofa yang tersedia. Liam duduk dengan kedua tangan dilipat dibawah dada dnegan tatpaan datarnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah tanganmu patah?" Tanya Ara yang semakin bingung karena tangan Liam terlihat baik-baik saja.

"Tanganku tidak patah," jawab Liam. Ara mengernyitkan keningnya. Ini semakin memusingkan, pikirnya.

The LUCKIEST Bastard [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang