delapan belas💔

767 177 6
                                    

Play song Juniel - Here I Stand OST I'm Not a Robot






"Jangan ngelamun gitu dong, La." Sentak Ryujin sambil ketukkin sendok ke permukaan meja yang lagi Isla pantengin dengan khusyunya. Bahkan Ryujin yang ada di hadapannya serasa invisible banget karena cewek Huang itu bener-bener ngelamun. Makananpun enggak dimakan bikin Ryujin makin khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

"La, lo gak mau cerita gitu? Gue tau sih lo tiap hari juga ngegalau, tapi ini keknya dah level maksimal." Gerutu Ryujin bikin Isla langsung dongakkin kepalanya dengan tatapan sendu yang mungkin gak bisa Ryujin artikan untuk sekarang.

Cewek Huang itu hembusin napasnya berat, "Gue putus."

Isla terdiam sejenak, terlihat raut wajahnya yang gak enak banget Ryujin liat. Rautnya bener-bener kacau untuk seorang Isla Huang yang setiap hari galau. Kalau yang biasanya level 1-5, sekarang udah level 10. Bener-bener kusut banget. Ryujin reflek angkat tangannya dan pegang bahu Isla, tapi kedua matanya gak fokus ke cewek itu. Karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatiannya.

Siapa lagi kalau bukan sosok Choi Beomgyu yang baru aja masuk ke kantin dengan perempuan yang bisa di bilang udah ngancurin hubungan mereka berdua? Mungkin.

Enggak terlihat rasa sedih di sorot mata Beomgyu bikin Ryujin bener-bener gedeg banget.

Baru aja cewek Shin itu mau beranjak dari duduknya, Isla lebih dulu nahan tangan Ryujin, "Mau kemana?"

"Beomgyu brengsek banget, La. Dia mutus---"

"Gue yang mutusin!" Sentak Isla cukup keras bikin beberapa pasang mata langsung terarah ke dua orang di tengah kantin itu. Ryujin reflek melebarkan kedua matanya, "Lo ga bisa--"

Beomgyu yang ada di depan sana ikut menoleh ke arah Isla dan Ryujin yang masih berdebat. Dahinya reflek mengernyit heran.

"Bisa, Ryujin! Gue bisa putusin Beomgyu!" Isla bilang gitu enggak keras-keras banget. Tapi dikarenakan suasana kantin yang mendadak hening karena pernyataan tiba-tiba Isla, suara Isla pun jadi terdengar cukup--sangat jelas di telinga mereka semua.

Gak sedikit dari orang-orang di sana nutup mulutnya karena enggak nyangka.

Termasuk Choi Beomgyu yang sekarang udah berjalan ke arah dua perempuan yang duduk di meja samping etalase kantin.

Sebenernya penghuni kantin udah ga begitu kaget dengan putusnya hubungan Isla dan Beomgyu dikarenakan jarak mereka berdua yang semakin lama semakin berjarak. Ditambah lagi kehadiran sosok Minju yang selalu ada di samping Beomgyu. Membuat penghuni sekolah semakin yakin kalau hubungan mereka mungkin aja udah kandas.

Tapi yang paling bikin mereka kaget terheran-heran, kalau ternyata Isla yang mutusin hubungan duluan.

"Maksud kamu apa?" Tanya Beomgyu begitu nyampe di hadapan Isla. Isla lepasin genggamannya di tangan Ryujin pelan-pelan dan mulai alihin fokus sepenuhnya ke arah cowok bermarga Choi itu.

Sudut bibir Isla tertarik ke atas membentuk senyuman tipis nan miris bikin Beomgyu seketika mendengus, "Apa tadi kamu bilang?"

"Kalau gue ulang, lo mau ngapain?" Ketus Isla yang jujur, bikin Beomgyu kaget setengah mati. Pertama kali dihidupnya dia ngeliat sorot mata Isla ke arahnya yang super dingin dan gada ketertarikkan sama sekali. Sorot mata Isla yang biasanya cerah disertai senyuman hangat, namun sekarang berbeda 180°.

"Kita ga bisa putus kaya gini." Kata Beomgyu yang gak kalah dingin. Isla langsung mendengus sebal diiringi tawa remeh, "Gue baru tau kalau bahkan lo bakal peduli kalau gue putusin."

"La--"

"Oh iya, lo kan cuman peduli sama Mama juga Renjun ya," Isla ketawa dan berdiri dari duduknya, "Gue lupa." Terdengar dari tawanya terselip rasa sakit.

Ryujin menganga terkejut ngeliat setiap kata yang terlontar dari bibir Isla. Kemana perginya seorang Isla Huang yang super bucin ke Beomgyu? Kemana perginya seorang Isla Huang yang selalu melempar senyuman hangat gak peduli bagaimana keadaan hatinya?

Ryujin serasa liat orang lain di diri Isla sekarang.

Beomgyu mencebikkan bibirnya dan langsung tarik tangan Isla menjauh dari pandangan orang-orang banyak. Perasaan Beomgyu bener-bener campur aduk kali ini. Ada rasa gak terima di hatinya ketika ngeliat Isla dengan entengnya ngelontarin kata putus gitu aja.

Sesampenya di ruang ekskul basket yang kosong, Beomgyu lepasin genggamannya dari pergelangan tangan Isla. Kedua tangannya berkacak pinggang dengan kepala yang ia tundukkan dalam-dalam bikin Isla ngernyitin dahinya bingung.

"Kenapa tiba-tiba, La?"

Seketika tawa remeh teralun gitu aja dari sela bibir Isla, "Bukannya ini yang lo mau? Bukannya lo emang mau putus dari gue tapi lo gamau mutusin duluan, iyakan?"

Beomgyu memijit pelipisnya pelan, dia bingung. Iya, Beomgyu menginginkan hal tersebut, lalu kenapa sekarang dia malah kaya gini ke Isla?

"Mungkin gue emang bahagia kalau gue deket sama lo, Gyu. Tapi, gue tau lo gakkan pernah bahagia kalau ada di samping gue."

Isla tarik napasnya dalam-dalam dan dia hembusin perlahan, "Makanya, gue lepasin lo biar lo nemu kebahagiaan yang selama ini lo pengen. Jadi, gausah tahan diri lo untuk deket sama Min--Oh gue lupa, bahkan lo ga pernah nahan diri buat deket sama Minju di depan gue."

Isla raih tangan Beomgyu dan dia genggam pelan, "Gausah ngerasa gak enak lagi sama Renjun. Anggap aja kita ga pernah berhubungan. Masalah mama sama papa, gue bakal omongin baik-baik sama mereka."

Sudut bibir Isla tertarik membentuk senyuman tipis, "Jangan bikin gue makin berharap karena lo tahan gue kaya gini, Gyu. Gue gak mau jatuh untuk kedua kalinya sama orang yang sama."

Isla lepasin genggamannya dan keluar dari ruang basket, tapi lagi-lagi cowok itu tahan tangan Isla bikin cewek bermarga Huang itu mau gak mau harus berbalik, "Isla, aku emang mau putus, tapi gak gini caranya."

"Terus? Gue harus nunggu lo yang lepasin gue gitu? Gue gak boleh lepasin lo duluan?" Bibir Isla bergetar. Isla lipat bibirnya ke dalam dan dia gigit pelan guna nahan air mata yang dah hampir keluar dari pelupuk matanya.

Isla lepasin genggaman Beomgyu dan dorong dada cowok itu bikin Beomgyu ngambil langkah mundur, "Kenapa lo egois banget sih, Gyu?"

Beomgyu hembusin napas kasar, "Kamu yang nyatain perasaan duluan Isla!"

"Harusnya lo gak usah terima kalau emang gak mau!" Bentak Isla yang sukses bikin Beomgyu bungkam.

"Lo gak mau pacaran sama gue, tapi lo tahan gue kaya gini sekarang," Air mata Isla mulai mengalir. Lagi-lagi, itu bikin Beomgyu segera nundukkin kepalanya, Beomgyu gak mau liat Isla nangis. Karena itu cuman bakal bikin rasa bersalah di hatinya makin membucah, "Apa mau lo, Choi Beomgyu? Jangan kaya gini, tolong." Lirih Isla dengan kedua tangan yang sekarang dah nutupin seluruh wajahnya guna membungkam isakkan.

"Jangan bikin gue berharap, kalau lo aja gak bisa kasih ruang kosong di hati lo."



















Lagi-lagi, aku mencintaimu setulus hati.
Namun kau tetap saja tidak tau.
Satu saja dalam sudut ruang hatimu,
bisakah kau memberikannya padaku? - [ Juniel - Here I Stand ]

Singgah | Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang