Jimin duduk diamㅡnyaris seperti anak hilang, karna sedari tadi hanya mendengarkan dua wanita paruh baya yang tengah berbincang asik,
Iya, saking terlalu asik, Jimin dilupakan telak.
Sebenarnya, tujuan utama itu Jimin mau dipertemukan sama calonnya. Tapi kata ibunya belum pulang, sudah jalan pulang katanya.
Gak butuh waktu lama, lelaki muda datang dengan tas ransel disampiri disebelah bahu, hampiri mereka.
"Ini anaknya pulang. Kenapa lama?"
"Maaf? Macet tadi,"
Jimin menengok kearah pemuda berambut hitam legam, dan kedua tatapan mereka bertemu. Jimin terpana telak dengan manik hitam pemuda tersebut,
"Jungkook, kamu duduk dulu sini. Kenalin, ini Jiminㅡcalonmu,"
"Oh,"
Gila. Jimin mau mati aja dengar respon Jungkook yang terlampau cuek, santai, singkat. Lengkap sudah.
Berakhir Jungkook meringis sakit karena ibunya mencubit lengangnya,
"Kamu ganteng, jangan cuek. Sana ngobrol berdua. Malam ini Jimin nginap,"
Jungkook menggedikan bahunya acuh, lantas hampiri Jimin, tangan Jungkook terulur untuk Jimin.
"Ayo ke kamar,"
"Jungkookㅡkalimatmu ambigu,"
Jungkook mendengus sekilas, memang ibunya iniㅡastaga.
"Mama aja yang pikirannya kemana-mana. Jangan salahin aku,"
Uluran tangan Jungkook diterima, Jimin dan Jungkook berakhir pergi ke kamar dengan saling menggenggam tangan satu sama lain, meninggalkan mama Jeon yang wajahnya memerah telak.
Gak salah memang, toh Jungkook ajak Jimin ke kamar karena memang mau ngobrol dikamar. Bukan aneh-aneh.
|
"Gak pegel berdiri terus?"
"Iyaㅡkenapa?"
Jungkook menghela nafasnya, tarik halus tangan Jimin, duduk di sampingnya.
"Jangan kaku, santai,"
Jimin manggut pelan, senyuman canggung jelas terukir. Jungkook tau Jimin gugup, sama sebenarnya. Tapi Jungkook berusaha terlihat santai,
"J-jungkook, kalo aku nginap disiniㅡtidur dimana?"
Tanya Jimin gugup, bahkan gak tatap Jungkook sama sekali. Jungkook menaikan sebelah alisnya.
"Kamar cuma duaㅡlo tidur disini,"
Jungkook jawab terlampau santai, gak sadar Jimin nahan malu dan gugup sekaligus? Iya, jelas gugup. Tidur sekamar sama calonnya atau bahkan satu kasur?
"Lo ngantuk?"
Jimin menggeleng sekilas, dan Jungkook mengernyitkan alisnya. Jungkook tau Jimin bohong, jelas matanya sudah memerah.
"Bohong, mata lo merah tuh,"
Jimin bungkam telak, bahkan wajahnya memerah samar, ketahuan bohong sama calonnya.
"Tidur sana, gue mau nugas dulu,"
Jimin mengalah, niatnya mau tunggu Jungkook tidur juga, tapi yahㅡkatanya mau nugas. Yasudah, lagi pula Jimin total mengantuk.
Jimin membaringkan tubuh, memejam mata, siap jemput mimpi,
"Tidur, Jimin."
Jimin nyaris terpanaㅡsuara Jungkook terlampau halus, bahkan Jungkook mengelus surai coklat Jimin.
Berbeda dengan Jungkook yang sebenarnya terpesona telak sama calonnya.
;
Spesial buat nemenin malming kalian yang sendiri dirumah, hehe :D