Rintik air hujan turun, dinginnya telak menusuk kulit walaupun sudah di dalam rumah.
Jimin bergelung di dalam selimut sambil peluk lengan berotot calonnya yang asik main game di ponselnya.
Jimin bergulung selimut mirip anak kucing. Jungkook reflek terkekeh, mau rasanya gigit makhluk mungil di sampingnya ini.
Jungkook dibuat meledak gemas, dikecuplah pucuk surai Jimin.
"Ngapain cium-cium?"
"Kenapa? Gak suka?"
"Siapa bilang gitu?"
"Gak ada, kan gue tanya."
Jimin mendecih kesal, tapi pelukan dilengan Jungkook semakin erat. Jungkook fokus ke game lagi,
"Jung,"
"Jungkook?"
Jimin lepas pelukannya, tatap tajam Jungkook. Pinggang Jungkook jadi sasaran cubitan maut Jimin.
"SAKIT, ANJING." Jungkook elus pinggangnya, yang kemarin belum sembuh, sekarang dapat cubitan lagi.
"Kasar sekali itu mulut. Kacang mulu pula."
Jimin mengerucutkan bibirnya, pasang gekstur marah.
Jungkook hembus nafasnya, mendekat arah calonnya, dipeluk erat. Kepala Jimin dihujani kecupan lembut dari Jungkook.
"Maaf, lagi fokus tadi,"
"Selalu. Hampir kebal aku."
Jungkook terkekeh pelan, pipi gembil Jimin dicubit gemas, empunya meringis sakit.
"Masih marah?"
". . ."
"Diem? Yasudah,"
"Hishㅡmarah aku Jung ceritanya, marah."
Jimin masih setia pasang wajah kesalnya, kedua tangan dilipat depan dada. Jungkook ketawa keras,
"Jungkook, nanti aku pulang ya?"
"Kenapa? Masih marah?"
"Apasihㅡada kerjaan buat cafeku."
Jungkook ngangguk paham, "Yasudah, ayp. Gue yang antar, takut lo hilang. Gak jadi nikah ntar kita."
Keduanya sampai di depan rumah Jimin. Jungkook turun, hampiri pacarnya; bantu lepas helm,
"Mau mampir dulu?"
Jungkook menggeleng pelan, "Besok aja, sekalian jemput lo."
"Memang besok mau kemana?"
"Jalan aja, mumpung masih free."
Jimin ber-oh-ria, Jungkook masih berdiri di hadapannya. Tatap ke bawah, sebenarnya gak tau apa yang ditatap.
"Kenapa kamu?"
"Nanti tidur sendiri,"
Jimin mengernyitkan dahinya, tatap bingung calonnya. Total gagal paham apa yang dimaksud.
Jungkook rangkul Jimin, "Gak ada lo nanti, tidur sendiri. Gak ada yang bisa dipeluk,"
"Bisa peluk guling kan?"
"Bisa sih, tapikan kalo dipeluk gak seenak peluk lo. Lo tuh yaㅡenak dipeluk, badan lo total montok, empuk sialㅡSAKIT, JIM!"
Belum selesai ngomong tapi Jimin sudah tarik telingga Jungkook sampai memerah.
"Kamu hina atau muji aku?"
"Muji. Masa iya gue tega hina calon gue sendiri."
Jungkook bilang lugas, bahkan kelewat santai. Gak sadar Jimin sudah merona.
Jungkook gemas sama pacarnya. Ditoel gemas dagu Jimin sama pacarnya, wajahnya dihiasi senyuman bodoh.
"Udah ah, gue mau caw balik."
Baru Jungkook mau pergi, tapi lengan Jungkook ditahan sama Jimin. Jungkook balik tatap calonnya.
"Apa?"
Jimin jinjit lalu cium pipi calonnya, bahkan langsung lari masuk ke dalam rumahnya. Jungkook ditinggal sama Jimin tanpa ucapan perpisahan tapi Jungkook dapat plusnya juga,
Dicium Jimin.
|
Segini dulu ya, diriku mau menghadapi perang dunia ke delapan alias UAS, hehe. Doain semoga lancar ngerjainnya.