tiga puluh empat💔

409 94 13
                                    

"Pulang gak, La?" Tanya Ryujin yang baru saja selesai membereskan isi tasnya. Cewek Shin itu menunggu Isla yang masih membereskan buku paketnya di ambang pintu kelas. Anak-anak lain udah pada pulang, tinggal mereka berdua yang tersisa di sini karena baru selesai ekskul.

Ryujin dengan ekskul panahannya dam Isla dengan ekskul seninya, "Lo duluan aja deh, Ryu. Gue mau beresin lukisan gue dulu kayaknya. Mau gue bawa pulang."

Kepala Ryujin mengangguk-angguk tanda mengerti, "Gue temenin enggak?"

"Gak usah, kayaknya gue juga agak lama di sini."

Tangan Ryujin menepuk pelan bahu Isla sebelum benar-benar pergi dari salam kelas, "Hati-hati ya, La. Gue duluan kalo gitu."

Senyuman tipis mengembang di bibir Isla selagi kepalanya ia anggukkan tanda setuju, "Lo juga hati-hati."

Setelah eksistensi Ryujin benar-benar hilang dari dalam kelas, Isla mengeluarkan handphone nya karena merasa ada pesan masuk entah dari siapa.

Beomgyu

| Gue tunggu di gerbang

Hah? |

| Pulang bareng

Ga ah, gue msh ekskul |

| Boong, gue liat tmn ekskul lo dh pd plg

Trs? Gue ga mau plg sama lo |
Read

Isla mendecak sebal sambil memasukkan handphone-nya kasar ke salam saku almamater. Kenapa Beomgyu selalu kekeh untuk mengajaknya pulang bersama sih akhir-akhir ini? Tolong, jangan membuat Isla berharap untuk kesekian kalinya. Jangan membuat pertahanan yang sudah Isla bangun runtuh cuman karena tawaran pulang bareng.

Isla enggak mau segampangan itu untuk menerima rayuan mantannya yang brengsek.

Dalam perjalanannya menuju ruang seni, Isla menghentak-hentakkan kakinya sehingga menimbulkan gema di koridor. Untungnya koridor udah sepi, jadi enggak malu kalau menunjukkan amarah atau rasa kesalnya di sini.

Prak!

Langkah Isla terhenti begitu mendengar suara bising dari ruang seni. Entah kenapa, suara berisik dari ruang seni itu terdengar aneh, seperti ada yang merusak atau mematahkan sesuatu. Makanya Isla reflek banget berhenti di tengah rasa kesalnya. Isla mengernyitkan dahinya sambil melangkahkan kaki dengan pelan ke depan pintu ruang seni, cewek Huang itu membuka pelan pintu ruangan tersebut.

Kedua mata Isla membelalak terkejut begitu menyaksikan hal membuat jsntungnya hampir jatuh ke lambung.

Kim Minju.

Cewek Kim itu sekarang baru aja mematahkan kanvas yang terdapat lukisan wajah Beomgyu di sana. Bahkan bukan hanya itu, Minju mematahkan beberapa lukisan yang ada nama pena Isla nya. Kedua mata Isla memanas begitu Minju mematahkan lukisan tentang senja yang kemarin Isla lukis.

Melihat kedatangan Isla, Minju bukannya berhenti. Cewek Kim itu semakin menjadi dan menginjak-injak seluruh lukisa milik Isla.

"Lo gila ya?!" Pekik Isla sambil mendorong kencang tubuh Minju sehingga punggung Minju menghantam tembok. Rasanya Isla udah gak peduli lagi betapa marahnya Minju saat ini, karena hatinya terlalu kacau melihat semua lukisan yang ia buat dengan susah payah hancur berkeping-keping.

Semuanya kotor.

Tidak ada yang bisa Isla perbaiki.

Air mata menetes begitu saja dari manik hazelnya.

Sementara Minju hanya tertawa remeh melihat Isla yang kini tengah berlutut sambil memungut kanvas yang sudah tidak berbentuk itu.

"Lo udah rebut semuanya dari gue, La. Jadi lo pantes dapetin ini." Kata Minju sambil menginjak tangan Isla membuat sang empunya meringis sakit.

Isla yang masih terisak tidak terima segera berdiri dan mendorong pundak Minju lagi, "Lo gak waras? Cuman gara-gara Beomgyu lo kayak gini?" cewek Huang itu menghentikan ucapannya sejenak karena rasa sesak dan marah berkumpul di dadanya, "Ambil, Minju. Gue gak peduli lo mau apain Beomgyu, AMBIL AJA DAN PERGI DARI HIDUP GUE!" Bentak Isla sambil menggebrak meja di sampingnya.

Minju kembali tertawa dan kali ini dia menarik kerah seragam Isla, membuat cewek Huang itu mau gak mau harus mendekat dan menatap lurus yang ada di hadapan.

"Gue benci sama lo, Isla Huang!" Desis Minju sambil menghempaskan tubuh Isla dan pergi dari ruang seni.

Gak lupa cewek Kim itu banting pintunya sekencang mungkin membuat Taehyun dan Yeonjun yang melewati ruang seni sedikit terperanjat karena ulahnya.

Dahi Yeonjun mengernyit heran, "Tu cewek ngapa dah?" Tanya Yeonjun kesal.

Sementara Taehyun malah terdiam melihat Minju yang baru saja keluar dari ruang seni. Entah kenapa, perasaan Taehyun enggak enak. Cowok itu segera membuka pintu ruang seni yang langsung menyuguhkan eksistensi Isla yang sedang menangis di sana.

"Isla?! Lo kenapa?!" Pekik Yeonjun yang berada di belakang Taehyun. Taehyun diem, cowok itu gak bisa berkata apa-apa melihat keadaan Isla sekacau ini. Bisa Taehyun lihat punggung tangan Isla yang memerah dan sedikit memar itu.

Taehyun sama Yeonjun jalan menghampiri Isla dan bantuin membersihkan kekacauan yang Minju buat.

Melihat keberadaan Yeonjun dan Taehyun, rasanya Isla ingin menangis sekencang mungkin. Air matanya lagi-lagi menetes ketika bertemu tatap dengan cowok Kang itu, "Gue harus gimana?" Lirih Isla yang entah kenapa malah membuat hati Taehyun jadi sakit banget.

Gue gak bisa liat lo terus menderita gini, La.

Singgah | Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang