tiga puluh dua💔

864 152 32
                                    

Isla menorehkan cat berwarna jingga ke atas kanvas yang tengah ia lukis. Lukisan yang ia kerjakan selama 1 minggu itu udah hampir selesai, mengingat perjuangan yang Isla lakukan selama membuat lukisan bertemakan pemandangan di kala senja itu reflek membuat sudut bibir Isla tertarik ke atas membentuk senyuman tipis nan manis. Baru aja Isla menggerakkan tangannya untuk menorehkan cat berwarna putih ke kanvas, tiba-tiba aja ada yang dengan sengaja menyenggol sikut cewek Huang itu membuat cat putih tersebut tertoreh di tempat yang enggak seharusnya.

Isla mendengus keras dengan bibir yang sediki terbuka. Kepalanya sekarang udah noleh ke arah orang yang dengan brengseknya ngerusak lukisan yang udah Isla buat selama satu minggu penuh.

"Ups, sorry."

Rahang Isla mengeras begitu tau siapa yang baru aja dengan sengaja nabrak lengannya. Kini telapaknya mengepal kuat-kuat di samping tubuh mungilnya, "Maksud lo apa, Kim Minju?"

Tawa sarkas menguar gitu aja dari sela bibir Minju yang membuat Isla makin geram. Cewek Kim itu melangkah mundur dengan sorot mata lurus ke arah cewek di hadapan. Tawanya udah berhenti, tapi senyuman manis yang justru keliatan nyebelin banget di mata Isla dengan jelas bertengger di bibir kecilnya, "Gue enggak sengaja." Katanya seakan enggak mau disalahkan.

Dahi Isla mengernyit samar dengan tangan yang bergerak untuk mengambil kanvas yang udah hancur banget rasanya di mata Isla, "Lo gak tau gue bikin ini--"

"Gue gak peduli." Sela Minju masih dengan senyuman miring yang bertengger di bibir.

Isla mendengus kesal, ia lipat bibirnya ke dalam dan menggigit pelan bibirnya. Baru aja Isla mau membuka suara untuk membantah kata-kata Minju, justru cewek Kim itu mendekatkan tubuhnya ke arah Isla membuat cewek Huang itu reflek melangkah mundur, "Lo itu gak pantes, La. Dari awal Beomgyu punya gue, dan lo datang ngerebut semuanya."

Dahi Isla berkerut samar, sejak kapan Isla ngerebut Beomgyu dari Minju? Bahkan cewek Huang itu enggak inget kapan dirinya ngerebut cowok orang. Karena setaunya, dulu Beomgyu emang enggak lagi menjalin hubungan dengan siapapun.

Minju mendorong bahu Isla beberapa kali menggunakan telunjuk nya sehingga tubuh kecil cewek Huang itu sedikit terhuyung ke belakang, "Bukan gue yang rebut Beomgyu. Tapi, lo Isla Huang. Lo."

"Gara-gara cewek enggak jelas kayak lo, Beomgyu jauhin gue." lanjut Minju sambil bersidekap depan dada.

Isla beneran enggak nyangka, cewek yang murah senyum kayak Minju ini ternyata bermuka dua kayak sekarang? Apalagi cuman karena cowok dia jadi kayak gini? Astaga, seandainya Isla gak punya hati, dah Isla jambak manusia kayak Minju ini.

"Gue gak ngerti lo ngomong apa." Kata Isla dan jalan ngelewatin tubuh Minju. Belum sampai ke pintu, tiba-tiba aja tangan kanan Isla di tarik kenceng banget sama Minju sampai tubuh Isla mau enggak mau harus berbalik ke belakang. Bahkan bukan cuman sekedar di tarik, tapi cewek Kim itu menggenggam erat pergelangam Isla sampai cewek Huang itu sedikit meringis karena genggaman Minju kenceng banget.

"Lo gila, hah?" Bisik Isla sambil sedikit nahan sakit yang udah Minju timbulin, "Lepasin enggak?!" Sentak Isla mencoba hempasin tangan Minju tapi sayangnya tangan cewek Kim itu kuat banget.

Sudut bibir Minju tertarik ke atas membentuk senyuman sarkas, "Jauhin Beomgyu, atau tangan lo gue patahin biar gabisa ngelukis lagi?" Minju mempererat genggamannya ngebuat cewek Huang itu mengaduh.

Decakkan sebal keluar dari sela bibir Isla seiring dengan kakinya yang nendang keras kursi samping Minju ngebuat cewek itu reflek ngelepas genggamannya di pergelangan Isla, "Gue udah ga ada hubungan apa-apa sama Beomgyu! Berhenti datengin gue!" Katanya sambil nunjuk wajah Minju enggak suka dan pergi dari ruang seni.

Isla mendecak sambil ngeliatin lantai koridor yang dilewatinnya. Tangan sebelah kirinya kini udah megangin tangan sebelah kanannya yang udah kerasa nyeri banget. Bisa Isla liat bercak merah yang Minju timbulkan di pergelangan tangannya, "Cewek gila!" Keluh Isla.

"Tangan lo kenapa?" Tanya orang yang tiba-tiba berdiri tepat di hadapan Isla ngebuat cewek itu harus dongakkin kepalanya dan liat siapa yang ada di hadapan.

Pas Isla angkat kepalanya, udah ada Beomgyu di hadapan yang sekarang lagi merhatiin tangan Isla. Cowok Choi itu reflek raih tangan Isla untuk liat apa yang tejadi sama pergelangan mantan-nya itu. Isla hela napasnya sambil lepasin genggaman Beomgyu dan jalan lewatin cowok itu.

Beomgyu balik badan sambil raih tangan Isla yang satunya, "Tangan lo kenapa?!" Tanya Beomgyu lagi karena enggak kunjung dapet jawaban dari Isla. Tapi pertanyaannya yang sekarang lebih kentara rasa khawatirnya dibanding barusan yang lebih terdengar datar. Lagi-lagi Isla hempasin tangan Beomgyu sambil natap mata cowok itu lurus dengan rasa enggak suka yang tersirat di sorot matanya, "Sejak kapan lo peduli? Mending lo pergi." Katanya dengan dahi yang berkerut samar.

"Mau pulang? Gue anter."

"Gak mau." Tolak Isla cepet sambil berusaha lepasin tangan Beomgyu yang megang tangannya lembut.

"Minju?" Beomgyu menghentikan kalimatnya sejenak, "Dia yang bikin tangan lo kayak gini?"























"Minju?" Beomgyu menghentikan kalimatnya sejenak, "Dia yang bikin tangan lo kayak gini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Singgah | Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang