Prologue

123 15 6
                                    


                      Hari itu, ada seorang pria yang tiba-tiba muncul dihadapanku. Dia berkata, "aku belum pernah melihat anak yang membaca buku dengan serius seperti ini. Sepertinya kamu sangat menyukai buku ya?" Aku hanya mengangguk.

"Buku memanglah sebuah petunjuk untuk mengetahui lebih luas dunia ini, oleh karena itulah buku diciptakan, sebagai penuntun masa depan kita. Dari sebuah buku, kau akan mendapatkan sedikit cahaya yang membantumu menerangi jalan yang gelap. Namun, kegelapan juga bukan hal yang buruk. Kita bisa mengetahui terang setelah kita melihat kegelapan, itulah arti dari keseimbangan dunia. Kau tidak bisa menghilangkan sepenuhnya kegelapan dalam dirimu. Namun, kau dapat menutupinya dengan sedikit cahaya," ucap pria itu dengan panjang lebar, namun aku masih mendengarkannya.

"Jadi, apa paman dapat mengendalikan kegelapan dan cahaya dalam diri paman?" Tanyaku.

"Tentu saja tidak. Aku tidak dapat mengendalikannya karena aku belum belajar bagaimana caranya, namun aku masih bisa membuatnya seimbang," ucap pria tersebut.

"Kalau paman tidak bisa, apalagi aku yang hanya anak kecil," aku menyanggahnya.

"Hahaha," pria itu tertawa. "Jika kau terus belajar, kau pasti bisa. Kalau begitu, aku akan memberimu sebuah tiket untuk masuk ke perpustakaan," kemudian pria tersebut segera mengambil sebuah kertas berisi tulisan kuno.

"Tapi, kenapa paman memberikanku ini? Apakah paman tidak ingin kesana juga?" Tanyaku sedikit penasaran.

"Hidupku akan segera berakhir, aku tau jika kamu bukan anak biasa dan kukira kamu dapat mempelajari buku itu lebih baik. Ingatlah keberhasilanmu bukan karena keberuntungan, namun karena kepercayaan akan hal tersebut. Kau harus menemukan kepercayaan tersebut dan kau akan menjadi yang terhebat. Begitulah yang akan terjadi, dan untuk yang pertama. Aku mempercayakannya padamu. " Setelah mengatakan hal itu, pria itu menghilang bersama secara misterius.

Itu sudah sepuluh tahun yang lalu dan aku masih belum melupakannya. Kata-katanya terus membekas dalam diriku. Kini aku sudah masuk SMA dan aku masih suka membaca buku. Aku menyukai membaca karena itu membuatku tidak takut lagi. Karena ketakutan disebabkan oleh ketidaktahuan dan jika aku sudah mengetahui banyak hal, aku tidak akan takut lagi.

Dulu ketika aku masuk SMP, aku hampir tidak memiliki teman karena sikap dinginku dan sikap anti sosialku. Namun, aku selalu juara satu dalam berbagai bidang, bahkan olahraga. Entah kenapa, ketika berolahaga, tiba-tiba tubuhku terasa kesetrum kemudian aku memiliki kekuatan lebih padahal aku jarang berolahraga. Dan kini,aku masuk ke SMA favorit diseluruh negeri. Aku sering sekali diajak untuk bergabung ke OSIS maupun organisasi lain, bahkan guru-guruku pun memperlakukanku dengan istimewa. Namun, aku menolak semuanya dan lebih memilih untuk ikut klub perpustakaan. Meskipun sangat sepi dan bahkan sangat sedikit anggota klubnya, aku sangat menyukainya.

Namun, setelah beberapa hari aku berada di perpustakaan. Aku sering bermimpi agar dapat menemukan catatan yang hilang dan sebuah kunci, aku tidak tau apa maksudnya. Setiap malam selalu mimpi yang sama. Selalu saja, sehingga itu membuatku terganggu dan tidak fokus ketika bersekolah. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari kebenaran hal tersebut. Aku dating malam hari ke perpustakaan sekolah. Perpustakannya sangat besar, begitu pula pintunya. Untungnya aku membawa kuncinya karena jendelanya yang sangat tinggi diatas membuatku susah memanjat ketika akan masuk, jika tidak memiliki kuncinya.

Setelah masuk kedalam perpustakaan, aku segera menuju ke tempat yang ada dalam mimpiku, yaitu gudang perpustakaan. Dalam mimpiku, aku berjalan didaerah sekitar sana lalu menjatuhkan beberapa buku dan menemukan ruangan rahasia. Setelah itu di ruangan itu aku menemukan gambar bintang yang memiliki enam sisi dan berukuran besar yang ada di lantai. Aku segera melakukan hal yang sama dalam mimpi, namun tidak ada ruangan rahasia yang muncul. Aku masih bingung dan semakin penasaran. Sambil berpikir aku bersandar di rak buku. Tidak lama kemudian, aku terjatuh entah kemana. Sepertinya aku berhasil menemukan ruangan rahasia tersebut

Ruangan ini sangat gelap dan tidak ada lampu. Aku meraba-raba sekitar tempat ini, memeriksa apakah ada saklar lampu atau sejenisnya. Setelah sekitar dua menit aku mencarinya dan aku masih belum menemukannya, akhirnya aku melangkah kedepan. Tiba-tiba aku tersandung dan seketika banyak obor yang menyala. Dalam hatiku aku berpikir, 'sungguh betapa beruntungnya aku'

Dan benar sekali, disana aku melihat bintang dengan enam sisi. Aku mendekati bintang tersebut, semakin aku mendekat bintang tersebut mulai bercahaya. Aku terus mendekatinya hingga sampai ditengah-tengah bintang tersebut. Cahayanya semakin terang hingga aku tidak dapat melihat apapun. Kepalaku terasa pusing dan aku terasa mengantuk sekali. Disekitarku ada banyak warna seperti lubang hitam yang menyeretku pergi ke dunia lain. Namun, akhirnya aku pun pingsan.

Namaku Kuro dan inilah awal dari perjalananku menjelajahi dunia sihir.

CloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang