FLASHBACK
Tigabelas tahun yang lalu merupakan masa-masa terburuk yang pernah kualami. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan pesawat dan jasadnya tidak pernah ditemukan, padahal selain jasad kedua orang tuaku semuanya sudah ditemukan, bahkan seluruh bangkai kapal pun telah ditemukan. Karena itulah aku terpaksa harus tinggal di perpustakaan dan diadopsi oleh seorang penjaga perpustakaan tua. Tidak hanya sebatas itu, saat itu umurku yang masih empat tahun tentu saja belum bisa menerimanya setiap malam aku mencari ayah dan ibuku namun mereka tidak pernah muncul. Aku selalu menangis ketika malam hari. Bahkan ketika di taman kanak-kanak aku terus murung, guruku mulai cemas denganku, setiap kali ditanya aku selalu menjawab dengan wajah yang dingin.
Setelah dua minggu, aku mendapatkan sebuah surat dari seseorang yang bernama Zero. Dalam surat tersebut tertulis 'Jangan terus murung dan bersedih, aku akan memberimu beberapa hal yaitu kecerdasan dan ketangkasan. Gunakanlah untuk hal baik, jangan turuti nafsu dan hindari kesombongan. Bakatmu akan muncul ketika kau membaca surat ini' begitulah katanya.
Setelah membaca surat itu, bakatku mulai terlhat. Aku bisa membaca buku ketika berumur empat tahun dan bukan hanya satu bahasa, melainkan empat bahasa sekaligus Inggris, Jepang, Korea, dan Indonesia. Banyak orang yang kagum dengan kemampuanku, namun setiap kali aku membuat kagum, rasa sombong dalam diriku mulai muncul. Ketika aku berumur lima tahun, aku sering menyombongkan diri, ada orang yang menyukainya dan ada yang membencinya. Orang yang menyukai kesombonganku mereka memanfaatkanku untuk kepentingan mereka dan akhirnya aku terjebak dalam kebodohanku sendiri. Untung saja aku memiliki ketangkasan yang dapat membebaskanku dari belenggu orang-orang jahat tersebut. Sejak saat itu, kesombonganku mulai hilang.
Saat umurku lima tahun, aku mulai suka membaca buku. Saat itu tepat seminggu sebelum kakek penjaga perpustakaan meninggal dunia. Di akhir hayatnya, dia mempercayakan perpustakaan itu padaku. Aku sedikit senang, namun juga sedih dan berlinang air mata karena aku tau bahwa setiap harinya akan terasa berat bagiku, kehidupanku akan semakin susah.
Setelah satu tahun berlalu, putra dari kakek penjaga perpustakaan itu datang menemuiku. Dia ingin mengambil alih perpustakaan dan ingin dia ubah menjadi mall. Aku tentu saja menolak hal tersebut, namun putra kakek tersebut justru merebutnya dengan paksa. Dia memanggil banyak petugas pekerja untuk menghancurkannya. Aku yang tidak dapat berbuat banyak hanya mampu menyelamatkan beberapa buku penting yang tersimpan dalam sebuah kotak. Aku membawanya pergi sangat jauh hingga aku tidak tau itu dimana. Aku merasa kelelahan, haus, dan kelaparan. Ditempat itu aku tak tahu harus berbuat apa, karena dunia ini begitu kejam untuk anak yang berusia lima tahun. Tak beberapa lama ketika aku sedang membaca buku untuk menghilangkan rasa lapar dan haus, aku bertemu dengan seorang pria. Dia memberiku sebuah tiket menuju ke perpustakaan yang tidak aku ketahui dimana tempatnya. Dia muncul dan pergi secara misterius tanpa memperkenalkan dirinya.
Sejak saat itu, hidupku mulai membaik, aku menemukan tempat yang dapat kujadikan sebagai rumah, aku juga mendapatkan pekerjaan yang dapat menanggung biaya hidupku serta aku dapat bersekolah di sekolah yang bagus. Aku menganggap bahwa tiket itu sebagai jimat keberuntungan.
Sejak saat itu aku tak pernah menangis lagi, namun sikapku yang dingin masih membekas hingga sekarang.
FLASHBACK END
Tiba-tiba saja, aku mendengar suara seorang wanita, "hei, Kuro, sadarlah. Kuro bangun," suaranya sedikit samar-samar, mungkin karena aku masih setengah sadar.
Dia terus meneriakiku kata yang sama berulang kali. Hingga aku benar-benar sadar. Aku melihat sebuah kamar yang berukuran besar dan tentu saja ini bukan kamarku karena terlihat seperti kamar pada abad pertengahan. Di dinding kamar ada pedang dan juga armor, serta banyak benda-benda yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Namun, hal yang paling membuatku terkejut adalah disampingku duduk seorang wanita yang berparas cantik, rambutnya sepanjang bahu dan berwarna pirang, badannya sangat langsing dan juga berdada besar, matanya berwarna biru dan di setiap tatapannya terpancar semangat yang membara, dia memakai pakaian seperti pakaian zaman abad pertengahan yang dikolaboasikan dengan pakaian orang barat zaman sekarang. Aku segera reflek bertanya, "siapa kamu?"
"Apa kamu lupa denganku? Aku adalah putri kedua dari kerajaan Axoria. Aku adalah teman satu tim denganmu, bukankah kamu yang membangun tim itu untuk mengalahkan ras Iblis dan Malaikat?" ucap wanita tersebut.
"Aku tidak tau semua hal itu, aku tidak dapat mengingat apapun yang kau kataka...." Seketika kepalaku terasa pusing, "aduh!" jeritku. Ketika kepalaku berdenyut, aku melihat ingatan yang bukan milikku, ingatan itu terasa sungguh nyata dan itu membuatku bingung, apakah ini duniaku ataukah yang dahulu itu duniaku? Akankah aku merasa senang dengan duniaku ini? Ataukah aku harus mencari jalan kembali?
"Hei? Kuro? Kuro? Kuroooo!!" suara wanita itu memecahkan lamunanku.
"Tunggu sebentar, bagaimana kau tau namaku? Dan siapa namamu?" tanyaku.
"Namaku Ellie dan aku mengenalmu sejak kau bersekolah di akademi sihir. Kau memiliki bakat yang luar biasa sehingga raja menyuruhmu membentuk tim yang dapat menghancurkan kekuatan kegelapan dari ras iblis dan juga cahaya dari ras malaikat. Ras iblis dan ras malaikat terus berperang dan itu merugikan ras kita. Dan jika kau bertanya nama panjangmu, namamu adalah Kuro Zero," wanita itu menceritakan detailnya, "Hmmph, sepertinya kau kehilangan ingatanmu? Ini sungguh kabar yang buruk.," wajah wanita itu berubah menjadi cemas.
Kehidupanku mulai sekarang menjadi membingungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clover
FantasyBercerita tentang seorang remaja yang dari kecil suka membaca buku. Dia bertemu dengan seorang pria yang memberikan sebuah 'tiket' untuk masuk ke perpustakaan. Namun, tak disangka, ternyata ia malah masuk ke dunia lain. Disana ia harus membuat perda...