part 16

9.2K 481 34
                                    



Sakura duduk ditepi ranjang yang langsung menghadap jendela besar kamarnya.
Sakura duduk memeluk kedua lututnya.
Dia tidak menangis hanya saja ia merenung.
Ia lelah menjalani hidup seperti ini.
Dimana  hidupnya yang dulu terlihat sangat bahagia dengan keluarga, sahabat dan kekasihnya kini tinggal luka yang mengores meninggalkan jejak yang perih.
Yang torehan oleh orang-orang terkasih yang sangat ia sayangi dan ia cintai.
Sakura dulu selalu mencoba mengimbangi pola pikir sasuke yang lebih dewasa darinya.
Sakura juga selalu memahami sikap Sasuke yang cuek dan dingin terkadang sakura harus menahan hati saat sasuke selalu mengabaikannya.
Saat memutuskan untuk menikah saja sakura harus benar-benar memantapkan hati agar menyakinkan bahwa keputusan yang ia ambil memang benar.
Hatinya sangat sakit bahkan memilih untuk lari dari semua.
Lari dari kenyataan yang menyakitkan mungkin sakura sekarang tidak percaya dengan cinta.
Sakura kembali mengingat perdebatan yang terjadi diantara mereka.
Sakura tahu sasuke terlihat frustasi  tapi kembali lagi bayangan akan kejadian itu membuat sakura menutup hati untuk sasuke.
Dia masih belum bisa percaya kepadanya.
Sakura menghela nafas.
Sakura bangun dari duduknya lalu Ia menutup tirai jendela setelah itu ia membaringkan diri diatas ranjang.
Dia lelah, ia ingin istirahat dan berharap esok hari yang indah baginya.


Tak jauh beda dengan sakura,ino duduk diatas ranjangnya mengingat hal yang terjadi antara ia dan sai.
Ino mengusap wajahnya kasar.
Ino tidak menyalahkan dirinya baginya sai memang pantas mendapatkan balasannya.
Ino hanya melindungi dirinya untuk tidak kembali terluka namun dia masih memikirkannya.
Ino menghela nafas lelah sebelum dia membaringkan dirinya yang cukup lelah dengan masalah percintaannya.
Ino tidak akan memikirkannya lagi dia hanya dapat mengikuti takdir yang akan membawanya pada siapa




Sasuke duduk didalam mobilnya. Ia belum beranjak dari sana.
Sasuke duduk bersandar.
Sasuke bingung harus melakukan apa lagi agar sakura mau memaafkannya?.
Semuanya usaha sudah dia lakukan.
Apa ia harus menyerah dan membiarkan sakura bersama orang lain?tapi membayangkannya membuat sasuke tidak bisa terima.
Sasuke menghela nafas lelah.
Sasuke memilih untuk melajukan mobilnya menuju hotel untuk istirahat besok ia akan memikirkannya lagi.

Sai berdiri dibalkon kamar hotelnya.
Ia membiarkan angin malam menerpa dirinya.
Ia memejamkan mata lalu membukanya kembali.
Sai menatap langit yang tanpa bintang malam ini.
Malam ini terasa sangat sunyi sama dengan hatinya sekarang.
Sendirian dalam kesunyian yang membuat diri sangat menyedihkan.
Sai menertawakan dirinya sendiri.
Apa ia harus menyerah?dia menjadi pesimis saat mendengar setiap perkataan ino.
Sai memang belum bisa menjanjikan masa depan yang diharapkan Ino. Pekerjaannya masih menjadi kendala.
Sai belum bisa menjanjikan dirinya selalu ada untuk ino namun ia tidak bisa diam saja saat tahu secara terang-terangan sasori mendekati Ino.
Sai tahu bahwa ia belum bisa membahagiakan ino tapi egonya tidak mau mengalah untuk merelakan ino.
Sai sebenarnya tidak ingin menyerah dan hatinya.











"Pagi ino"

Sapa sakura saat melihat ino yang baru saja duduk dimeja makan.

"Pagi"

Balasannya dengan wajah kusutnya.

"Kau terlihat masih mengantuk"

"Aku tidak bisa tidur semalaman"

Ino tidak mau memikirkannya namun kejadian itu terus masukin pikirannya yang membuatnya tidak bisa memejamkan mata.

"Apa kita istirahat saja hari ini?'

Sakura terlihat khawatir dengan kondisi ino walaupun dirinya sendiri juga kurang tidur.

"Aku akan tetap membuka toko,tidak perduli mereka mau datang"

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang